Saat ini salah satu alat untuk menekan angka defect pada
suatu industri manufaktur adalah dengan menggunakan Poka Yoke. Defect adalah
kesalahan yang terjadi selama berlangsungnya proses produksi dan defect ini
dapat menyebabkan adanya reject pada produk apabila defect yang terjadi tidak
segera langsung diatasi. Defect serta reject itu sendiri akan berkaitan
langsung dengan masa depan industri itu
sendiri, baik itu dari segi keuntungan yang akan menurun, serta besarnya biaya
yang harus dikeluarkan untuk mengatasi defect tersebut.
Poka Yoke merupakan dasar bagi industri manufaktur untuk
menghasilkan produk yang bebas dari kesalahan maupun kerusakan. Poka Yoke meyakinkan bahwa tidak boleh ada
produk yang rusak akibat kesalahan kerja dari operator maupun akibat material
yang tidak bagus. Pengaruh penggunaan Poka Yoke ini berhubungan dengan :
§ Machine
Error ( kesalahan mesin)
§ Material Error ( kesalahan material)
§ Human Error ( kesalahan manusia)
§ Schedule Error ( kesalahan penjadwalan)
2.1 Pengertian Poka Yoke
Poka Yoke adalah suatu alat
pengendalian kualitas yang digunakan untuk mendeteksi dengan cara inspeksi
defect dari suatu produk dan menghindari error akibat kurang perhatian.
Poka Yoke sebenarnya berasal dari bahasa Jepang yaitu
Boka Yoke yang
berarti Fool Profing atau pendeteksi akibat kebodohan, tetapi kemudian
berubah menjadi Poka Yoke yang berarti careles mistake proof atau pencegah
kesalahan akibat kecerobohan Berdasarkan arti bahasa dasarnya. Poka berarti
kecerobohan, sedangkan Yoke berarti mencegah, sehingga Poka Yoke diartikan
sebagai alat pencegah kesalahan akibat kebodohan.
Kesalahan / defect dapat dideteksi dengan adanva
inspeksi 100%. Dengan kata lain, kesalahan dapat diminimalisir dengan adanya
latihan yang terus-menerus dan selalu diadakannya pengecekan pada setiap unit
produk. Poka Yoke pada saat sekarang ini merupakan elemen dasar bagi dunia
industri untuk dapat mencapai produk yang bebas dari kerusakan / zero defect.
Karena kerusakan pada sebuah produk dapat merugikan baik itu bagi perusahaan
maupun bagi konsumen.
Konsep tentang penggunaan Poka Yoke ini sebenarnya sudah
ada sejak
dahulu, namun Dr. Shigeo Shingo telah mengembangkannya ke dalam
bentuk yang berbeda dan dikenal sebagai Zero Quality Control.
Zero Quality Control (ZQC) sendiri adalah pengendalian
kualitas untuk mencapai tujuan zero defect. ZQC didasarkan pada prinsip bahwa
defect dapat dicegah dengan mengontrol performa kerja dari suatu proses
sehingga tidak terjadi kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan atau
kecerobohan.
Dalam ruang lingkup Poka Yoke ini kesalahan secara umum
disebabkan oleh manusia dan mesin. Pengaruh penggunaan Poka Yoke ini terutama berhubungan dengan :
§ A Machine Error ( kesalahan mesin)
§ A Material Error ( kesalahan material)
§ A Human Error ( kesalahan manusia)
§ Schedule Error ( kesalahan penjadwalan)
2.2 Karakteristik Poka Yoke
Poka Yoke yang baik harus memiliki karakteristik sebagai
berikut :
§ Merupakan bagian dari proses produksi dan berarah pada inspeksi atau
pemerikasaan secara keseluruhan atau 100%. Dalam hal ini berarti pemeriksaan
terhadap material serta proses produksi.
§ Dekat dengan sumber kesalahan sehingga dapat memberikan umpan balik
secara cepat serta dapat melakukan aksi ketika, terjadi penyimpangan atau
kesalahan.
§ Mudah atau sederhana untuk diterapkan.
§ Aman digunakan.
Pada banyak industri manufaktur, sebenarnya mereka sudah
memiliki dasar Poka Yoke saat mereka menginginkan 100% inspeksi, namun demikian
tidaklah mudah untuk melakukan penerapan Poka Yoke tersebut.
