lihat juga

Tuesday, February 12, 2013

Partai politik baru

Partai politik baru tidak akan tumbuh menjadi partai yang fenomenal, yang bisa mengimbangi partai politik lama. Selain belum memiliki modal yang cukup, partai politik baru yang bermunculan tersebut juga hadir pada saat kepercayaan publik terhadap partai politik turun. Menurut Koordinator Komite Pemilih Indonesia Jeirry Sumampow di Jakarta. ada dua kekuatan yang harus dimiliki sebuah partai politik (parpol) untuk tumbuh pesat dalam waktu singkat. Kedua kekuatan itu adalah kekuatan figur serta kekuatan organisasi.

Modal figur dan organisasi itulah yang dimiliki Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang perolehan suaranya melejit pada pemilu tahun 2004. Sebagai parpol baru, Partai Demokrat dan PKS langsung memperoleh lebih dari 7 persen suara sah nasional. Kekuatan lain yang menunjang perkembangan parpol adalah kemampuan finansial. Modal finansial itulah yang mendorong Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) langsung lolos ambang batas parlemen pada Pemilu tahun 2009.

Jeirry melihat empat parpol baru, yakni Partai Nasional Republik (Nasrep), Partai Nasdem, Partai Persatuan Nasional (PPN), serta Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia (PKBI) belum memiliki figur, organisasi, serta modal finansial yang kuat. ”Saya agak ragu parpol baru itu akan tumbuh dengan fenomenal karena mereka tidak memiliki tiga kekuatan itu,” katanya. PKBI, misalnya, memang didirikan oleh Zannuba Ariffah Chafsoh (Yenny Wahid) yang merupakan putri Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Tetapi hal itu tidak bisa dijadikan jaminan PKBI akan tumbuh pesat. Pasalnya, ada dua parpol lain yang juga menokohkan Gus Dur, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU).

Selain itu, lanjut Jeirry, parpol baru hadir pada saat parpol kehilangan kepercayaan rakyat. Jika parpol baru tak menawarkan terobosan program yang bagus, mereka akan sulit mendapat dukungan rakyat. Namun, secara terpisah, Ketua Umum PKBI Yenny Wahid optimistis tetap mendapat dukungan dari kalangan nahdliyin. ”Berkaca dari Pemilu 2009, 70 persen suara PKB hilang. Suara itulah yang kemungkinan akan kembali,” ujarnya.

Dukungan terhadap PKBI juga dibuktikan dengan banyaknya kader yang menawarkan diri sebagai pendiri. Pendiri PKBI berjumlah 1.500, dari syarat minimal 990 orang dari 33 provinsi. Seperti PKBI, Partai PPN juga optimistis akan memperoleh dukungan masyarakat. Apalagi, PPN merupakan gabungan 10 parpol nonparlemen yang menjadi peserta Pemilu 2009. Mereka sudah mengantongi modal 4,42 persen suara sah nasional yang diperoleh pada pemilu lalu.

Salah seorang penggagas PPN, Didi Supriyanto, meyakini parpol gabungan itu akan lolos verifikasi di Kementerian Hukum dan HAM. Partai Persatuan Nasional menargetkan dapat meraih 6 persen suara sah nasional pada pemilu tahun 2014.

Tak terpengaruh

Sementara itu, Ketua DPP PKB Marwan Ja’far menegaskan, kehadiran PKBI tidak akan memengaruhi suara dukungan untuk PKB. PKBI juga tidak memiliki hubungan apa pun dengan PKB. ”Dari sisi apa pun tidak sama. Dari sisi historis, kultural, teologis, dan politis sama sekali berbeda,” katanya.

PKB, lanjut Marwan, merupakan hasil ikhtiar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). PKB dirikan dengan semangat kebersamaan para nahdliyin serta semangat kebangsaan. "Kalau sekarang (PKBI) mungkin saja didirikan dengan alasan emosional, euforia saja," ujarnya.

Marwan optimistis kaum nahdliyin sebagai basis massa tetap solid mendukung PKB. Apalagi, PKB sudah melakukan restrukturisasi organisasi hingga ke tingkat anak ranting. Posisi PKB juga akan semakin kuat dengan dukungan lebih dari 1.200 anggota legislatif dan sejumlah pejabat eksekutif di daerah. Demikian catatan online dari admin Blog Kanghari tentang Partai politik baru.

ads

Ditulis Oleh : gdfysx Hari: 12:30 PM Kategori:

0 comments:

Post a Comment

surf