KURIKULUM DAN APLIKASINYA
DALAM PEMBELAJARAN
1. PENDAHULUAN
Pada saat pendidikan kita mengalami keterpurukan seperti saat ini,
kita mungkin tak henti-hentinya berfikir; Sebenarnya apa yang terjadi
dengan dunia pendidikan kita? Mengapa fondasi yang seharusnya menopang
segala keberhasilan di negeri kita justru menempati posisi yang paling
rapuh? Adakah solusi yang dapat memberi harapan bagi pendidikan kita?
Alternatif atas jawaban-jawaban di atas sebenarnya telah banyak
diajukan oleh para pemerhati pendidikan Indonesia, dari masalah
perumusan kembali falsafah pendidikan yang dianggap tidak dimiliki
oleh bangsa kita, penataan kembali arah kebijakan yang seringkali
dianggap tidak jelas yang berimplikasi pada perubahan-perubahan
kurikulum tanpa konsep dan rencana yang juga tidak jelas, sampai pada
perombakan total terhadap sistem pendidikan kita.
Sebuah perubahan, baik itu positif maupun negatif dalam dunia
pendidikan, khususnya perubahan kurikulum harus difahami oleh
pelaksana pendidikan sebagai sebuah keniscayaan, karena melalui
perubahan-perubahan itulah proses dan hasil pendidikan (baca; tujuan
pendidikan) akan menemukan jati dirinya (kedewasaannya). Dengan
belajar dari pengalaman pada keterpurukan kita saat ini, kita berharap
dapat menemukan falsafah pendidikan yang jelas, arah kebijakan yang
terarah dan terencana, serta menemukan kurikulum yang bermutu tinggi
dan sesuai dengan jati diri kita.
Dalam banyak hal, kurikulum memang dapat dijadikan ukuran kualitas
proses dan keluaran pendidikan yang dijalankan. Akan tetapi kurikulum
bukanlah satu-satunya faktor penentu kualitas seperti yang disarankan
di dalamnya, namun masih terdapat faktor lain yang menunjang kualitas
dan keberhasilan pendidikan, misalnya sarana dan prasarana situasi dan
kondisi lingkungan dan kualitas guru sebagai pelaksana pendidikan.
Artinya selain kebijakan kurikulum, masih ada harapan lain dalam
meningkatkan kualitas pendidikan kita yaitu guru, sarana yang memadai
serta situasi dan kondisi lingkungan yang mendukung peningkatan
kualitas pendidikan kearah yang lebih baik.
Untuk mengantarkan kurikulum kepada tujuan pendidikan yang diinginkan,
dalam makalah ini akan dibahas secara umum mengenai kurikulum dan
aplikasinya dalam pembelajaran "komponen-komponen yang mempengaruhi
pelaksanaan kurikulum dalam pembelajaran, strategi pelaksanaan
aplikasi kurikulum dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
serta prinsip- prinsip pelaksanaan kurikulum di dalam pembelajaran".
2. KURIKULUM DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN
A. Pengertian Kurikulum, Aplikasi, dan Pembelajaran
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai kurikulum dan aplikasinya
dalam pembelajaran akan kita bahas terlebih dahulu mengenai pengertian
kurikulum, aplikasi, dan pembelajaran.
1) Pengertian Kurikulum
Di dalam bukunya Burhan Nurgiyantoro, dasar-dasar pengembangan
kurikulum , Kurikulum menurut David Pratt dalam Curriculum, Design and
Development (1980; 4) adalah seperangkat organisasi pendidikan formal
atau pusat-pusat latihan. Selanjutnya ia membuat implikasi secara
lebih eksplisit tentang definisi yang dikemukakannya tersebut menjadi
enam hal, yaitu;
a. kurikulum adalah suatu rencana atau intention, ia mungkin hanya
berupa perencanaan (mental) saja, tetapi pada umumnya diwujudkan dalam
bentuk tulisan, kurikulum bukanlah kegiatan melainkan perencanaan atau
rancangan kegiatan;
b. kurikulum berisi berbagai macam hal seperti masalah apa yang harus
dikembangkan pada diri siswa, evaluasi untuk menentukan hasil belajar,
bahan peralatan yang digunakan, kualitas guru yang dituntut dan
sebagainya;
c. kurikulum melibatkan maksud atau pendidikan formal, maka ia sengaja
mempromosikan belajar dan menolak sifat rambang tanpa rencana, atau
kegiatan tanpa belajar.
d. sebagai perangkat organisasi pendidikan, kurikulum menyatukan
berbagai komponen seperti tujuan, isi, sistem penilaian dalam satu
kesatuan yang tak terpisahkan atau dengan kata lain kurikulum adalah
sebuah sistem.
pendidikan dan latihan dimaksudkan untuk menghindari kesalah fahaman
yang terjadi jika suatu hal dilalaikan.
Dalam PP No. Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Dari beberapa pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa kurikulum
merupakan sesuatu yang dijadikan pedoman dalam segala kegiatan
pendidikan yang dilakukan termasuk kegiatan belajar dikelas. Dalam hal
ini kita memandang bahwa kurikulum merupakan suatu program yang
didesain, direncanakan, dihubungkan, dan akan dilaksanakan dalam
situasi belajar mengajar yang sengaja diciptakan sekolah.
2) Pengertian Aplikasi
Dalam kamus bahasa inggris John M. Echols dan Hassan Sadilly,
Application dapat diartikan sebagai "surat lamaran, permintaaan,
penggunaan, penerapan, ketekunan". Dalam pembahasan ini, penulis
menyamakan arti kata aplikasi dengan implementasi, di mana dalam kamus
bahasa inggris implementasi atau Implementation diartikan sebagai "
pelaksanaan" atau 'implementasi'.
Secara istilah, aplikasi atau implementasi berarti suatu
proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu
tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan
pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap. Pendeknya,
implementasi dapat juga diartikan sebagai aktualisasi kurikulum
tertulis (written curriculum) dan bentuk pembelajaran.