Level Poka Yoke di bagi atas 3 tingkatan yaitu:
Ø Memberitahukan apabila terjadi kesalahan
Ø Mendeteksi defect yang terjadi ssat proses berlangsung sehingga
apabila terjadi masalah dapat segera diatasi dan tidak berlanjut
Ø Mendeteksi kelolosan setelah proses
berlangsung.
Beberapa langkah sederhana
dalam memulai Poka Yoke adalah sebagai berikut :
§ Pembagian urutan kerja yang sisternatis
§ Peletakkan part dan tools sesuai urutan
penggunaannya
§ Pengontrolan terhadap setiap elemen kerja
yang telah dilakukan dan terhadap setiap komponen produk yang telah selesai
dirakit.
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar penggunaan Poka Yoke lebih efektif adalah :
·
Sebagai Source Inspection
Poka Yoke digunakan untuk menangkap kesalahan sebelum
produk tersebut diproses lebih lanjut sehingga produk tersebut tidak rusak.
·
Sebagai Informative Inspection
Pemeriksaan dilakukan secepat
mungkin setelah suatu proses dikerjakan. Disini tidak
tertutup kemungkinan sistem dapat memperbaiki kesalahan yang masih bisa untuk
diatasi, serta dapat menghindari produk yang rusak untuk masuk ke dalarn proses
selanjutnya.
·
Sebagai
Judgement Inspection
Melakukan
pemisahan produk yang rusak dengan produk yang bagus.
2.3 Metode Penerapan Poka Yoke
Ada 3 metode dalam menggunakan
Poka Yoke, yaitu :
Ø Contact Methode
Metode ini bekerja dengan cara
mendeteksi apakah terjadi kesalahan terhadap produk dengan sentuhan fisik
terhadap produk tersebut.
Ø Fixed Value Methode
Metode ini digunakan dengan
cara melakukan sekelompok gerakangerakan kerja tertentu.
Ø Motion Step Methode
Metode ini digunakan untuk
mendeteksi apakah pergerakan dalarn suatu proses telah dilakukan sesuai dengan
urutan atau prosedur yang ditetapkan.
2.4 Alat Deteksi Dalam Penerapan
Poka Yoke
Jenis-jenis alat deteksi yang
digunakan dalam system Poka Yoke adalah sebagai berikut :
·
Physical Contact Sensing Device
Alat ini bekerja dengan adnya sentuhan
fisik terhadap produk atau mesin. Dalam banyak hal, biasanya proses dapat
dilakukan secara manual maupun otomatis. Apabila dilakukan dengan otomatis maka
biasanya akan memberikan sinyal dari sebuah sensor yang akan memberikan
peringatan bahkan dapat langsung menghentikan proses.
·
Energy
Sensing Device
Alat ini menggunakan energi
untuk menentukan apakah telah terjadi kesalahan selama proses berlangsung.
·
Sensor
Detect Change Physical Condition
Alat ini prisipnya sama dengan
Physical Contact Sensing Device, namun alat ini akan memberikan sinyal apabila
didapatkan adanya perubahan kondisi fisik yang tidak diinginkan selama proses
berlangsung.
Apabila Poka Yoke sudah mulai
diterapkan dalam sebuah sistem produksi dalam sebuah industri manufaktur, maka
sebaiknya dilakukan beberapa hal berikut :
1. Membangun mental yang mengutamakan
kualitas selama proses produksi berlangsung. Hal ini sangat diperlukan karena
dengan adanya pemikiran akan pentingnya kualitas, tingkat performansi kerja
operator akan menjadi lebih baik.
2. Meyakinkan bahwa setiap, kesalahan bisa
dihindari. Setiap kesalaban dapat dihindari dengan adanya kehati-hatian saat
bekerja dan kepatuhan terhadap instruksi dan langkah kerja yang telah
ditetapkan.
3. Mulailah sesuatu pekerjaan dengan benar
dan berhenti melakukan kesalahan.
4. Apabila ditemukan suatu kesalahan,
janganlah pernah memikirkan alasan untuk menutupi kesalahan tersbut, namun
pikirkanlah cara. untuk mengatasi kesalahan yang terjadi.
5. Lakukanlah sesuatu yang diyakini akan
berhasil. Sesuatu yang diinginkan tidak akan dapat dicapai apabila kita belum
berani melakukan sesuatu.
6. Adakanlah sebuah kerja sama tim yang baik
untuk dapat menekan angka kesalahan yang terjadi seminimum mungkin.
