Mengangkat sebuah Novel ke layar lebar sudah menjadi hal yang umum bagi sutradara Hanung Bramantyo. Ia pernah memfilmkan novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy. Ia juga pernah mengangkat novel karya Dewi Lestari, Perahu Kertas, ke layar lebar dengan judul yang sama.
Kali ini, pria kelahiran 1 October 1975 ini mengangkat sebuah kisah berdasarkan tulisan dari sebuah blog. Film yang berjudul Cinta Tapi Beda ini diambil dari blog Dwita Sari.
Tulisan dari blog seorang gadis yang baru masuk kuliah itu dilihat oleh asisten Hanung, Hestu Saputra. Hestu kemudian menyarankan Hanung untuk memfilmkan kisah itu. “Akhirnya saya dan Hestu berkolaborasi membuat film itu. Tapi saya lebih banyak di belakang. Hestu yang banyak mengarahkan,” kata Hanung Bramantyo di konferensi pers di Belly’s Clan, beberapa waktu yang lalu.
Ia membiarkan asistennya lebih banyak mengarahkan karena kebetulan Hestu pernah mengalami kisah mirip seperti film itu. “Lagipula agar nanti dia bisa dilepas jadi sutradara,” ujar Hanung.
Sisi kontroversi memang selalu terdapat dalam tema film besutan sutradara Hanung Bramantyo. Dalam film teranyarnya, Cinta Tapi Beda, misalnya. Hanung mengangkat kisah cinta beda agama dengan beragam persoalannya karena cerita tersebut banyak terjadi di masyarakat.
"Idenya sederhana, sebenarnya Hestu Saputra itu yang nulis, dia itu pelaku cinta beda agama, pacarnya orang Islam, dia orang Kristen. Kami coba memotret fenomena kisah cinta beda agama ini. Penulisnya juga pelaku beda agama, dia muslim, suaminya Katholik, dia menikah dan bahagia. Ini mengembangkan cerita dari blog oleh Dwita Sari," ucap Hanung dalam press junket film Cinta Tapi Beda di Bellys Clan, Graha Intiland, Jakarta Pusat (12/11).
Diteruskan bicara soal agama dan keyakinan memang suatu hal yang sangat pribadi. Oleh karenanya, lewat film ini Hanung mengajak supaya orang tidak melakukan justifikasi dengan sekat-sekat besar terhadap perbedaan agama.
"Ini sifatnya private tapi ketika berbicara tentang komitmen akan menjadi kendala, kita juga tak pernah bisa menebak wilayah Tuhan. Tapi kita sebagai manusia seolah-olah melakukan justifikasi, jadi seperti ada sekat yang besar," lanjutnya.
Dia pun mencontohkan orang yang berbeda keyakinan tak bisa melakukan pernikahan di Kantor Urusan Agama.
"Karena kalau beda agama, di KUA selalu ditanya dan kalau tidak sama maka salah satu harus pindah. Padahal di luar itu, misalnya di Manado, itu ada yang menikah beda agama yang bisa berjalan. Itu yang kemudian kita coba untuk kita pertanyakan. Ketika wilayah kultur memberikan izin dan negara tidak," imbuh suami Zaskia Adya Mecca ini.
Film ini menurut Hanung mencoba memberitahukan apa yang dinamakan perbedaan, cinta dan bagaimana supaya tidak melakukan justifikasi.
"Saya memang melakukan ketegasan, karena cinta itu suci dan itu anugerah dari Tuhan. Bahwa ada agama, kultur dan norma. Kita tidak hanya bicara soal itu, ini tidak hanya bicarakan agama tapi ini membicarakan tentang beda yang lain. Kita bicarakan kisah cinta yang lebih substansial," tukasnya.
Sisi kontroversi memang selalu terdapat dalam tema film besutan sutradara Hanung Bramantyo. Dalam film teranyarnya, Cinta Tapi Beda, misalnya. Hanung mengangkat kisah cinta beda agama dengan beragam persoalannya karena cerita tersebut banyak terjadi di masyarakat.
"Idenya sederhana, sebenarnya Hestu Saputra itu yang nulis, dia itu pelaku cinta beda agama, pacarnya orang Islam, dia orang Kristen. Kami coba memotret fenomena kisah cinta beda agama ini. Penulisnya juga pelaku beda agama, dia muslim, suaminya Katholik, dia menikah dan bahagia. Ini mengembangkan cerita dari blog oleh Dwita Sari," ucap Hanung dalam press junket film Cinta Tapi Beda di Bellys Clan, Graha Intiland, Jakarta Pusat (12/11).
