lihat juga

Monday, February 11, 2013

Bahan Berbahaya Dalam Kosmetik Yang Perlu Kita Tahu

Maraknya kosmetik dalam maupun luar negeri membuat kita sebagai perempuan tertarik untuk membelinya. Karena klaim kosmetik natural atau alami, kemasan yang menarik, serta keunggulan produk.

Tetapi sebagai customer, pembeli, atau pengguna produk kosmetik (make-up maupun skin care) sebaiknya bersikap kritis. Jangan mudah tergiur "rayuan" keunggulan produk. Sebaiknya teliti sebelum membeli, khususnya komposisi atau ingredients yang biasanya tercantum di belakang produk atau tertulis di kertas penjelasan yang terdapat di kardus kosmetik.

Banyak sekali bahan yang harus dihindari pada produk kosmetik. Bahkan terkadang kita tak dapat menghapalnya satu per satu. Tetapi paling tidak bahan-bahan di bawah ini dapat dijadikan panduan dalam memilih produk kosmetik.

"Banyak bahan yang harus dihindari, sekarang ini masih banyak cleanser yang menggunakan SLS, even merek familiar pun msh mengandung SLS," ujar dr. Srie Prihianti, SpKK.

Bahan berbahaya yang terdapat di produk kosmetik antara lain:
  • Sodium lauryl sulfate (SLS) atau sulfactan
Bahan ini masih banyak ditemukan di cleanser atau facial wash. SLS mempunyai indeks iritasi cukup tinggi. Produk yang menggunakan SLS terasa kesat di kulit dan bersih. Di sisi lain hal itu telah mengangkat lemak kulit yang berfungsi untuk proteksi. Akibatnya proteksi kulit berkurang, sehingga kulit mudah meradang, iritasi, alergi, dan lainnya.
  • Pewarna
Pewarna di kosmetik, contohnya blush on, dapat menimbulkan flek di pipi (kecoklatan) jika sering menggunakannya. Begitu pula dengan parfum yang mengandung bergamot(salah satu jenis pewarna) akan meninggalkan bercak coklat di kulit. Namun produk untuk bayi sebaiknya tidak berwarna atau colorless.
  • Paraben
Paraben memiliki banyak jenis, seperti
Propylparaben, Isobutylparaben, Methylparaben, Buthylparaben, dan masih banyak lainnya. Paraben merupakan bahan pengawet yang berfungsi memertahankan produk agar self live-nya lebih lama.

"Bahan-bahan pengawet ini kalau dioleskan terlalu sering di kulit akan bereaksi dan efek jangka panjangnya bisa menimbulkan sesuatu yang lebih buruk dari itu. Paraben itu sebetulnya sudah lama, sebetulnya tidak boleh dipakai," papar Srie.
  • Mineral Oil
Mineral oil atau petroleum banyak digunkan untuk pelembab. Produk kosmetik yang mengunakan bahan ini akan membahayakan kulit, seperti kulit cenderung berminyak atau kusam. Meski demikian banyak kontroversi penggunaan mineral oil di kosmetik.

"Sebenarnya kita harus kritis menilai sebuah produk. Kadang-kadang produsen hanya memasukkan beberapa bahan organik, lalu mereka meng-klaim produknya natural, alami, atau organik, padahal di dalamnya masih banyak mengandung bahan kimia lain," lanjut Srie.

Jika produk yang ditawarkan benar-benar natural, harusnya tidak ada kandungan pengawet atau pewangi kimiawi. Menurut Srie, pemerintah harus melindungi customer dengan cara sertifikasi produk yang benar-benar natural dan tidak, seperti yang sudah dilakukan di Amerika Serikat. "Customer nggak bisa menghapal semua bahan berbahaya. Sebaiknya pilih skincare yg alami, aman, dan bikin kulit nyaman," tandasnya.

ads

Ditulis Oleh : gdfysx Hari: 1:00 PM Kategori:

0 comments:

Post a Comment

surf