Astronot misi ke 28 pesawat ulang Columbia, dari kiri ke kanan, David Brown, Rick Husband, Laurel Clark, Kalpana Chawla, Michael Anderson, William McCool and Ilan Ramon |
Astronesia-1 Februari 2013, adalah hari bersejarah dalam penerbangan pesawat ulang alik. Sepuluh tahun lalu, pesawat ulang alik Columbia mengalami kecelakaan. Pesawat itu hancur.
Columbia menemui ajalnya setelah menyelesaikan misi ke 28. Kecelakaan terjadi setelah 16 hari awak pesawat Columbia berhasil menuntaskan misinya di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Pesawat hancur ketika akan memasuki kembali atmosfer Bumi.
Sebanyak 7 astronot ikut tewas dalam misi tersebut. Mereka adalah David Brown, Rick Husband, Laurel Clark, Kalpana Chawla, Michael Anderson, William McCool dan Ilan Ramon. Ramon adalah astronot pertama asal Israel yang terbang ke antariksa.
Investigasi menunjukkan, sebab kecelakaan adalah gabus insulator yang jatuh darib tangki bahan bakar 81 detik setelah Columbia berangkat. Gabus itu mengenai komposit karbon di panel sayap yang rapuh. Akibatnya fatal.
Pesawat Columbia yang hancur menyisakan keping-keping yang jatuh di beberapa wilayah Amerika Serikat. Kepingan tersebut kemudian dikumpulkan menjadi arsip yang disimpan di Kennedy Space Center.
Sebanyak 84.000 kepingan Columbia tersimpan, diantaranya adalah kepingan sayap hingga ban. Semua tersimpan di Vehicle Assembly Building, Kennedy Space Center. NASA juga menggunakan koleksi tersebutb untuk menganalisis kecelakaan pesawat ulang alik.
Micahel Ciannilli dari Columbia Research and Preservation Office Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), mengatakan, "Satu hal terpenting yang perlu dipelajari dari kecelakaan Columbia adalah perlunya belajar mendengar perangkatmu. Mereka benar-benar bicara padamu."
Ciannilli seperti diberitakan Reuters, Kamis (31/1/2013) mengatakan, ruangan penyimpanan memiliki arti tersendiri baginya. Keselamatan penerbangan antariksa mudah dibicarakan tetapi ketika memasuki ruangan tersebut, sulit untuk mengatakannya.
Baginya, Columbia benar-benar sebuah pelajaran. "Kami mengajarkan ceritanya, menunjukkan efek dari kecelakaan dan menunjukkan perbaikan yang kami lakukan. Columbia adalah misi pendidikan dan riset. Kami mencoba untuk melanjutkan dalam namanya."
Columbia menemui ajalnya setelah menyelesaikan misi ke 28. Kecelakaan terjadi setelah 16 hari awak pesawat Columbia berhasil menuntaskan misinya di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Pesawat hancur ketika akan memasuki kembali atmosfer Bumi.
Sebanyak 7 astronot ikut tewas dalam misi tersebut. Mereka adalah David Brown, Rick Husband, Laurel Clark, Kalpana Chawla, Michael Anderson, William McCool dan Ilan Ramon. Ramon adalah astronot pertama asal Israel yang terbang ke antariksa.
Investigasi menunjukkan, sebab kecelakaan adalah gabus insulator yang jatuh darib tangki bahan bakar 81 detik setelah Columbia berangkat. Gabus itu mengenai komposit karbon di panel sayap yang rapuh. Akibatnya fatal.
Pesawat Columbia yang hancur menyisakan keping-keping yang jatuh di beberapa wilayah Amerika Serikat. Kepingan tersebut kemudian dikumpulkan menjadi arsip yang disimpan di Kennedy Space Center.
Sebanyak 84.000 kepingan Columbia tersimpan, diantaranya adalah kepingan sayap hingga ban. Semua tersimpan di Vehicle Assembly Building, Kennedy Space Center. NASA juga menggunakan koleksi tersebutb untuk menganalisis kecelakaan pesawat ulang alik.
Micahel Ciannilli dari Columbia Research and Preservation Office Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), mengatakan, "Satu hal terpenting yang perlu dipelajari dari kecelakaan Columbia adalah perlunya belajar mendengar perangkatmu. Mereka benar-benar bicara padamu."
Ciannilli seperti diberitakan Reuters, Kamis (31/1/2013) mengatakan, ruangan penyimpanan memiliki arti tersendiri baginya. Keselamatan penerbangan antariksa mudah dibicarakan tetapi ketika memasuki ruangan tersebut, sulit untuk mengatakannya.
Baginya, Columbia benar-benar sebuah pelajaran. "Kami mengajarkan ceritanya, menunjukkan efek dari kecelakaan dan menunjukkan perbaikan yang kami lakukan. Columbia adalah misi pendidikan dan riset. Kami mencoba untuk melanjutkan dalam namanya."
Sumber: Kompas.com
0 comments:
Post a Comment