Astronesia-National Aeronautics and Space Administration (NASA) melalui pesawat luar angkasa Interstellar Boundary Explorer (IBEX) menjelaskan objek "pita" yang menonjol dari partikel bermuatan di batas Tata Surya.
Dilansir Tgdaily, Rabu (6/2/2013), peneliti dari University of New Hampshire dan Southwest Research menyarankan bahwa partikel bermuatan terjebak di batas Tata Surya dan menciptakan pita atom netral.
Matahari mengirimkan angin surya dari partikel bermuatan atau ion. Angin surya ini menempuh perjalanan ke segala arah di kecepatan super sonic.
Kamera IBEX mengukur energetic neutral atoms (ENAs) yang terbentuk ketika partikel bermuatan ini menjadi netral. Setelah angin surya ENAs ini meninggalkan Tata Surya, maka mereka tidak bisa kembali masuk.
Namun, beberapa atom netral lainnya bisa menjadi partikel bermuatan kembali. Bentuk baru ini akan mengangkut ion yang berputar di sekeliling medan magnet lokal antar bintang di luar Tata Surya.
Beberapa partikel kemudian dapat kembali ke Tata Surya sebagai ENAs sekunder. "ENAs sekunder masuk ke dalam Tata Surya setelah sebelumnya terjebak di area luar Tata Surya," ungkap David McComas, IBEX Principal Investigator.
Ia menjelaskan, ketika ENAs sekunder ini bertumpuk dan terjebak atau tersimpan, maka mereka menghasilkan fluks ENAs yang lebih tinggi. Kemudian, membentuk pita terang yang dapat dilihat oleh IBEX.
Dilansir Tgdaily, Rabu (6/2/2013), peneliti dari University of New Hampshire dan Southwest Research menyarankan bahwa partikel bermuatan terjebak di batas Tata Surya dan menciptakan pita atom netral.
Matahari mengirimkan angin surya dari partikel bermuatan atau ion. Angin surya ini menempuh perjalanan ke segala arah di kecepatan super sonic.
Kamera IBEX mengukur energetic neutral atoms (ENAs) yang terbentuk ketika partikel bermuatan ini menjadi netral. Setelah angin surya ENAs ini meninggalkan Tata Surya, maka mereka tidak bisa kembali masuk.
Namun, beberapa atom netral lainnya bisa menjadi partikel bermuatan kembali. Bentuk baru ini akan mengangkut ion yang berputar di sekeliling medan magnet lokal antar bintang di luar Tata Surya.
Beberapa partikel kemudian dapat kembali ke Tata Surya sebagai ENAs sekunder. "ENAs sekunder masuk ke dalam Tata Surya setelah sebelumnya terjebak di area luar Tata Surya," ungkap David McComas, IBEX Principal Investigator.
Ia menjelaskan, ketika ENAs sekunder ini bertumpuk dan terjebak atau tersimpan, maka mereka menghasilkan fluks ENAs yang lebih tinggi. Kemudian, membentuk pita terang yang dapat dilihat oleh IBEX.
Dilansir Tgdaily, Rabu (6/2/2013), peneliti dari University of New Hampshire dan Southwest Research menyarankan bahwa partikel bermuatan terjebak di batas Tata Surya dan menciptakan pita atom netral.
Matahari mengirimkan angin surya dari partikel bermuatan atau ion. Angin surya ini menempuh perjalanan ke segala arah di kecepatan super sonic.
Kamera IBEX mengukur energetic neutral atoms (ENAs) yang terbentuk ketika partikel bermuatan ini menjadi netral. Setelah angin surya ENAs ini meninggalkan Tata Surya, maka mereka tidak bisa kembali masuk.
Namun, beberapa atom netral lainnya bisa menjadi partikel bermuatan kembali. Bentuk baru ini akan mengangkut ion yang berputar di sekeliling medan magnet lokal antar bintang di luar Tata Surya.
Beberapa partikel kemudian dapat kembali ke Tata Surya sebagai ENAs sekunder. "ENAs sekunder masuk ke dalam Tata Surya setelah sebelumnya terjebak di area luar Tata Surya," ungkap David McComas, IBEX Principal Investigator.
Ia menjelaskan, ketika ENAs sekunder ini bertumpuk dan terjebak atau tersimpan, maka mereka menghasilkan fluks ENAs yang lebih tinggi. Kemudian, membentuk pita terang yang dapat dilihat oleh IBEX.
Dilansir Tgdaily, Rabu (6/2/2013), peneliti dari University of New Hampshire dan Southwest Research menyarankan bahwa partikel bermuatan terjebak di batas Tata Surya dan menciptakan pita atom netral.
Matahari mengirimkan angin surya dari partikel bermuatan atau ion. Angin surya ini menempuh perjalanan ke segala arah di kecepatan super sonic.
Kamera IBEX mengukur energetic neutral atoms (ENAs) yang terbentuk ketika partikel bermuatan ini menjadi netral. Setelah angin surya ENAs ini meninggalkan Tata Surya, maka mereka tidak bisa kembali masuk.
Namun, beberapa atom netral lainnya bisa menjadi partikel bermuatan kembali. Bentuk baru ini akan mengangkut ion yang berputar di sekeliling medan magnet lokal antar bintang di luar Tata Surya.
Beberapa partikel kemudian dapat kembali ke Tata Surya sebagai ENAs sekunder. "ENAs sekunder masuk ke dalam Tata Surya setelah sebelumnya terjebak di area luar Tata Surya," ungkap David McComas, IBEX Principal Investigator.
Ia menjelaskan, ketika ENAs sekunder ini bertumpuk dan terjebak atau tersimpan, maka mereka menghasilkan fluks ENAs yang lebih tinggi. Kemudian, membentuk pita terang yang dapat dilihat oleh IBEX.
Sumber: okezone.com
0 comments:
Post a Comment