Gorilla Glass rasanya sudah menjadi standar kaca yang digunakan dalam ponsel pintar atau gadget lainnya. Kaca ini mencegah baret atau pecah saat terjatuh tanpa sengaja. Kaca ini juga bisa dibuat tipis sehingga tidak mengganggu pengoperasian layar sentuh atau menambah berat keseluruhan gadget. Apa rahasia di balik itu? Apa yang membuat Gorilla Glass lebih istimewa?
Kaca yang digunakan secara komersial bahan dasarnya berasal dari tiga sumber utama: pasir (SiO2), limestone, dan sodium karbonat. Nah, Corning yang membuat kaca gorila itu mengombinasikan SiO2 dengan bahan kimia lain sebelum dilebur menjadi kaca. Hasilnya aluminosilicate – yang berarti kaca yang mengandung alumunium, silikon, dan oksigen. Kaca juga mengandung ion sodium (Na) yang sangat berperan dalam proses selanjutnya.
Rahasia kekuatan kaca Corning adalah sebuah proses yang diberi nama perubahan ion. Kaca aluminosilicate tadi mengandung ion sodium. Corning lalu merendam lembaran kaca itu ke larutan yang mengandung ion potasium. Dalam Tabel Periodik, sodium dan potasium termasuk kelompok logam yang aktif. Logam-logam itu mudah bereaksi dengan unsur lain.
Untuk proses pertukaran ion itu, pertama harus memecah ikatan ion sodium dengan kaca. Itulah alasan mengapa larutan potasium begitu panas – Corning menyatakan bahwa temperaturnya mencapai 400 derajat Celcius. Pada saat temperatur ini, panas memutus ikatan sodium dan kaca.
Akan tetapi, logam aktif dengan bobot lebih bisa tetap berikatan pada temperatur panas seperti itu. Potasium memiliki bobot lebih berat dibandingkan dengan sodium sehingga ikatan ion potasium dengan kaca tetap kuat meski temperatur mencapai 400 derajat Celcius. Setelah proses itu, aluminosilicate ditekan oleh ion-ion potasium. Penekanan itu menciptakan lapisan pelindung kaca dan memberikan kekuatan yang tak dimiliki kaca biasa. Lalu secara lingkungan, Gorilla Glass bisa didaur ulang.
0 comments:
Post a Comment