Di sela-sela kunjungan hidayatullah.com dan Sahabat Alaqsha di Gaza, Allah mempertemukan tim dengan pengawal pribadi Kepala Biro Politik HAMAS Khalid Misy'al. Namanya Muhammad Abu Saif. Melalui Abu Saif, Allah menggagalkan usaha Zionis Israel untuk membunuh Misy'al pada 15 September 1997 di Amman, Yordania.
Sebelum bercerita tentang kejadian tersebut, Abu Saif berdoa agar amal-amalnya senantiasa dijaga dan diterima Allah. Sebagai tambahan, Abu Saif melakukan pertarungan dengan dua agen Israel
(Mossad) saat dirinya sedang puasa. Berikut petikan ceritanya.
Bagaimana awal kejadiannya?
Saat itu sedang keluar dari sebuah acara. Misy'al dan pengawal yang satu di mobil pertama. Saya di mobil kedua di belakang. Tiba-tiba, saat mobil Miy'al berhenti ada dua orang menyerang Misy'al. Yang satu tinggi besar berwajah Arab yang satunya agak kecil berwajah Yahudi. Misy'al dijatuhkan dengan posisi wajah di bawah. Pria Arab yang besar dengan tangannya yang terbalut seperti memasukkan sesuatu -racun- ke bagian belakang kepala Misy'al. Pria yang kecilnya melumpuhkan pengawal Misy'al yang semobil dengannya.
Bagaimana reaksi orang-orang yang melihat?
Kejadiannya memang siang hari tapi jalanan sepi.
Kemudian?
Misy'al masih sadar. Kemudian saya berlari dan menyerang kedua intel Mossad itu. Saat saya serang kakinya, intel yang besar lompat. Saat lompat itu saya tendang kakinya kemudian dia jatuh tersungkur dengan wajahnya. Namun keduanya bisa kabur
Lalu apa yang terjadi pada Misy'al?
Misy'al masih sadar dan segera dibawa ke kantor HAMAS di Amman. Sejak itu diketahui racun yang disuntikkan ke Misy'al bekerja saat tidur yang mempengaruhi dan pernafasan. Hingga korbannya bisa terlihat mati secara wajar karena sesak nafas.
Bagaimana dengan dua orang tadi?
Kedua orang tadi lari dijemput mobil. Saya kejar tapi tidak kena. Kemudian saya hapalkan saja plat nomor mobilnya. Saya ambil mobil kemudian saya kejar. Saya kejar cukup jauh, sepertinya mereka mengira misi mereka telah berhasil. Dua orang penyerangnya turun dari mobil menuju pertokoan, sopirnya melaju ke arah kantor Kedutaan Besar Israel.
Saya sudah membawa batu. Kemudian saya dekati yang dua orang tadi dari jarak 100 meter hingga jarak 40 meter. Tapi mereka melihat dan mengenali saya kemudian kita kejar-kejaran.
Pada jarak 20 meteran, saya lempar batu itu mengenai si badan besar. Segera saya rengut kerah baju si besar itu sampai dia tidak bisa nafas. Ketika saya mengusai si besar, yang badan kecil memukul kepala saya hingga berdarah. Pandangan saya seperti gelap.
Anda tidak sadarkan diri?
Dengan keadaan seperti itu saya hantam si besar di rahangnya dan dia tumbang. Yang badan kecil terus menyerang saya dengan batu tapi saya gunakan si badan besar jadi tameng.
Kemudian saya berkelahi satu lawan satu dengan si badan kecil. Sampai dia saya jatuhkan ke jalanan yang lebih rendah yang banyak orang.
Saya tidak sadar mungkin karena kantuk. Saya sadar saya sedang di atas badan si kecil tadi sambil memukuli dia. Tapi si besar sadar siap dengan batu. Kemudian banyak orang mau melerai, ada juga di situ seorang polisi Palestina.
Kemudian?
Saya bilang ke mereka ini adalah urusan politik. Yang besar diurus polisi yang kecil saya yang pegang. Keduanya kita bawa ke kantor HAMAS. Di tengah jalan saya maki-maki kedua agen Mossad, dan mereka membantah. Polisi Palestina tadi menasehati agar saya tidak mengatai mereka dengan sebutan-sebutan anjing buduk dan tidak menatap mata kedua intel Mossad itu.
