Ujung lengan Curiosity yang digunakan untuk mengebor batu Mars |
Astronesia-Robot penjelajah Mars, Curosity yang dikembangkan National Aeronautics and Space Administration (NASA) bersiap untuk melakukan pengeboran kembali di batuan Mars. Menggunakan lengan robot, Curiosity siap mengeksekusi objek padat di planet merah dalam beberapa hari ke depan.
Dilansir Sciencedaily, Selasa (29/1/2013), Curiosity telah menempatkan lengan robot untuk mengebor batuan di Mars di empat lokasi batuan Mars. Kini, robot senilai USD2,6 miliar tersebut tengah memeriksa jumlah kekuatan yang akan diterapkan pada hardware.
Langkah selanjutnya, Curiosity akan melakukan tes pra-beban untuk mendapatkan jaminan bahwa apabila terdapat perubahan suhu besar dari siang ke malam di Mars, maka robot tersebut tidak akan mengalami gangguan pada lengan robotnya.
Seperti diketahui di situs Gale Crater Mars, suhu udara turun dari 32 derajat Fahrenheit (nol derajat Celcius) di siang hari, menjadi minus 85 derajat Fahrenheit (minus 65 derajat Celcius) di malam hari.
Selama perubahan temperatur udara tersebut, lengan robot, bagian chasiss dan sistem mobilitas akan meregang dan menyusut sekira sepersepuluh inci (2,4 milimter). "Kami tidak berencana meninggalkan bor di batu dalam semalam ketika kami memulai pengeboran," ujar Daniel Limonadi, insinyur sistem utama dari JPL NASA.
Ia mengatakan, adalah penting untuk melakukan pengujian pra-beban untuk mengetahui apa yang terjadi pada hardware Curiosity. "Tes ini dilakukan di nilai pra-beban terendah dari yang telah direncanakan. Ini bisa memberikan informasi mengenai efek temperatur tanpa menempatkan hardware pada risiko," jelasnya.
Sebelum melakukan pengeboran batu Mars, beberapa langkah persiapan lainnya yang dilakukan ilmuwan NASA ialah pemeriksaan hardware Curiosity. Selain itu, mengevaluasi karakteristik material batu di lokasi pengeboran, yakni batu berurat yang dinamakan "John Klein".
Dilansir Sciencedaily, Selasa (29/1/2013), Curiosity telah menempatkan lengan robot untuk mengebor batuan di Mars di empat lokasi batuan Mars. Kini, robot senilai USD2,6 miliar tersebut tengah memeriksa jumlah kekuatan yang akan diterapkan pada hardware.
Langkah selanjutnya, Curiosity akan melakukan tes pra-beban untuk mendapatkan jaminan bahwa apabila terdapat perubahan suhu besar dari siang ke malam di Mars, maka robot tersebut tidak akan mengalami gangguan pada lengan robotnya.
Seperti diketahui di situs Gale Crater Mars, suhu udara turun dari 32 derajat Fahrenheit (nol derajat Celcius) di siang hari, menjadi minus 85 derajat Fahrenheit (minus 65 derajat Celcius) di malam hari.
Selama perubahan temperatur udara tersebut, lengan robot, bagian chasiss dan sistem mobilitas akan meregang dan menyusut sekira sepersepuluh inci (2,4 milimter). "Kami tidak berencana meninggalkan bor di batu dalam semalam ketika kami memulai pengeboran," ujar Daniel Limonadi, insinyur sistem utama dari JPL NASA.
Ia mengatakan, adalah penting untuk melakukan pengujian pra-beban untuk mengetahui apa yang terjadi pada hardware Curiosity. "Tes ini dilakukan di nilai pra-beban terendah dari yang telah direncanakan. Ini bisa memberikan informasi mengenai efek temperatur tanpa menempatkan hardware pada risiko," jelasnya.
Sebelum melakukan pengeboran batu Mars, beberapa langkah persiapan lainnya yang dilakukan ilmuwan NASA ialah pemeriksaan hardware Curiosity. Selain itu, mengevaluasi karakteristik material batu di lokasi pengeboran, yakni batu berurat yang dinamakan "John Klein".
Sumber: Okezone.com
0 comments:
Post a Comment