3) Pengertian pembelajaran
Menurut Fatah Syukur proses pembelajaran pada dasarnya mengantarkan
para pelajar memulai belajar, atau menjadikan peseta didik pandai
sesuai kemampuan intelektual pada mereka. Artinya pembelajaran bukan
proses pemaksaan intelektual dan kepribadian, tetapi pembelajaran
lebih ditekankan pada mengasah kemampuan yang telah dimiliki .
Kunandar mengartikan pembelajaran sebagai proses interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku
kearah yang lebih baik. Peran guru dalam pembelajaran ini adalah
sebagai pembimbing dan fasilitator bagi peserta didik untuk
mengembangkan dan mengasah kemampuannya.
B. Komponen-Komponen Yang Mempengaruhi Aplikasi Kurikulum Dalam
Pembelajaran
Untuk mengaktualisasikan kurikulum dalam pembelajaran,
diperlukan proses yang dinamis (interaksi) antara komponen-komponen
pelaksana pendidikan dalam sebuah sistem pendidikan. Komponen-komponen
yang penulis maksud adalah, diantaranya pengelola pendidikan
(Administrator Pendidikan), guru, siswa, fasilitas, dukungan
masyarakat dan lainnya.
Skema 1: komponen yang mempengaruhi aplikasi kurikulumDalam pembelajaran
Ad 1. komponen eksternal yang mempengaruhi aplikasi kurikulum dalam
pembelajaran diantaranya adalah pertama, administrator pendidikan
tingkat pusat yang berperan dalam penyusunan kerangka kurikulum, dasar
hukum, dan program inti kurikulum. Dari kerangka dasar dan program
inti tersebut, selanjutnya dapat ditetapkan jenis dan jumlah mata
pelajaran secara minimal.
Kedua, Administrator tingkat daerah berperan dalam mengembangkan
kurikulum sesuai kebutuhan daerah dengan merumuskan operasionalisasi
sistem pendidikan bagi sekolah dan sekaligus mengkomunikasikannya
dengan fihak sekolah.
Ketiga, kepala sekolah, sebagai penanggung jawab langsung Aplikasi
kurikulum di sekolah bertugas menciptakan kondisi bagi pengembangan
kurikulum di sekolah yang ia pimpin. Dalam hal ini, kepala sekolah
bertindak sebagai manager yang mengatur pelaksanaan kurikulum di
sekolah seperti koordinasi, perencanaan, pengorganisasian, motivasi,
evaluasi, pengawasan, supervisi serta kegiatan-kegiatan managerial
lainnya.
Faktor yang keempat adalah masyarakat, dalam aplikasi kurikikulum
secara tidak langsung masyarakat berperan sebagai wathcing dog yang
ikut mengawasi dan memantau hasil pendidikan.
Ad 2. Sedangkan komponen internal dalam pembelajaran yang mempengaruhi
aplikasi kurikulum adalah kemampuan guru, kesiapan peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran, serta fasilitas pendukungnya. Sebagaimana
pendapat Indra Djati Sidi (Dirjen Dikdasmen) Dep Diknas. Betapapun
sempurna sebuah kurikulum bila potensi dan motivasi guru serta siswa
tidak memadai maka proses pembelajaran tidak akan terjadi secara
optimal.
Kemampuan guru merupakan salah satu faktor utama yang menentukan mutu
pendidikan. Gurulah yang berada digarda terdepan dalam menciptakan
sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan para peserta
didik di kelas melalui proses belajar mengajar. Agar dapat
mengaplikasikan kurikulum dalam pembelajaran secara maksimal, seorang
guru setidaknya harus memiliki kemampuan sebagai berikut:
a) Mampu menguasai kurikulum, artinya mampu memahami keluasan materi,
konsep, maupun tingkat kesulitannya sesuai yang digariskan di dalam
kurikulum
b) Menguasai substansi materi yang diajarkan, artinya mampu menghayati
dan menjabarkannya kepada pokok bahasan yang lebih luas.
c) Mampu menguasai metode dan evaluasi belajar
d) Mampu bertanggung jawab terhadap tugas
e) Mampu bersikap disiplin dalam arti luas
Semua kemampuan di atas secara tertulis dituangkan dalam silabus. Arif
furqon menjelaskan bahwa silabus dapat dijadikan sebagai indikator
dari profesionalisme pendidik. Dosen (baca: guru) yang professional
akan senantiasa mempersiapkan proses pembelajarannya dengan perangkat
silabus agar pembelajaran lebih efektif, efisien dan menarik.
Hipotesis tentatifnya, semakin dosen (baca;guru) professional, semakin
bagus pula silabus yang dikembangkannya.
Faktor yang mempengaruhi aplikasi kurikulum selanjutnya adalah
kesiapan siswa dalam menerima kurikulum serta fasilitas-fasilitas
pendukungnya. Dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional BAB II Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan
pendidikan dijelaskan bahwa sasaran pendidikan adalah pengembangan
potensi peserta didik atau menjadikan anak didik bermartabat dan
cerdas. Dengan demikian, sebagai sasaran pendidikan peserta didik
setidaknya harus memiliki motivasi untuk mengembangkan dirinya, tentu
saja untuk menumbuhkan motivasi ini diperlukan dukungan dari luar
seperti masyarakat atau keluarga, dan dukungan dari dalam seperti guru
dan fasilitas pendidikan yang menarik perhatian mereka.
C. Strategi Aplikasi Kurikulum Dalam Pembelajaran
Untuk menghasilkan out put yang berkualitas dalam pendidikan,
kurikulum haruslah diaplikasikan dalam sistem pembelajaran yang sesuai
dan mendukungnya. Dalam buku Utomo Dananjaya dikemukakan bahwa sebuah
pembelajaran haruslah menyulut kekuatan mental dan psikologis peserta
didik untuk berfikir, memahami realitas, memecahkan masalah, melakukan
pembaruan dan belajar.
Untuk mengaplikasikan kurikulum dalam bentuk pembelajaran seperti di
atas, guru sebagai penanggung jawab langsung dalam kegiatan
pembelajaran harus mampu mencari strategi yang tepat dan dapat
menjelmakan kurikulum menjadi sarana pencapaian tujuan pendidikan.
