Ilustrasi Asteroid Dekati Bumi |
Astronesia-Sangkakala akhir zaman urung bertiup pada Jumat pekan lalu, 21 Desember 2012. Pun Planet Nibiru tak kunjung datang menghantam. Bumi masih berputar 24 jam dalam satu hari, mengangkut 7 miliar manusia yang ada di atasnya. Kiamat Maya, yang ramai dibicarakan bakal jatuh pada 21 Desember 2012, ternyata lewat begitu saja.
Majalah Tempo edisi Senin, 24 Desember 2012, mengulas heboh kiamat dengan segala tafsir ilmiah. Kalender Maya kuno sebenarnya tak melihat akhir penanggalan yang jatuh pada Jumat pekan lalu sebagai akhir dunia. Suku yang mendiami Semenanjung Yucatan di Amerika Tengah ini merancang takwim yang memiliki permulaan dan kelak akan berakhir. Penutupan sebuah periode perhitungan ditandai dengan upacara sambil merayakan kalender baru.
“Akhir kalender sekaligus awal perhitungan siklus berikutnya," ujar peneliti astronomi dan astrofisika dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Emanuel Sungging Mumpuni, kepada Tempo, Rabu pekan lalu. Entah siapa yang memulai, akhir penanggalan suku Maya itu disebarkan sebagai datangnya kiamat.
Dalam ranah ilmiah, konsep kiamat jelas ada. Dalam ilmu astronomi, kiamat berarti hancurnya alam raya, tata surya, atau bumi. Lain lagi dengan ilmu biologi. Kiamat diartikan bermula dari kehancuran habitat disusul kepunahan spesies.
Kehancuran terdekat berasal dari ancaman tabrakan benda langit dengan bumi. Di ruang antarbintang, bumi melewati jalan yang berbatu. Ukuran batuan ini beragam, mulai 100 meter hingga 100 kilometer. Jika benda ini menabrak bumi, dipastikan akan merusak ekosistem.
Kepunahan dinosaurus 65 juta tahun lalu diduga disebabkan oleh jatuhnya asteroid di Amerika Tengah. Lubang selebar 180 kilometer terbentuk. Bumi menjadi gelap selama beberapa tahun, mematikan tumbuhan yang menjadi sumber makanan berbagai spesies. Pakar matematika dari University of California Riverside memperkirakan setengah genus makhluk hidup yang menghuni bumi musnah beberapa tahun setelah kejadian itu.
"Tabrakan asteroid selalu mengancam bumi," kata Emanuel. Ancaman terdekat berasal dari asteroid lonjong 4.179 Toutatis berukuran 4,5 kilometer. Pertengahan Desember ini, Toutatis mendekat hingga 18 kali jarak bumi dan bulan. Persinggahan berikutnya akan terjadi pada akhir 2016 dan akan lebih dekat lagi pada 2069. Hingga kini, peneliti masih menghitung kemungkinan asteroid ini menabrak bumi.
Majalah Tempo edisi Senin, 24 Desember 2012, mengulas heboh kiamat dengan segala tafsir ilmiah. Kalender Maya kuno sebenarnya tak melihat akhir penanggalan yang jatuh pada Jumat pekan lalu sebagai akhir dunia. Suku yang mendiami Semenanjung Yucatan di Amerika Tengah ini merancang takwim yang memiliki permulaan dan kelak akan berakhir. Penutupan sebuah periode perhitungan ditandai dengan upacara sambil merayakan kalender baru.
“Akhir kalender sekaligus awal perhitungan siklus berikutnya," ujar peneliti astronomi dan astrofisika dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Emanuel Sungging Mumpuni, kepada Tempo, Rabu pekan lalu. Entah siapa yang memulai, akhir penanggalan suku Maya itu disebarkan sebagai datangnya kiamat.
Dalam ranah ilmiah, konsep kiamat jelas ada. Dalam ilmu astronomi, kiamat berarti hancurnya alam raya, tata surya, atau bumi. Lain lagi dengan ilmu biologi. Kiamat diartikan bermula dari kehancuran habitat disusul kepunahan spesies.
Kehancuran terdekat berasal dari ancaman tabrakan benda langit dengan bumi. Di ruang antarbintang, bumi melewati jalan yang berbatu. Ukuran batuan ini beragam, mulai 100 meter hingga 100 kilometer. Jika benda ini menabrak bumi, dipastikan akan merusak ekosistem.
Kepunahan dinosaurus 65 juta tahun lalu diduga disebabkan oleh jatuhnya asteroid di Amerika Tengah. Lubang selebar 180 kilometer terbentuk. Bumi menjadi gelap selama beberapa tahun, mematikan tumbuhan yang menjadi sumber makanan berbagai spesies. Pakar matematika dari University of California Riverside memperkirakan setengah genus makhluk hidup yang menghuni bumi musnah beberapa tahun setelah kejadian itu.
"Tabrakan asteroid selalu mengancam bumi," kata Emanuel. Ancaman terdekat berasal dari asteroid lonjong 4.179 Toutatis berukuran 4,5 kilometer. Pertengahan Desember ini, Toutatis mendekat hingga 18 kali jarak bumi dan bulan. Persinggahan berikutnya akan terjadi pada akhir 2016 dan akan lebih dekat lagi pada 2069. Hingga kini, peneliti masih menghitung kemungkinan asteroid ini menabrak bumi.
Sumber: Tempo.co
0 comments:
Post a Comment