lihat juga

Tuesday, October 16, 2012

Metode Poka Yoke untuk mengurangi angka defect industri manufactur




Saat ini salah satu alat untuk menekan angka defect pada suatu industri manufaktur adalah dengan menggunakan Poka Yoke. Defect adalah kesalahan yang terjadi selama berlangsungnya proses produksi dan defect ini dapat menyebabkan adanya reject pada produk apabila defect yang terjadi tidak segera langsung diatasi. Defect serta reject itu sendiri akan berkaitan langsung dengan  masa depan industri itu sendiri, baik itu dari segi keuntungan yang akan menurun, serta besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk mengatasi defect tersebut.
 


Poka Yoke merupakan dasar bagi industri manufaktur untuk menghasilkan produk yang bebas dari kesalahan maupun kerusakan. Poka Yoke meyakinkan bahwa tidak boleh ada produk yang rusak akibat kesalahan kerja dari operator maupun akibat material yang tidak bagus. Pengaruh penggunaan Poka Yoke ini berhubungan dengan :
§  Machine Error ( kesalahan mesin)
§  Material Error ( kesalahan material)
§  Human Error ( kesalahan manusia)
§  Schedule Error ( kesalahan penjadwalan)
 


2.1    Pengertian Poka Yoke
Poka Yoke adalah suatu alat pengendalian kualitas yang digunakan untuk mendeteksi dengan cara inspeksi defect dari suatu produk dan menghindari error akibat kurang perhatian.
Poka Yoke sebenarnya berasal dari bahasa Jepang yaitu Boka Yoke yang
berarti Fool Profing atau pendeteksi akibat kebodohan, tetapi kemudian berubah menjadi Poka Yoke yang berarti careles mistake proof atau pencegah kesalahan akibat kecerobohan Berdasarkan arti bahasa dasarnya. Poka berarti kecerobohan, sedangkan Yoke berarti mencegah, sehingga Poka Yoke diartikan sebagai alat pencegah kesalahan akibat kebodohan.
Kesalahan / defect dapat dideteksi dengan adanva inspeksi 100%. Dengan kata lain, kesalahan dapat diminimalisir dengan adanya latihan yang terus-menerus dan selalu diadakannya pengecekan pada setiap unit produk. Poka Yoke pada saat sekarang ini merupakan elemen dasar bagi dunia industri untuk dapat mencapai produk yang bebas dari kerusakan / zero defect. Karena kerusakan pada sebuah produk dapat merugikan baik itu bagi perusahaan maupun bagi konsumen.
Konsep tentang penggunaan Poka Yoke ini sebenarnya sudah ada sejak
dahulu, namun Dr. Shigeo Shingo telah mengembangkannya ke dalam bentuk yang berbeda dan dikenal sebagai Zero Quality Control.
Zero Quality Control (ZQC) sendiri adalah pengendalian kualitas untuk mencapai tujuan zero defect. ZQC didasarkan pada prinsip bahwa defect dapat dicegah dengan mengontrol performa kerja dari suatu proses sehingga tidak terjadi kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan atau kecerobohan.
Dalam ruang lingkup Poka Yoke ini kesalahan secara umum disebabkan oleh manusia dan mesin. Pengaruh penggunaan Poka Yoke ini terutama berhubungan dengan :
§  A Machine Error ( kesalahan mesin)
§  A Material Error ( kesalahan material)
§  A Human Error ( kesalahan manusia)
§  Schedule Error ( kesalahan penjadwalan)

2.2    Karakteristik Poka Yoke
Poka Yoke yang baik harus memiliki karakteristik sebagai berikut :
§  Merupakan bagian dari proses produksi dan berarah pada inspeksi atau pemerikasaan secara keseluruhan atau 100%. Dalam hal ini berarti pemeriksaan terhadap material serta proses produksi.
§  Dekat dengan sumber kesalahan sehingga dapat memberikan umpan balik secara cepat serta dapat melakukan aksi ketika, terjadi penyimpangan atau kesalahan.
§  Mudah atau sederhana untuk diterapkan.
§  Aman digunakan.