Strategi sendiri adalah istilah yang menunjuk kepada upaya memilih,
menyusun, dan memobilisasikan segala cara, tenaga dan sarana untuk
mencapai tujuan. Di dalam melaksanakan strategi yang dimaksud, maka
aplikasi kurikulum mencakup kegiatan-kegiatan pembelajaran, penilaian,
bimbingan dan penyuluhan serta administrasi.
Menurut Harun Nasution, setidaknya ada tiga strategi dalam aplikasi
kurikulum;1
1) Membuat perencanaan makro atau pedoman kurikulum. Pedoman kurikulum
disusun untuk menentukan apa yang diajarkan, kepada siapa diajarkan,
apa sebab diajarkan, dengan tujuan apa dan dalam urutan yang
bagaimana. Pedoman kurikulum yang disusun dalam mempersiapkan aplikasi
kurikulum dalam pembelajaran meliputi:
a. Latar belakang yang berisi rumusan falsafah dan tujuan lembaga
pendidikan, populasi yang menjadi sasaran, rasional bidang studi atau
mata kuliah ( baca; mata pelajaran), dan struktur organisasi bahan
pelajaran.
b. Silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang
diberikan yakni scopenya ( ruang lingkup) squencenya (urutan
pengkajiannya) dan durationnya (lamanya)
c. Desain evaluasi termasuk revisi atau perbaikan.
2) Membuat perencanaan tingkat mikro atau pedoman instruksional.
Pedoman instruksional adalah pedoman yang diperoleh atas usaha
pengajar untuk menguraikan isi pedoman kurikulum agar lebih spesifik
sehingga lebih mudah untuk mempersiapkannya sebagai pelajaran dalam
kelas. Dengan demikian apa yang diajarkan benar-benar bersumber dari
pedoman kurikulum. Pedoman instruksional ini biasanya dituangkan dalam
Rencana Program Pembelajaran (RPP).
3) Memilih dan menentukan strategi pembelajaran ( pendekatan umum
dalam pembelajaran) serta sumber pembelajaran. Dalam memilih strategi
pembelajaran, pelaksana pembelajaran harus mempertimbangkan maksud dan
tujuan pembelajaran secara keseluruhan. Bila tujuannya mencapai hasil
belajar tingkat tinggi maka yang diperlukan adalah strategi yang
tinggi yang lebih komplek.
Kompleksitas strategi pembelajaran tergantung pada:
a. Tingkat tujuan kognitif, afektif, dan keterampilan yang ingin
dicapai dalam pembelajaran
b. Banyak dan cermatnya persiapan yang harus diadakan oleh pelaksana
pembelajaran
c. Tingkat kemampuan berfikir yang diperlukan oleh pelaksana pembelajaran
d. Kompleksitas menejemen kelas yang harus dijalankan
e. Sulitnya hasil belajar yang dinilai.
Dalam Curriculum Development for Educatioan Reform ada beberapa contoh
strategi pembelajaran menggunakan pendekatan yang inovatif salah
satunya yang diuji coba oleh seorang guru SMP di Wicita Kansas City,
yang dalam tujuan pembelajarannya ia ingin menumbuhkan kepercayaan
diri dan keberanian siswa dalam mengungkapkan gagasan- gagasannya
secara bebas dan mandiri tanpa mengikuti ide dan pendapat orang lain
(seperti kebiasaan menggambar pemandangan; pen) ia menyebarkan
kuesioner yang yang di dalamnya mendorong siswa untuk berani
mengungkapkan segala gagasannya dan kemudian dikomunikasikan dengan
orang tua, hasilnya benar-benar sebuah situasi pembelajaran yang
menarik dan melibatkan semua komponen baik dari luar maupun dari
dalam proses pembelajaran, dan tujuan pembelajaran yang ditetapkan
dapat berhasil maksimal karena sebagian besar siswa mampu
mengungkapkan segala idenya tanpa menjiplak ide dari orang lain.
Keberfungsian strategi pembelajaran juga tidak lepas dari pemilihan
sumber belajar yang variatif, yaitu sumber belajar yang dapat
merangsang minat belajar siswa dalam menerima materi pembelajaran dan
mampu mengeksploitasi segala kemampuan yang ada pada dirinya. Sumber
belajar yang dimaksud diantaranya adalah, buku-buku bacaan, majalah,
permainan, audio visual, peta, gambar, media massa, atau bahkan diri
siswa sendiri dan segala hal yang dapat menunjang pembelajaran.
Interaksi Dan Evaluasi Dalam Pembelajaran
Untuk mengantarkan kurikulum pada tujuan yang ingin dicapainya,
seluruh komponen dalam pembelajaran dan strategi-strategi yang
ditawarkan di atas harus ditunjang sepenuhnya oleh sebuah sistem
komunikasi yang efektif. sistem komunikasi yang penulis maksud di sini
adalah interaksi pembelajaran.
Interaksi pembelajaran adalah suatu kegiatan komunikasi yang
dilakukan secara timbal balik antara siswa dengan pembelajar dalam
memahami materi pelajaran. Dengan demikian konsepsi interaksi dalam
pembelajaran mengandung pengertian memberitahukan pesan pengetahuan,
pikiran, dengan maksud mengikut sertakan peran siswa dalam proses
pembelajaran sehingga persoalan yang dibicarakan merupakan persoalan
bersama dan tanggung jawab bersama. Dalam sistem interaksi seperti
ini, setiap sistem pendidikan harus dapat saling mempengaruhi dan
mampu memainkan peranannya masing-masing tanpa harus menganggap salah
satu lebih dominan dari yang lain.
Mengenai pentingnya interaksi ini, cohen and hill mengatakan;
"Teacher and professional developers need to work together to decide
how the curriculum will be used with student and the millestones that
will be met a different points in the implementation process. Over
time, teachers need to be given different kind of support, tailored to
they changing needs. Teacher share insight with one another as they
implement the new curriculum. They also coach one another, conducting
class room visits to support the learning of both teachers and
student.
Di sini digambarkan bahwa interaksi yang baik itu bukan hanya antara
pendidik dan terdidik saja melainkan semua komponen dalam suatu
lembaga pendidikan, baik pengembang kurikulum tingkat sekolah maupun
sesama pendidik dan siswa yang akan terlibat langsung dalam sebuah
kurikulum.