7. Apabila terdapat kesalahan, carilah
penyebabnya dengan segera, dan segera atasi kesalahan tersebut.
2.5 Contoh Penerapan Poka Yoke
Seperti yang telah dijelaskan
pada bagian terdahulu, konsep Poka Yoke sangat cocok diterapkan pada industri
manufaktur yang memiliki banyak tahapan proses produksi. Salah satu contoh
industri manufaktur yang sangat cocok untuk menggunakan konsep Poka Yoke adalah
industri yang bergerak di bidang perakitan, misanya perakitan alat-alat
elektronik, perakitan kendaraan bermotor, dan perakitan komponen-kompoen
elektronika seperti IC (Intergrated Circuit).
Penerapan Poka Yoke
dapat dilakukan secara, manual dan otomatis. Sebagai contoh, dapat kita ambil
sebuah industri manufaktur yang melakukan perakitan mesin kendaraan bermotor.
Penerapan Poka Yoke secara manual dilakukan dengan cara inspeksi 100% pada saat
produksi dilakukan. Inspeksi dilakukan saat setiap operator sudah selesai
mclakukan urutan proses operasi di setiap stasiun. Urutan proses operasi
diberikan berdasarkan work assignment yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Penerapan Poka Yoke
dapat dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu:
·
Pembagian urutan-urutan kerja. Hal ini ditujukan agar urutan kerja
menjadi lebih sistematis sehingga kelupaan atau kesalahan yang dilakukan
operator dapat diminimalisir.
·
Peletakkan part serta tool yang akan dirakit sesuai dengan urutan
proses perakitan dan penggunaannya. Hal ini ditujukan agar pekerja fidak
mengalami keraguan terhadap apa yang akan dirakit serta alat apa yang dipakai
untuk merakit.
·
Pengontrolan terhadap setiap, komponen yang sudah selesai dirakit. Hal
ini biasanya dilakukan dengan memberikan tanda warna yang khusus untuk setiap
part. Misalnya untuk baut dengan warna orange dan untuk main component dengan
warna putih.
Pada industri
perakitan kendaraan bermotor, tentunya ada satu bagian atau shop yang bertugas
melakukan pengujian atau running test terhadap mesin yang telah selesai
dirakit, biasanya shop ini disebut sebagai test line. Pada bagian atau divisi
test line yang melakukan pengujian atau running test terhadap engine yang telah
dirakit, sistem poka yoke yang diterapkan berupa gabungan antara sistem manual
dan otomatis. Cara manual adalah dengan memeriksa keadaan engine baik dari segi
kondisi fisik hasil perakitan, maupun dari tingkat torque dari baut-baut yang
memegang peranan penting dalam running sebuah engine. Apabila ditemukan hasil
torque yang belum memenuhi spesifikasi atau batas yang ditentukan maka operator
akan segera melakukan perbaikan agar tidak terjadi kerusakan yang bertambah
pada engine tersebut. Selain itu pemeriksaan atau inspeksi secara manual pada
test line juga dilakukan saat menguji noise atau kebisingan dari suara engine
saat dirunning. Mengecek kebocoran juga, dilakukan secara manual baik itu
kebocoran oli, bahan bakar maupun air.
Penerapan Poka Yoke
yang otomatis yang dapat diterapkan pada test line ini adalah saat pengujian
tenaga, mesin. Pada saat pengujian kekuatan mesin, dibantu dengan alat inspeksi
berupa sensor di bagian mesin dan sensor ini mengirimkan data ke komputer untuk
mencatat apakah tenaga atau kekuatan mesin sudah cocok dengan spesifikasi yang
ditentukan. Apabila data hasil uji yang ditampilkan oleh komputer ternyata
belum, memenuhi spesifikasi yang ditentukan maka akan terdengar bunyi alarm
yang menandakan adanya kesalahar. pada engine tersebut.
Apabila masalah
seperti di atas terjadi maka operator akan segera menghentikan running terhadap
engine tersebut dan segera mencari dan menganalisa kesalahan yang terjadi. Saat
ini proses akan terhenti sejenak sampai penyelesaiannya dilakukan, dan setelah
itu barulah engine dirunning kembali.
Inspeksi pada Test
Line ini dapat dilakukan langsung oleh operator dengan cara menuliskan masalah
yang terjadi dan tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah tersebut pada
cheksheet.
0 comments:
Post a Comment