Masalah berawal ketika Mourinho menilai bahwa Preciado tidak sungguh-sungguh ketika menghadapi Barcelona. Laga antara Sporting Gijon kontra Barca sendiri dimenangi The Catalans.
Hal tersebut membuat Preciado tersinggung. Ketika Mourinho bertandang ke El Molinon, markas Gijon, suporter tuan rumah memberikan sambutan yang kurang menyenangkan kepada rombongan dari ibukota Spanyol tersebut. Media setempat melaporkan bahwa beberapa ofisial Real Madrid bentrok dengan pendukung tuan rumah pasca laga tersebut.
Kondisi ini membuat komisi negara anti-kekerasan, rasisme, xenophobia, dan intoleransi bereaksi.
"Dalam sejumlah berita yang dipublikasikan di media soal perang pernyataan antara kedua pelatih, komisi sepakat untuk menyatakan bahwa kedua pelatih juga berkontribusi menciptakan iklim permusuhan," demikian pernyataan komisi tersebut seperti dilansir dari Reuters.
"Komisi juga meyakini bahwa adalah hal yang penting untuk mencegah agar situasi seperti ini terulang kembali."
RFEF sendiri melalui juru bicaranya menyatakan komite kompetisi akan melakukan pertemuan pekan depan untuk membahas kasus ini.
Sementara itu kubu Real Madrid mengaku terkejut dengan pernyataan komisi anti-kekerasan tersebut. Hal itu disampaikan oleh direktur umum Jorge Valdano melalui situs resmi klub berjuluk Los Merengues itu.
"Kami merupakan pihak yang mengundang perhatian media, begitu pula Mourinho. Maka hal itubisa memberikan jalan bagi kontroversi agitatif dari kepribadian Mourinho dan juga apa yang diwakili oleh Real Madrid."
"Saya percaya Mourinho mengatakan argumennya sesuai konteks dan mereka tidak atau belum. Mereka lupa untuk merujuk pada pasal 75 peraturan federasi sepakbola Spanyol yang jelas-jelas mengatur hal semacam ini."
"Saya yakin bahwa perdebatan soal hal ini bakal semakin besar. Satu pelatih menggunakan argumen yang solid, sementara yang lain menggunakan fitnah. Pernyataan keduanya tidak bisa dipandang dalam level yang sama."
(via detiksport)
Foto: Jose Mourinho (gettyimages)
0 comments:
Post a Comment