Selain interaksi, salah satu bagian integral dari strategi
pembelajaran adalah evaluasi. Evaluasi merupakan alat ukur kemajuan
belajar serta tingkat keberhasilannya dalam mencapai tujuan. Ada dua
jenis evaluasi yang biasa digunakan dalam pembelajaran. Pertama, test
formatif, evaluasi dalam bentuk ini berfungsi untuk membantu murid dan
guru mengetahui dalam segi-segi apa murid masih mengalami kesulitan
sehingga proses pembelajaran dapat diperbaiki. Test formatif ini dalam
strategi aplikasi kurikulum selain sebagai alat untuk mengidentifikasi
kemampuan siswa, juga berguna dalam menetapkan strategi pembelajaran
yang lebih tepat bagi guru dan peserta didik. Sehingga kurikulum dapat
sampai pada pencapaian hasil yang optimal.
Kedua, test sumatif, evaluasi jenis ini berguna untuk menentukan angka
kemajuan murid yang meliputi bahan pelajaran selama satu semester.
Jadi, evaluasi jenis ini menjadi tolak ukur keberhasilan aplikasi
kurikulum secara keseluruhan. Agar aplikasi kurikulum dalam
pembelajaran dapat mencapai hasil yang diinginkan, guru harus mampu
menerapkan teori-teori evaluasi yang tepat agar perbaikan sistem
pembelajaran dan tingkat keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran
benar-benar dapat diukur dengan obyektif.
D. Prinsip-Prinsip Dalam Aplikasi Kurikulum
Agar aplikasi kurikulum dalam pembelajaran tidak jauh melenceng dari
tujuannya, maka komponen pelaksana kurikulum dalam pembelajaran
hendaknya berpedoman pada prinsip-prinsip (sesuai dengan falsafah dan
kurikulum yang berlaku saat ini) sebagai berikut:
1. Aplikasi kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan
kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi
dirinya.
2. Kurikulum diaplikasikan dengan menegakkan kelima pilar belajar,
yaitu; belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
belajar untuk memahami dan menghayati, belajar untuk mampu
melaksanakan dan berbuat secara efektif, belajar untuk hidup bersama
dan berguna bagi orang lain, dan belajar untuk membangun dan menemukan
jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif
dan menyenangkan.
3. Aplikasi kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan
yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan atau percepatan sesuai dengan
potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap
memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang
berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan dan moral.
4. Kurikulum diaplikasikan dalam suasana hubungan peserta didik dan
pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan
hangat dengan prinsip tut wuri handayani, ing madya mangun karso, ing
ngarsa sung tulada.
5. kurikulum diaplikasikan dengan menggunakan pendekatan multi
strategi dan multi media, sumber belajar dan teknologi yang memadai,
dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dengan
mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah
untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian
secara optimal.
6. kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,
muatan lokal, dan pengembangan diri diselenggarakan dalam
keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai
antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
3. PENUTUP
Dari seluruh pembahasan mengenai kurikulum dan aplikasinya dalam
pembelajaran dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
1) Kurikulum adalah salah satu variabel penting dalam pencapaian
tujuan pendidikan. Ia kadang juga merupakan ukuran kualitas
pendidikan.
2) Sebaik apapun kurikulum, dia tidak akan berarti apa-apa tanpa
faktor pendukung yang lain seperti para administrator pendidikan,
guru sebagai pendidik, motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran dan dukungan dari masyarakat.
3) Guru sebagai pelaksana kurikulum akan mendapat hasil optimal dalam
menerapkan kurikulum apabila mempersiapkannya dengan perencanaan yang
baik, memilih strategi yang tepat dan mau saling mengadakan interaksi
dengan komponen pendidikan yang lainnya.
4) Agar pelaksanaan kurikulum dalam pembelajaran mencapai hasil yang
optimal, maka pelaksana kurikulum hendaknya berpedoman pada
prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum yang sesuai dengan falsafah
pendidikan yang dianut oleh sistem pendidikan yang diikuti.
5) Akhirnya guru sebagai ujung tombak pelaksana kurikulum harus mampu
beradaptasi dengan kurikulum-kurikulum baru yang mungkin masih akan
terus bergerak dan berganti sebagaimana pergerakan dan pergantian
zaman.Wallahu a'lam bisshawab
DAFTAR PUSTAKA
Arif Furqon, Muhaimin, Agus Maimun, Pengembangan kurikulum Berbasis
Kompetensi Di PTAI, Pustaka Pelajar.Yogyakarta
Artikel, "Nationsl Research Council1996", http//www.wested.
org/tal/five-film- categories/curriculum/curriculum implementation.
Html.
Burhan Nurgiantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, BPFE, Yogyakarta,1998
Fatah Syukur, Tehnologi Pendidikan, Wali Songo Press, Semarang, 2004
Harun Nasution, Kurikulum Dan Pengajaran, Bina Aksara, Jakarta,1989
John Echols Dan Hassan Sadily, Kamus Inggris Indonesia, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2006
Kenneth T Henson, Curriculum Development For Education Form
Kunandar, Guru Profesional, implementasi KTSP dan persiapan menghadapi
sertifikasi guru, PT Raja Grafindo,Jakarta, 2007
Martinis Yamin, Pengembangan Kompetensi Pembelajar, UI Press,
2004 MK2-MTs. Prop. Jabar, Peraturan Mendiknas, Bandung, 2006
Oemar Hamalik, Administrasi Dan Supervisi Pengembangan kurikulum,
Mandar Maju, Bandung, 1992
Subandijah, Pengembangan Dan Inovasi Kurikulum, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 1993
Tony D Widyastono" Kurikulum Dan Program Life Skills", www.