Diteruskan bicara soal agama dan keyakinan memang suatu hal yang sangat pribadi. Oleh karenanya, lewat film ini Hanung mengajak supaya orang tidak melakukan justifikasi dengan sekat-sekat besar terhadap perbedaan agama.
"Ini sifatnya private tapi ketika berbicara tentang komitmen akan menjadi kendala, kita juga tak pernah bisa menebak wilayah Tuhan. Tapi kita sebagai manusia seolah-olah melakukan justifikasi, jadi seperti ada sekat yang besar," lanjutnya.
Dia pun mencontohkan orang yang berbeda keyakinan tak bisa melakukan pernikahan di Kantor Urusan Agama.
"Karena kalau beda agama, di KUA selalu ditanya dan kalau tidak sama maka salah satu harus pindah. Padahal di luar itu, misalnya di Manado, itu ada yang menikah beda agama yang bisa berjalan. Itu yang kemudian kita coba untuk kita pertanyakan. Ketika wilayah kultur memberikan izin dan negara tidak," imbuh suami Zaskia Adya Mecca ini.
Film ini menurut Hanung mencoba memberitahukan apa yang dinamakan perbedaan, cinta dan bagaimana supaya tidak melakukan justifikasi.
"Saya memang melakukan ketegasan, karena cinta itu suci dan itu anugerah dari Tuhan. Bahwa ada agama, kultur dan norma. Kita tidak hanya bicara soal itu, ini tidak hanya bicarakan agama tapi ini membicarakan tentang beda yang lain. Kita bicarakan kisah cinta yang lebih substansial," tukasnya.
Selain Agni Pratistha dan Reza Nangin, film tersebut juga dibintangi Choky Sitohang (Oka), Ratu Felisha (Mitha), Agus Kuncoro, Jajang C Noer, Nungky Kusumastuti, Agus Melast, Hudson Pranajaya, Leroy Osmani, dan Ayu Diah Pasha. Cinta Tapi Beda akan tayang di bioskop 27 Desember 2012.
Sinopsis Film Cinta Tapi Beda
Cahyo, cowok ganteng asal Yogja, bekerja sebagai chef di Jakarta. Ia anak pasangan Fadholi dan Munawaroh, keluarga muslim yang taat beribadah. Cahyo berusaha lepas dari kesedihan setelah ditinggal selingkuh sang kekasih, Mitha
Diana, gadis asal Padang. Perempuan berparas sangat Indonesia, mahasiswa jurusan seni tari. Ia tinggal bersama om dan tantenya di Jakarta. Keluarga Diana penganut Katolik taat. Cahyo dan Diana bertemu di pertunjukan tari kontemporer di Jakarta. Mereka memutuskan berpacaran walaupun berbeda keyakinan. Mereka bahkan serius melanjutkan hubungan hingga jenjang pernikahan
Diana was-was ketika Cahyo mengajaknya menemui orangtuanya. Ibu Cahyo bisa memahami cinta anaknya, tapi tidak Pak Fadholi. Sampai kapan pun Pak Fadholi tidak akan merestui Cahyo. Bila Cahyo memaksa, Pak Fadholi memilih memutus ikatan tali keluarga. Ternyata tidak mudah bagi Cahyo dan Diana menjalani cinta beda keyakinan
Ibu Diana juga keberatan dengan pilihan putrinya. Kakak-kakak Diana, termasuk om dan tantenya, telah meninggalkan keyakinan mereka. Ibu Diana memaksa Diana mengikuti kehendaknya. Itu sebabnya, Diana akhirnya memilih kembali ke Padang dan menerima perjodohan dengan dokter Oka, lelaki pilihan ibunya dan seiman. Ia coba tutup hatinya untuk Cahyo
Cahyo melewati masa terburuk dalam hidupnya. Cahyo berkesimpulan bahwa Diana tak ada bedanya dengan Mitha yang lari ke pelukan laki-laki lain. Di Padang, Diana berusaha mencintai Oka, dan Oka berusaha membantunya melupakan Cahyo
Ada satu yang masih sulit dilupakan Cahyo maupun Diana, bahwa mereka sesungguhnya telah diikrarkan bukan karena keyakinan, tapi karena cinta...Tapi apakah keduanya bisa dipersatukan atas nama cinta dan Tuhan? Waktu yang akan menjawabnya!
Trailer Film Cinta Tapi Beda
Trailer Film Cinta Tapi Beda
0 comments:
Post a Comment