Ilustrasi |
Astronesia-Lembaga Peneliti Antariksa Amerika Serikat (National Aeronautics and Space Administration atau NASA) memberi penjelasan soal isu bumi akan gelap total atau blackout. Menurut NASA, wacana aneh tersebut tidak memiliki landasan yang kuat.
Saat ini beredar kabar bahwa pada tanggal 23-25 Desember 2012 bumi akan gelap total. Alasannya, matahari dan planet-planet dalam posisi sejajar, sehingga planet yang posisinya setelah Merkurius akan gelap.
Teori "aneh" tersebut diperkuat dengan wacana posisi matahari yang akan dekat dengan pusat galaksi pada tanggal 21 Desember, adanya fenomena titik balik matahari musim dingin di belahan bumi utara, dan matahari yang terhalang awan debu tebal. Dengan demikian, menghasilkan sebuah wacana yang, menurut NASA, sama sekali tidak masuk akal, yaitu bumi gelap total.
NASA memastikan bahwa memang ada kondisi saat planet-planet sejajar. Hanya, kondisi seperti ini termasuk normal dan tidak akan menghasilkan kejadian apa pun. Berikut ini penjelasan NASA, seperti dikutip dari situs resminya pada Senin, 24 Desember 2012, soal rumor blackout.
Pertama, NASA merilis bahwa titik balik matahari sama sekali tidak berkorelasi dengan setiap gerakan bintang dan planet di alam semesta.
Kedua, bumi tidak berada pada jangkauan efek gravitasi dari lubang hitam yang ada di pusat galaksi Bima Sakti, orbit bumi. Jarak bumi dengan lubang hitam adalah 165 mil kuadriliun. Sedangkan selama ini, meskipun memiliki masa lebih kecil dari lubang hitam, gravitasi di bumi dominan matahari. Tetapi, dengan jarak 93 juta mil dari matahari, bumi tidak pernah terpengaruh.
Ketiga, setiap tahun memang ada fase saat matahari memasuki lintasan dark rift, dan kejadian kali ini pun bukan pertanda apa-apa. Lantas, apa itu dark rift? Bagian ini juga yang menurut NASA kerap diributkan orang serta melahirkan teori "aneh".
Dark rift adalah awan debu tebal yang mengisi galaksi. Dengan mata telanjang, orang hanya melihatnya sebagai awan gelap atau redup. Padahal, dengan teleskop inframerah, awan yang berisi kumpulan debu ini akan terlihat dengan jelas. Kumpulan debu tebal ini membentang dari rasi bintang Cygnus ke Sagitarius.
Ada fase ketika matahari, menurut NASA, memang akan memasuki jalur ini. Hanya, fenomena ini wajar tiap tahun di waktu yang sama, dan tidak akan terjadi apa-apa.
Saat ini beredar kabar bahwa pada tanggal 23-25 Desember 2012 bumi akan gelap total. Alasannya, matahari dan planet-planet dalam posisi sejajar, sehingga planet yang posisinya setelah Merkurius akan gelap.
Teori "aneh" tersebut diperkuat dengan wacana posisi matahari yang akan dekat dengan pusat galaksi pada tanggal 21 Desember, adanya fenomena titik balik matahari musim dingin di belahan bumi utara, dan matahari yang terhalang awan debu tebal. Dengan demikian, menghasilkan sebuah wacana yang, menurut NASA, sama sekali tidak masuk akal, yaitu bumi gelap total.
NASA memastikan bahwa memang ada kondisi saat planet-planet sejajar. Hanya, kondisi seperti ini termasuk normal dan tidak akan menghasilkan kejadian apa pun. Berikut ini penjelasan NASA, seperti dikutip dari situs resminya pada Senin, 24 Desember 2012, soal rumor blackout.
Pertama, NASA merilis bahwa titik balik matahari sama sekali tidak berkorelasi dengan setiap gerakan bintang dan planet di alam semesta.
Kedua, bumi tidak berada pada jangkauan efek gravitasi dari lubang hitam yang ada di pusat galaksi Bima Sakti, orbit bumi. Jarak bumi dengan lubang hitam adalah 165 mil kuadriliun. Sedangkan selama ini, meskipun memiliki masa lebih kecil dari lubang hitam, gravitasi di bumi dominan matahari. Tetapi, dengan jarak 93 juta mil dari matahari, bumi tidak pernah terpengaruh.
Ketiga, setiap tahun memang ada fase saat matahari memasuki lintasan dark rift, dan kejadian kali ini pun bukan pertanda apa-apa. Lantas, apa itu dark rift? Bagian ini juga yang menurut NASA kerap diributkan orang serta melahirkan teori "aneh".
Dark rift adalah awan debu tebal yang mengisi galaksi. Dengan mata telanjang, orang hanya melihatnya sebagai awan gelap atau redup. Padahal, dengan teleskop inframerah, awan yang berisi kumpulan debu ini akan terlihat dengan jelas. Kumpulan debu tebal ini membentang dari rasi bintang Cygnus ke Sagitarius.
Ada fase ketika matahari, menurut NASA, memang akan memasuki jalur ini. Hanya, fenomena ini wajar tiap tahun di waktu yang sama, dan tidak akan terjadi apa-apa.
Sumber: Tempo.co
0 comments:
Post a Comment