Kompas-Cetak/ 0204/30/ dikbud/kuri 33-43-chached
Utomo Dananjaya, Sekolah Gratis, Esai-Esai Pendidikan Yang
Membebaskan, Paramadina, Jakarta, 2005
Winkel, Psikologi pendidikan dan evaluasi belajar, PT Gramedia, Jakarta, 1983
Nama : Rudy Irawan
Alamat : Bandar Lampung
DALAM PEMBELAJARAN
1. PENDAHULUAN
Pada saat pendidikan kita mengalami keterpurukan seperti saat ini,
kita mungkin tak henti-hentinya berfikir; Sebenarnya apa yang terjadi
dengan dunia pendidikan kita? Mengapa fondasi yang seharusnya menopang
segala keberhasilan di negeri kita justru menempati posisi yang paling
rapuh? Adakah solusi yang dapat memberi harapan bagi pendidikan kita?
Alternatif atas jawaban-jawaban di atas sebenarnya telah banyak
diajukan oleh para pemerhati pendidikan Indonesia, dari masalah
perumusan kembali falsafah pendidikan yang dianggap tidak dimiliki
oleh bangsa kita, penataan kembali arah kebijakan yang seringkali
dianggap tidak jelas yang berimplikasi pada perubahan-perubahan
kurikulum tanpa konsep dan rencana yang juga tidak jelas, sampai pada
perombakan total terhadap sistem pendidikan kita.
Sebuah perubahan, baik itu positif maupun negatif dalam dunia
pendidikan, khususnya perubahan kurikulum harus difahami oleh
pelaksana pendidikan sebagai sebuah keniscayaan, karena melalui
perubahan-perubahan itulah proses dan hasil pendidikan (baca; tujuan
pendidikan) akan menemukan jati dirinya (kedewasaannya). Dengan
belajar dari pengalaman pada keterpurukan kita saat ini, kita berharap
dapat menemukan falsafah pendidikan yang jelas, arah kebijakan yang
terarah dan terencana, serta menemukan kurikulum yang bermutu tinggi
dan sesuai dengan jati diri kita.
Dalam banyak hal, kurikulum memang dapat dijadikan ukuran kualitas
proses dan keluaran pendidikan yang dijalankan. Akan tetapi kurikulum
bukanlah satu-satunya faktor penentu kualitas seperti yang disarankan
di dalamnya, namun masih terdapat faktor lain yang menunjang kualitas
dan keberhasilan pendidikan, misalnya sarana dan prasarana situasi dan
kondisi lingkungan dan kualitas guru sebagai pelaksana pendidikan.
Artinya selain kebijakan kurikulum, masih ada harapan lain dalam
meningkatkan kualitas pendidikan kita yaitu guru, sarana yang memadai
serta situasi dan kondisi lingkungan yang mendukung peningkatan
kualitas pendidikan kearah yang lebih baik.
Untuk mengantarkan kurikulum kepada tujuan pendidikan yang diinginkan,
dalam makalah ini akan dibahas secara umum mengenai kurikulum dan
aplikasinya dalam pembelajaran "komponen-komponen yang mempengaruhi
pelaksanaan kurikulum dalam pembelajaran, strategi pelaksanaan
aplikasi kurikulum dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
serta prinsip- prinsip pelaksanaan kurikulum di dalam pembelajaran".
2. KURIKULUM DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN
A. Pengertian Kurikulum, Aplikasi, dan Pembelajaran
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai kurikulum dan aplikasinya
dalam pembelajaran akan kita bahas terlebih dahulu mengenai pengertian
kurikulum, aplikasi, dan pembelajaran.
1) Pengertian Kurikulum
Di dalam bukunya Burhan Nurgiyantoro, dasar-dasar pengembangan
kurikulum , Kurikulum menurut David Pratt dalam Curriculum, Design and
Development (1980; 4) adalah seperangkat organisasi pendidikan formal
atau pusat-pusat latihan. Selanjutnya ia membuat implikasi secara
lebih eksplisit tentang definisi yang dikemukakannya tersebut menjadi
enam hal, yaitu;
a. kurikulum adalah suatu rencana atau intention, ia mungkin hanya
berupa perencanaan (mental) saja, tetapi pada umumnya diwujudkan dalam
bentuk tulisan, kurikulum bukanlah kegiatan melainkan perencanaan atau
rancangan kegiatan;
b. kurikulum berisi berbagai macam hal seperti masalah apa yang harus
dikembangkan pada diri siswa, evaluasi untuk menentukan hasil belajar,
bahan peralatan yang digunakan, kualitas guru yang dituntut dan
sebagainya;
c. kurikulum melibatkan maksud atau pendidikan formal, maka ia sengaja
mempromosikan belajar dan menolak sifat rambang tanpa rencana, atau
kegiatan tanpa belajar.
d. sebagai perangkat organisasi pendidikan, kurikulum menyatukan
berbagai komponen seperti tujuan, isi, sistem penilaian dalam satu
kesatuan yang tak terpisahkan atau dengan kata lain kurikulum adalah
sebuah sistem.
pendidikan dan latihan dimaksudkan untuk menghindari kesalah fahaman
yang terjadi jika suatu hal dilalaikan.
Dalam PP No. Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Dari beberapa pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa kurikulum
merupakan sesuatu yang dijadikan pedoman dalam segala kegiatan
pendidikan yang dilakukan termasuk kegiatan belajar dikelas. Dalam hal
ini kita memandang bahwa kurikulum merupakan suatu program yang
didesain, direncanakan, dihubungkan, dan akan dilaksanakan dalam
situasi belajar mengajar yang sengaja diciptakan sekolah.
2) Pengertian Aplikasi
Dalam kamus bahasa inggris John M. Echols dan Hassan Sadilly,
Application dapat diartikan sebagai "surat lamaran, permintaaan,
penggunaan, penerapan, ketekunan". Dalam pembahasan ini, penulis
menyamakan arti kata aplikasi dengan implementasi, di mana dalam kamus
bahasa inggris implementasi atau Implementation diartikan sebagai "
pelaksanaan" atau 'implementasi'.
Secara istilah, aplikasi atau implementasi berarti suatu
proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu
tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan
pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap. Pendeknya,
implementasi dapat juga diartikan sebagai aktualisasi kurikulum
tertulis (written curriculum) dan bentuk pembelajaran.
3) Pengertian pembelajaran
Menurut Fatah Syukur proses pembelajaran pada dasarnya mengantarkan
para pelajar memulai belajar, atau menjadikan peseta didik pandai
sesuai kemampuan intelektual pada mereka. Artinya pembelajaran bukan
proses pemaksaan intelektual dan kepribadian, tetapi pembelajaran
lebih ditekankan pada mengasah kemampuan yang telah dimiliki .
