Jakarta - Semua orang dilahirkan
sukses, karena pada dasarnya
manusia bisa lahir dari hasil kompetisi
jutaan sperma untuk membuahi satu
sel telur. Begitulah kata-kata penyebar
semangat khas motivator. Memang
kalimat tersebut benar sekali. Sperma
yang sehat adalah sperma yang kuat,
bahkan harus hiperaktif. Ketika ejakulasi, laki-laki melepaskan
rata-rata sekitar setengah sendok teh
atau 2,75 ml air mani yang
mengandung 180 - 400 juta sel
sperma. Jika jumlahnya tidak sampai
20 juta, maka si jantan sudah masuk kategori mandul atau tidak subur.
Satu sel sperma memiliki ukuran
dengan panjang sekitar 40 mikron
atau 0,04 mm sambil memuat 23
kromosom. Berenang dengan
kecepatan sekitar 75 cm per jam, sel
sperma dapat bertahan hidup dalam saluran reproduksi wanita selama 3
hari. Sangat militan bukan? Sebuah penelitian yang dimuat secara
rinci di jurnal Nature menemukan
bahwa karakter miltan ini merupakan
ciri sperma yang sehat. Bahkan, sperma yang sehat itu
seharusnya bersifat hiperaktif.
Karakter hiperaktif sangat penting
untuk menembus dua hambatan fisik
yang melindungi sel telur dari
pembuahan. Hambatan pertama adalah sel-sel
kumulus yang membungkus telur.
Hambatan kedua adalah membran
yang disebut zona pelusida. Suatu protein yang membentuk zona
pelusida mengikat molekul sperma.
Mekanisme ini mencegah sperma dan
sel telur dari spesies yang berbeda
bisa bersatu. Setelah sperma mencapai zona
pelusida, sebagian lapisan akan larut
oleh enzim khusus. Tetapi enzim saja
tidak cukup kuat membuat sperma
dapat benar-benar menembus dan
menyatu dengan telur. Sel sperma perlu menjadi hiperaktif untuk dapat
menembusnya. "Jika tidak hipeaktif saat mencapai
zona pelusida, sel sperma tidak akan
mampu menembusnya. Sel sperma
perlu enzim dan menjadi hiperaktif,"
kata peneliti, Yuriy Kirichok dari
Harvard Medical School seperti dilansir Live Science, Rabu
(26/9/2012). Sperma dikatakan hiperaktif dilihat
dari gerakan ekornya. Ekor sperma
yang seperti cambuk terbuat dari
protein CatSper1 yang
memungkinkan dilalui oleh ion
kalsium. Ketika ada aliran kalsium tiba-tiba, maka ekor ini seketika
mendapatkan tenaga. Ekor sperma yang disebut flagel ini
akan berputar seperti baling-baling
perahu untuk mendorong sperma ke
depan. Menggunakan teknik perekaman
seluler yang disebut patch-klem, para
peneliti menemukan bahwa CatSper1
bertanggung jawab atas masuknya
kalsium ke dalam sperma. Semakin banyak kalsium akan
menyebabkan ekor sperma berputar
lebih cepat sehingga sperma
didorong melewati lapisan sel telur.
sumber: detikhealt.com
sukses, karena pada dasarnya
manusia bisa lahir dari hasil kompetisi
jutaan sperma untuk membuahi satu
sel telur. Begitulah kata-kata penyebar
semangat khas motivator. Memang
kalimat tersebut benar sekali. Sperma
yang sehat adalah sperma yang kuat,
bahkan harus hiperaktif. Ketika ejakulasi, laki-laki melepaskan
rata-rata sekitar setengah sendok teh
atau 2,75 ml air mani yang
mengandung 180 - 400 juta sel
sperma. Jika jumlahnya tidak sampai
20 juta, maka si jantan sudah masuk kategori mandul atau tidak subur.
Satu sel sperma memiliki ukuran
dengan panjang sekitar 40 mikron
atau 0,04 mm sambil memuat 23
kromosom. Berenang dengan
kecepatan sekitar 75 cm per jam, sel
sperma dapat bertahan hidup dalam saluran reproduksi wanita selama 3
hari. Sangat militan bukan? Sebuah penelitian yang dimuat secara
rinci di jurnal Nature menemukan
bahwa karakter miltan ini merupakan
ciri sperma yang sehat. Bahkan, sperma yang sehat itu
seharusnya bersifat hiperaktif.
Karakter hiperaktif sangat penting
untuk menembus dua hambatan fisik
yang melindungi sel telur dari
pembuahan. Hambatan pertama adalah sel-sel
kumulus yang membungkus telur.
Hambatan kedua adalah membran
yang disebut zona pelusida. Suatu protein yang membentuk zona
pelusida mengikat molekul sperma.
Mekanisme ini mencegah sperma dan
sel telur dari spesies yang berbeda
bisa bersatu. Setelah sperma mencapai zona
pelusida, sebagian lapisan akan larut
oleh enzim khusus. Tetapi enzim saja
tidak cukup kuat membuat sperma
dapat benar-benar menembus dan
menyatu dengan telur. Sel sperma perlu menjadi hiperaktif untuk dapat
menembusnya. "Jika tidak hipeaktif saat mencapai
zona pelusida, sel sperma tidak akan
mampu menembusnya. Sel sperma
perlu enzim dan menjadi hiperaktif,"
kata peneliti, Yuriy Kirichok dari
Harvard Medical School seperti dilansir Live Science, Rabu
(26/9/2012). Sperma dikatakan hiperaktif dilihat
dari gerakan ekornya. Ekor sperma
yang seperti cambuk terbuat dari
protein CatSper1 yang
memungkinkan dilalui oleh ion
kalsium. Ketika ada aliran kalsium tiba-tiba, maka ekor ini seketika
mendapatkan tenaga. Ekor sperma yang disebut flagel ini
akan berputar seperti baling-baling
perahu untuk mendorong sperma ke
depan. Menggunakan teknik perekaman
seluler yang disebut patch-klem, para
peneliti menemukan bahwa CatSper1
bertanggung jawab atas masuknya
kalsium ke dalam sperma. Semakin banyak kalsium akan
menyebabkan ekor sperma berputar
lebih cepat sehingga sperma
didorong melewati lapisan sel telur.
sumber: detikhealt.com
0 comments:
Post a Comment