Pada banyak industri manufaktur, sebenarnya mereka sudah memiliki dasar Poka Yoke saat mereka menginginkan 100% inspeksi, namun demikian tidaklah mudah untuk melakukan penerapan Poka Yoke tersebut.
Level Poka Yoke di bagi atas 3 tingkatan yaitu:
Ø   Memberitahukan apabila terjadi kesalahan
Ø   Mendeteksi defect yang terjadi ssat proses berlangsung sehingga apabila terjadi masalah dapat segera diatasi dan tidak berlanjut
Ø   Mendeteksi kelolosan setelah proses berlangsung.

Beberapa langkah sederhana dalam memulai Poka Yoke adalah sebagai berikut :
§  Pembagian urutan kerja yang sisternatis
§  Peletakkan part dan tools sesuai urutan penggunaannya
§  Pengontrolan terhadap setiap elemen kerja yang telah dilakukan dan terhadap setiap komponen produk yang telah selesai dirakit.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penggunaan Poka Yoke lebih efektif adalah :
·         Sebagai Source Inspection
Poka Yoke digunakan untuk menangkap kesalahan sebelum produk tersebut diproses lebih lanjut sehingga produk tersebut tidak rusak.
·         Sebagai Informative Inspection
Pemeriksaan dilakukan secepat mungkin setelah suatu proses dikerjakan. Disini tidak tertutup kemungkinan sistem dapat memperbaiki kesalahan yang masih bisa untuk diatasi, serta dapat menghindari produk yang rusak untuk masuk ke dalarn proses selanjutnya.
·         Sebagai Judgement Inspection
Melakukan pemisahan produk yang rusak dengan produk yang bagus.

2.3   Metode Penerapan Poka Yoke
Ada 3 metode dalam menggunakan Poka Yoke, yaitu :
Ø  Contact Methode
Metode ini bekerja dengan cara mendeteksi apakah terjadi kesalahan terhadap produk dengan sentuhan fisik terhadap produk tersebut.
Ø  Fixed Value Methode
Metode ini digunakan dengan cara melakukan sekelompok gerakangerakan kerja tertentu.
Ø  Motion Step Methode
Metode ini digunakan untuk mendeteksi apakah pergerakan dalarn suatu proses telah dilakukan sesuai dengan urutan atau prosedur yang ditetapkan.

2.4  Alat Deteksi Dalam Penerapan Poka Yoke
Jenis-jenis alat deteksi yang digunakan dalam system Poka Yoke adalah sebagai berikut :
·         Physical Contact Sensing Device
Alat ini bekerja dengan adnya sentuhan fisik terhadap produk atau mesin. Dalam banyak hal, biasanya proses dapat dilakukan secara manual maupun otomatis. Apabila dilakukan dengan otomatis maka biasanya akan memberikan sinyal dari sebuah sensor yang akan memberikan peringatan bahkan dapat langsung menghentikan proses.
·         Energy Sensing Device
Alat ini menggunakan energi untuk menentukan apakah telah terjadi kesalahan selama proses berlangsung.
·         Sensor Detect Change Physical Condition
Alat ini prisipnya sama dengan Physical Contact Sensing Device, namun alat ini akan memberikan sinyal apabila didapatkan adanya perubahan kondisi fisik yang tidak diinginkan selama proses berlangsung.

Apabila Poka Yoke sudah mulai diterapkan dalam sebuah sistem produksi dalam sebuah industri manufaktur, maka sebaiknya dilakukan beberapa hal berikut :
1.      Membangun mental yang mengutamakan kualitas selama proses produksi berlangsung. Hal ini sangat diperlukan karena dengan adanya pemikiran akan pentingnya kualitas, tingkat performansi kerja operator akan menjadi lebih baik.
2.      Meyakinkan bahwa setiap, kesalahan bisa dihindari. Setiap kesalaban dapat dihindari dengan adanya kehati-hatian saat bekerja dan kepatuhan terhadap instruksi dan langkah kerja yang telah ditetapkan.
3.      Mulailah sesuatu pekerjaan dengan benar dan berhenti melakukan kesalahan.
4.      Apabila ditemukan suatu kesalahan, janganlah pernah memikirkan alasan untuk menutupi kesalahan tersbut, namun pikirkanlah cara. untuk mengatasi kesalahan yang terjadi.
5.      Lakukanlah sesuatu yang diyakini akan berhasil. Sesuatu yang diinginkan tidak akan dapat dicapai apabila kita belum berani melakukan sesuatu.
6.      Adakanlah sebuah kerja sama tim yang baik untuk dapat menekan angka kesalahan yang terjadi seminimum mungkin.
7.      Apabila terdapat kesalahan, carilah penyebabnya dengan segera, dan segera atasi kesalahan tersebut.