Kunandar mengartikan pembelajaran sebagai proses interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku
kearah yang lebih baik. Peran guru dalam pembelajaran ini adalah
sebagai pembimbing dan fasilitator bagi peserta didik untuk
mengembangkan dan mengasah kemampuannya.
B. Komponen-Komponen Yang Mempengaruhi Aplikasi Kurikulum Dalam
Pembelajaran
Untuk mengaktualisasikan kurikulum dalam pembelajaran,
diperlukan proses yang dinamis (interaksi) antara komponen-komponen
pelaksana pendidikan dalam sebuah sistem pendidikan. Komponen-komponen
yang penulis maksud adalah, diantaranya pengelola pendidikan
(Administrator Pendidikan), guru, siswa, fasilitas, dukungan
masyarakat dan lainnya.
Skema 1: komponen yang mempengaruhi aplikasi kurikulumDalam pembelajaran
Ad 1. komponen eksternal yang mempengaruhi aplikasi kurikulum dalam
pembelajaran diantaranya adalah pertama, administrator pendidikan
tingkat pusat yang berperan dalam penyusunan kerangka kurikulum, dasar
hukum, dan program inti kurikulum. Dari kerangka dasar dan program
inti tersebut, selanjutnya dapat ditetapkan jenis dan jumlah mata
pelajaran secara minimal.
Kedua, Administrator tingkat daerah berperan dalam mengembangkan
kurikulum sesuai kebutuhan daerah dengan merumuskan operasionalisasi
sistem pendidikan bagi sekolah dan sekaligus mengkomunikasikannya
dengan fihak sekolah.
Ketiga, kepala sekolah, sebagai penanggung jawab langsung Aplikasi
kurikulum di sekolah bertugas menciptakan kondisi bagi pengembangan
kurikulum di sekolah yang ia pimpin. Dalam hal ini, kepala sekolah
bertindak sebagai manager yang mengatur pelaksanaan kurikulum di
sekolah seperti koordinasi, perencanaan, pengorganisasian, motivasi,
evaluasi, pengawasan, supervisi serta kegiatan-kegiatan managerial
lainnya.
Faktor yang keempat adalah masyarakat, dalam aplikasi kurikikulum
secara tidak langsung masyarakat berperan sebagai wathcing dog yang
ikut mengawasi dan memantau hasil pendidikan.
Ad 2. Sedangkan komponen internal dalam pembelajaran yang mempengaruhi
aplikasi kurikulum adalah kemampuan guru, kesiapan peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran, serta fasilitas pendukungnya. Sebagaimana
pendapat Indra Djati Sidi (Dirjen Dikdasmen) Dep Diknas. Betapapun
sempurna sebuah kurikulum bila potensi dan motivasi guru serta siswa
tidak memadai maka proses pembelajaran tidak akan terjadi secara
optimal.
Kemampuan guru merupakan salah satu faktor utama yang menentukan mutu
pendidikan. Gurulah yang berada digarda terdepan dalam menciptakan
sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan para peserta
didik di kelas melalui proses belajar mengajar. Agar dapat
mengaplikasikan kurikulum dalam pembelajaran secara maksimal, seorang
guru setidaknya harus memiliki kemampuan sebagai berikut:
a) Mampu menguasai kurikulum, artinya mampu memahami keluasan materi,
konsep, maupun tingkat kesulitannya sesuai yang digariskan di dalam
kurikulum
b) Menguasai substansi materi yang diajarkan, artinya mampu menghayati
dan menjabarkannya kepada pokok bahasan yang lebih luas.
c) Mampu menguasai metode dan evaluasi belajar
d) Mampu bertanggung jawab terhadap tugas
e) Mampu bersikap disiplin dalam arti luas
Semua kemampuan di atas secara tertulis dituangkan dalam silabus. Arif
furqon menjelaskan bahwa silabus dapat dijadikan sebagai indikator
dari profesionalisme pendidik. Dosen (baca: guru) yang professional
akan senantiasa mempersiapkan proses pembelajarannya dengan perangkat
silabus agar pembelajaran lebih efektif, efisien dan menarik.
Hipotesis tentatifnya, semakin dosen (baca;guru) professional, semakin
bagus pula silabus yang dikembangkannya.
Faktor yang mempengaruhi aplikasi kurikulum selanjutnya adalah
kesiapan siswa dalam menerima kurikulum serta fasilitas-fasilitas
pendukungnya. Dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional BAB II Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan
pendidikan dijelaskan bahwa sasaran pendidikan adalah pengembangan
potensi peserta didik atau menjadikan anak didik bermartabat dan
cerdas. Dengan demikian, sebagai sasaran pendidikan peserta didik
setidaknya harus memiliki motivasi untuk mengembangkan dirinya, tentu
saja untuk menumbuhkan motivasi ini diperlukan dukungan dari luar
seperti masyarakat atau keluarga, dan dukungan dari dalam seperti guru
dan fasilitas pendidikan yang menarik perhatian mereka.
C. Strategi Aplikasi Kurikulum Dalam Pembelajaran
Untuk menghasilkan out put yang berkualitas dalam pendidikan,
kurikulum haruslah diaplikasikan dalam sistem pembelajaran yang sesuai
dan mendukungnya. Dalam buku Utomo Dananjaya dikemukakan bahwa sebuah
pembelajaran haruslah menyulut kekuatan mental dan psikologis peserta
didik untuk berfikir, memahami realitas, memecahkan masalah, melakukan
pembaruan dan belajar.
Untuk mengaplikasikan kurikulum dalam bentuk pembelajaran seperti di
atas, guru sebagai penanggung jawab langsung dalam kegiatan
pembelajaran harus mampu mencari strategi yang tepat dan dapat
menjelmakan kurikulum menjadi sarana pencapaian tujuan pendidikan.