Sementara Misy'al tidak sadarkan diri selama 48 jam, dia dibantu dengan alat pernafasan. Alhamdulillah, dengan dua orang itu kita bisa menekan Zionis untuk memberikan penawar racun untuk Misy'al. Tidak hanya itu, dua orang itu juga kita tukar untuk membebaskan Syaikh Ahmad Yasin yang saat itu dipenjara Zionis Israel.(SahabatAlAqsha/hidayatullah)
Sebelum bercerita tentang kejadian tersebut, Abu Saif berdoa agar amal-amalnya senantiasa dijaga dan diterima Allah. Sebagai tambahan, Abu Saif melakukan pertarungan dengan dua agen Israel
(Mossad) saat dirinya sedang puasa. Berikut petikan ceritanya.
Bagaimana awal kejadiannya?
Saat itu sedang keluar dari sebuah acara. Misy'al dan pengawal yang satu di mobil pertama. Saya di mobil kedua di belakang. Tiba-tiba, saat mobil Miy'al berhenti ada dua orang menyerang Misy'al. Yang satu tinggi besar berwajah Arab yang satunya agak kecil berwajah Yahudi. Misy'al dijatuhkan dengan posisi wajah di bawah. Pria Arab yang besar dengan tangannya yang terbalut seperti memasukkan sesuatu -racun- ke bagian belakang kepala Misy'al. Pria yang kecilnya melumpuhkan pengawal Misy'al yang semobil dengannya.
Bagaimana reaksi orang-orang yang melihat?
Kejadiannya memang siang hari tapi jalanan sepi.
Kemudian?
Misy'al masih sadar. Kemudian saya berlari dan menyerang kedua intel Mossad itu. Saat saya serang kakinya, intel yang besar lompat. Saat lompat itu saya tendang kakinya kemudian dia jatuh tersungkur dengan wajahnya. Namun keduanya bisa kabur
Lalu apa yang terjadi pada Misy'al?
Misy'al masih sadar dan segera dibawa ke kantor HAMAS di Amman. Sejak itu diketahui racun yang disuntikkan ke Misy'al bekerja saat tidur yang mempengaruhi dan pernafasan. Hingga korbannya bisa terlihat mati secara wajar karena sesak nafas.
Bagaimana dengan dua orang tadi?
Kedua orang tadi lari dijemput mobil. Saya kejar tapi tidak kena. Kemudian saya hapalkan saja plat nomor mobilnya. Saya ambil mobil kemudian saya kejar. Saya kejar cukup jauh, sepertinya mereka mengira misi mereka telah berhasil. Dua orang penyerangnya turun dari mobil menuju pertokoan, sopirnya melaju ke arah kantor Kedutaan Besar Israel.
Saya sudah membawa batu. Kemudian saya dekati yang dua orang tadi dari jarak 100 meter hingga jarak 40 meter. Tapi mereka melihat dan mengenali saya kemudian kita kejar-kejaran.
Pada jarak 20 meteran, saya lempar batu itu mengenai si badan besar. Segera saya rengut kerah baju si besar itu sampai dia tidak bisa nafas. Ketika saya mengusai si besar, yang badan kecil memukul kepala saya hingga berdarah. Pandangan saya seperti gelap.
Anda tidak sadarkan diri?
Dengan keadaan seperti itu saya hantam si besar di rahangnya dan dia tumbang. Yang badan kecil terus menyerang saya dengan batu tapi saya gunakan si badan besar jadi tameng.
Kemudian saya berkelahi satu lawan satu dengan si badan kecil. Sampai dia saya jatuhkan ke jalanan yang lebih rendah yang banyak orang.
Saya tidak sadar mungkin karena kantuk. Saya sadar saya sedang di atas badan si kecil tadi sambil memukuli dia. Tapi si besar sadar siap dengan batu. Kemudian banyak orang mau melerai, ada juga di situ seorang polisi Palestina.
Kemudian?
Saya bilang ke mereka ini adalah urusan politik. Yang besar diurus polisi yang kecil saya yang pegang. Keduanya kita bawa ke kantor HAMAS. Di tengah jalan saya maki-maki kedua agen Mossad, dan mereka membantah. Polisi Palestina tadi menasehati agar saya tidak mengatai mereka dengan sebutan-sebutan anjing buduk dan tidak menatap mata kedua intel Mossad itu.
Sementara Misy'al tidak sadarkan diri selama 48 jam, dia dibantu dengan alat pernafasan. Alhamdulillah, dengan dua orang itu kita bisa menekan Zionis untuk memberikan penawar racun untuk Misy'al. Tidak hanya itu, dua orang itu juga kita tukar untuk membebaskan Syaikh Ahmad Yasin yang saat itu dipenjara Zionis Israel.(SahabatAlAqsha/hidayatullah)
0 comments:
Post a Comment