2.5    Contoh Penerapan Poka Yoke
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian terdahulu, konsep Poka Yoke sangat cocok diterapkan pada industri manufaktur yang memiliki banyak tahapan proses produksi. Salah satu contoh industri manufaktur yang sangat cocok untuk menggunakan konsep Poka Yoke adalah industri yang bergerak di bidang perakitan, misanya perakitan alat-alat elektronik, perakitan kendaraan bermotor, dan perakitan komponen-kompoen elektronika seperti IC (Intergrated Circuit).

Penerapan Poka Yoke dapat dilakukan secara, manual dan otomatis. Sebagai contoh, dapat kita ambil sebuah industri manufaktur yang melakukan perakitan mesin kendaraan bermotor. Penerapan Poka Yoke secara manual dilakukan dengan cara inspeksi 100% pada saat produksi dilakukan. Inspeksi dilakukan saat setiap operator sudah selesai mclakukan urutan proses operasi di setiap stasiun. Urutan proses operasi diberikan berdasarkan work assignment yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Penerapan Poka Yoke dapat dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu:
·         Pembagian urutan-urutan kerja. Hal ini ditujukan agar urutan kerja menjadi lebih sistematis sehingga kelupaan atau kesalahan yang dilakukan operator dapat diminimalisir.
·         Peletakkan part serta tool yang akan dirakit sesuai dengan urutan proses perakitan dan penggunaannya. Hal ini ditujukan agar pekerja fidak mengalami keraguan terhadap apa yang akan dirakit serta alat apa yang dipakai untuk merakit.
·         Pengontrolan terhadap setiap, komponen yang sudah selesai dirakit. Hal ini biasanya dilakukan dengan memberikan tanda warna yang khusus untuk setiap part. Misalnya untuk baut dengan warna orange dan untuk main component dengan warna putih.

Pada industri perakitan kendaraan bermotor, tentunya ada satu bagian atau shop yang bertugas melakukan pengujian atau running test terhadap mesin yang telah selesai dirakit, biasanya shop ini disebut sebagai test line. Pada bagian atau divisi test line yang melakukan pengujian atau running test terhadap engine yang telah dirakit, sistem poka yoke yang diterapkan berupa gabungan antara sistem manual dan otomatis. Cara manual adalah dengan memeriksa keadaan engine baik dari segi kondisi fisik hasil perakitan, maupun dari tingkat torque dari baut-baut yang memegang peranan penting dalam running sebuah engine. Apabila ditemukan hasil torque yang belum memenuhi spesifikasi atau batas yang ditentukan maka operator akan segera melakukan perbaikan agar tidak terjadi kerusakan yang bertambah pada engine tersebut. Selain itu pemeriksaan atau inspeksi secara manual pada test line juga dilakukan saat menguji noise atau kebisingan dari suara engine saat dirunning. Mengecek kebocoran juga, dilakukan secara manual baik itu kebocoran oli, bahan bakar maupun air.

Penerapan Poka Yoke yang otomatis yang dapat diterapkan pada test line ini adalah saat pengujian tenaga, mesin. Pada saat pengujian kekuatan mesin, dibantu dengan alat inspeksi berupa sensor di bagian mesin dan sensor ini mengirimkan data ke komputer untuk mencatat apakah tenaga atau kekuatan mesin sudah cocok dengan spesifikasi yang ditentukan. Apabila data hasil uji yang ditampilkan oleh komputer ternyata belum, memenuhi spesifikasi yang ditentukan maka akan terdengar bunyi alarm yang menandakan adanya kesalahar. pada engine tersebut.

Apabila masalah seperti di atas terjadi maka operator akan segera menghentikan running terhadap engine tersebut dan segera mencari dan menganalisa kesalahan yang terjadi. Saat ini proses akan terhenti sejenak sampai penyelesaiannya dilakukan, dan setelah itu barulah engine dirunning kembali.

Inspeksi pada Test Line ini dapat dilakukan langsung oleh operator dengan cara menuliskan masalah yang terjadi dan tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah tersebut pada cheksheet.

ads

Ditulis Oleh : gdfysx Hari: 10:37 PM Kategori:

0 comments:

Post a Comment

surf