Strategi sendiri adalah istilah yang menunjuk kepada upaya memilih,
menyusun, dan memobilisasikan segala cara, tenaga dan sarana untuk
mencapai tujuan. Di dalam melaksanakan strategi yang dimaksud, maka
aplikasi kurikulum mencakup kegiatan-kegiatan pembelajaran, penilaian,
bimbingan dan penyuluhan serta administrasi.
Menurut Harun Nasution, setidaknya ada tiga strategi dalam aplikasi
kurikulum;1
1) Membuat perencanaan makro atau pedoman kurikulum. Pedoman kurikulum
disusun untuk menentukan apa yang diajarkan, kepada siapa diajarkan,
apa sebab diajarkan, dengan tujuan apa dan dalam urutan yang
bagaimana. Pedoman kurikulum yang disusun dalam mempersiapkan aplikasi
kurikulum dalam pembelajaran meliputi:
a. Latar belakang yang berisi rumusan falsafah dan tujuan lembaga
pendidikan, populasi yang menjadi sasaran, rasional bidang studi atau
mata kuliah ( baca; mata pelajaran), dan struktur organisasi bahan
pelajaran.
b. Silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang
diberikan yakni scopenya ( ruang lingkup) squencenya (urutan
pengkajiannya) dan durationnya (lamanya)
c. Desain evaluasi termasuk revisi atau perbaikan.
2) Membuat perencanaan tingkat mikro atau pedoman instruksional.
Pedoman instruksional adalah pedoman yang diperoleh atas usaha
pengajar untuk menguraikan isi pedoman kurikulum agar lebih spesifik
sehingga lebih mudah untuk mempersiapkannya sebagai pelajaran dalam
kelas. Dengan demikian apa yang diajarkan benar-benar bersumber dari
pedoman kurikulum. Pedoman instruksional ini biasanya dituangkan dalam
Rencana Program Pembelajaran (RPP).
3) Memilih dan menentukan strategi pembelajaran ( pendekatan umum
dalam pembelajaran) serta sumber pembelajaran. Dalam memilih strategi
pembelajaran, pelaksana pembelajaran harus mempertimbangkan maksud dan
tujuan pembelajaran secara keseluruhan. Bila tujuannya mencapai hasil
belajar tingkat tinggi maka yang diperlukan adalah strategi yang
tinggi yang lebih komplek.
Kompleksitas strategi pembelajaran tergantung pada:
a. Tingkat tujuan kognitif, afektif, dan keterampilan yang ingin
dicapai dalam pembelajaran
b. Banyak dan cermatnya persiapan yang harus diadakan oleh pelaksana
pembelajaran
c. Tingkat kemampuan berfikir yang diperlukan oleh pelaksana pembelajaran
d. Kompleksitas menejemen kelas yang harus dijalankan
e. Sulitnya hasil belajar yang dinilai.
Dalam Curriculum Development for Educatioan Reform ada beberapa contoh
strategi pembelajaran menggunakan pendekatan yang inovatif salah
satunya yang diuji coba oleh seorang guru SMP di Wicita Kansas City,
yang dalam tujuan pembelajarannya ia ingin menumbuhkan kepercayaan
diri dan keberanian siswa dalam mengungkapkan gagasan- gagasannya
secara bebas dan mandiri tanpa mengikuti ide dan pendapat orang lain
(seperti kebiasaan menggambar pemandangan; pen) ia menyebarkan
kuesioner yang yang di dalamnya mendorong siswa untuk berani
mengungkapkan segala gagasannya dan kemudian dikomunikasikan dengan
orang tua, hasilnya benar-benar sebuah situasi pembelajaran yang
menarik dan melibatkan semua komponen baik dari luar maupun dari
dalam proses pembelajaran, dan tujuan pembelajaran yang ditetapkan
dapat berhasil maksimal karena sebagian besar siswa mampu
mengungkapkan segala idenya tanpa menjiplak ide dari orang lain.
Keberfungsian strategi pembelajaran juga tidak lepas dari pemilihan
sumber belajar yang variatif, yaitu sumber belajar yang dapat
merangsang minat belajar siswa dalam menerima materi pembelajaran dan
mampu mengeksploitasi segala kemampuan yang ada pada dirinya. Sumber
belajar yang dimaksud diantaranya adalah, buku-buku bacaan, majalah,
permainan, audio visual, peta, gambar, media massa, atau bahkan diri
siswa sendiri dan segala hal yang dapat menunjang pembelajaran.
Interaksi Dan Evaluasi Dalam Pembelajaran
Untuk mengantarkan kurikulum pada tujuan yang ingin dicapainya,
seluruh komponen dalam pembelajaran dan strategi-strategi yang
ditawarkan di atas harus ditunjang sepenuhnya oleh sebuah sistem
komunikasi yang efektif. sistem komunikasi yang penulis maksud di sini
adalah interaksi pembelajaran.
Interaksi pembelajaran adalah suatu kegiatan komunikasi yang
dilakukan secara timbal balik antara siswa dengan pembelajar dalam
memahami materi pelajaran. Dengan demikian konsepsi interaksi dalam
pembelajaran mengandung pengertian memberitahukan pesan pengetahuan,
pikiran, dengan maksud mengikut sertakan peran siswa dalam proses
pembelajaran sehingga persoalan yang dibicarakan merupakan persoalan
bersama dan tanggung jawab bersama. Dalam sistem interaksi seperti
ini, setiap sistem pendidikan harus dapat saling mempengaruhi dan
mampu memainkan peranannya masing-masing tanpa harus menganggap salah
satu lebih dominan dari yang lain.
Mengenai pentingnya interaksi ini, cohen and hill mengatakan;
"Teacher and professional developers need to work together to decide
how the curriculum will be used with student and the millestones that
will be met a different points in the implementation process. Over
time, teachers need to be given different kind of support, tailored to
they changing needs. Teacher share insight with one another as they
implement the new curriculum. They also coach one another, conducting
class room visits to support the learning of both teachers and
student.
Di sini digambarkan bahwa interaksi yang baik itu bukan hanya antara
pendidik dan terdidik saja melainkan semua komponen dalam suatu
lembaga pendidikan, baik pengembang kurikulum tingkat sekolah maupun
sesama pendidik dan siswa yang akan terlibat langsung dalam sebuah
kurikulum.
Selain interaksi, salah satu bagian integral dari strategi
pembelajaran adalah evaluasi. Evaluasi merupakan alat ukur kemajuan
belajar serta tingkat keberhasilannya dalam mencapai tujuan. Ada dua
jenis evaluasi yang biasa digunakan dalam pembelajaran. Pertama, test
formatif, evaluasi dalam bentuk ini berfungsi untuk membantu murid dan
guru mengetahui dalam segi-segi apa murid masih mengalami kesulitan
sehingga proses pembelajaran dapat diperbaiki. Test formatif ini dalam
strategi aplikasi kurikulum selain sebagai alat untuk mengidentifikasi
kemampuan siswa, juga berguna dalam menetapkan strategi pembelajaran
yang lebih tepat bagi guru dan peserta didik. Sehingga kurikulum dapat
sampai pada pencapaian hasil yang optimal.
Kedua, test sumatif, evaluasi jenis ini berguna untuk menentukan angka
kemajuan murid yang meliputi bahan pelajaran selama satu semester.
Jadi, evaluasi jenis ini menjadi tolak ukur keberhasilan aplikasi
kurikulum secara keseluruhan. Agar aplikasi kurikulum dalam
pembelajaran dapat mencapai hasil yang diinginkan, guru harus mampu
menerapkan teori-teori evaluasi yang tepat agar perbaikan sistem
pembelajaran dan tingkat keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran
benar-benar dapat diukur dengan obyektif.
D. Prinsip-Prinsip Dalam Aplikasi Kurikulum
Agar aplikasi kurikulum dalam pembelajaran tidak jauh melenceng dari
tujuannya, maka komponen pelaksana kurikulum dalam pembelajaran
hendaknya berpedoman pada prinsip-prinsip (sesuai dengan falsafah dan
kurikulum yang berlaku saat ini) sebagai berikut:
1. Aplikasi kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan
kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi
dirinya.
2. Kurikulum diaplikasikan dengan menegakkan kelima pilar belajar,
yaitu; belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
belajar untuk memahami dan menghayati, belajar untuk mampu
melaksanakan dan berbuat secara efektif, belajar untuk hidup bersama
dan berguna bagi orang lain, dan belajar untuk membangun dan menemukan
jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif
dan menyenangkan.
3. Aplikasi kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan
yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan atau percepatan sesuai dengan
potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap
memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang
berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan dan moral.
4. Kurikulum diaplikasikan dalam suasana hubungan peserta didik dan
pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan
hangat dengan prinsip tut wuri handayani, ing madya mangun karso, ing
ngarsa sung tulada.
5. kurikulum diaplikasikan dengan menggunakan pendekatan multi
strategi dan multi media, sumber belajar dan teknologi yang memadai,
dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dengan
mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah
untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian
secara optimal.
6. kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,
muatan lokal, dan pengembangan diri diselenggarakan dalam
keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai
antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
3. PENUTUP
Dari seluruh pembahasan mengenai kurikulum dan aplikasinya dalam
pembelajaran dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
1) Kurikulum adalah salah satu variabel penting dalam pencapaian
tujuan pendidikan. Ia kadang juga merupakan ukuran kualitas
pendidikan.
2) Sebaik apapun kurikulum, dia tidak akan berarti apa-apa tanpa
faktor pendukung yang lain seperti para administrator pendidikan,
guru sebagai pendidik, motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran dan dukungan dari masyarakat.
3) Guru sebagai pelaksana kurikulum akan mendapat hasil optimal dalam
menerapkan kurikulum apabila mempersiapkannya dengan perencanaan yang
baik, memilih strategi yang tepat dan mau saling mengadakan interaksi
dengan komponen pendidikan yang lainnya.
4) Agar pelaksanaan kurikulum dalam pembelajaran mencapai hasil yang
optimal, maka pelaksana kurikulum hendaknya berpedoman pada
prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum yang sesuai dengan falsafah
pendidikan yang dianut oleh sistem pendidikan yang diikuti.
5) Akhirnya guru sebagai ujung tombak pelaksana kurikulum harus mampu
beradaptasi dengan kurikulum-kurikulum baru yang mungkin masih akan
terus bergerak dan berganti sebagaimana pergerakan dan pergantian
zaman.Wallahu a'lam bisshawab
DAFTAR PUSTAKA
Arif Furqon, Muhaimin, Agus Maimun, Pengembangan kurikulum Berbasis
Kompetensi Di PTAI, Pustaka Pelajar.Yogyakarta
Artikel, "Nationsl Research Council1996", http//www.wested.
org/tal/five-film- categories/curriculum/curriculum implementation.
Html.
Burhan Nurgiantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, BPFE, Yogyakarta,1998
Fatah Syukur, Tehnologi Pendidikan, Wali Songo Press, Semarang, 2004
Harun Nasution, Kurikulum Dan Pengajaran, Bina Aksara, Jakarta,1989
John Echols Dan Hassan Sadily, Kamus Inggris Indonesia, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2006
Kenneth T Henson, Curriculum Development For Education Form
Kunandar, Guru Profesional, implementasi KTSP dan persiapan menghadapi
sertifikasi guru, PT Raja Grafindo,Jakarta, 2007
Martinis Yamin, Pengembangan Kompetensi Pembelajar, UI Press,
2004 MK2-MTs. Prop. Jabar, Peraturan Mendiknas, Bandung, 2006
Oemar Hamalik, Administrasi Dan Supervisi Pengembangan kurikulum,
Mandar Maju, Bandung, 1992
Subandijah, Pengembangan Dan Inovasi Kurikulum, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 1993
Tony D Widyastono" Kurikulum Dan Program Life Skills", www.
Kompas-Cetak/ 0204/30/ dikbud/kuri 33-43-chached
Utomo Dananjaya, Sekolah Gratis, Esai-Esai Pendidikan Yang
Membebaskan, Paramadina, Jakarta, 2005
Winkel, Psikologi pendidikan dan evaluasi belajar, PT Gramedia, Jakarta, 1983
Nama : Rudy Irawan
Alamat : Bandar Lampung
0 comments:
Post a Comment