BAB II
PERKEMBANGAN BELADIRI TARUNG DERAJAT
A. Perkembangan Organisasi
Perkembangan organisasi Keluarga Olahraga Tarung Derajat adalah cikal-bakal dari Perguruan Pusat Kawah Tarung Derajat Bandung yang terletak di jalan Antabaru V no. 2-6 Margacinta Bandung-Jawa Barat Indonesia. Perguruan ini dipimpin langsung oleh Sang Guru H. Achmad Dradjat, Drs. Pelaksanaan perkembangan keilmuan olahraga Tarung Derajat melalui pembentukan Satuan Latihan (SATLAT) diberbagai tempat di tingkat Propinsi, Kota/Kabupaten, Kecamatan, Desa/Kelurahan dan terdapat diberbagai kalangan, mulai dari lingkungan Instansi ABRI maupun Sipil, Perguruan Tinggi, Sekolah-sekolah, dan dilingkungan masyarakat lainnya.
Oleh karena perguruan Pusat Tarung Derajat adalah merupakan sebuah bentuk organisasi dalam kegiatan olahraga, maka kristalisasi organisasi tersebut harus terlihat dalam visi maupun misinya. Untuk itu pertama kali dilahirkanlah terlebih dahulu tentang “Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga” yang dipakai untuk pedoman dalam menjalankan roda organisasi Olahraga Tarung Derajat (SK no.13/KEP GUTAMA/STD/X/1991). Dalam mengujudkan visi dan misi Tarung Derajat dirancanglah “Program Umum Kegiatan Perguruan Pusat Tarung Derajat” yang menetapkan tujuan-tujuan sebagai berikut:
Tujuan Umum adalah: 1) Membentuk sikap hidup manusia yang berhakekat manusia, 2) Melaksanakan program hidup bermsyarakat, berbangsa, bernegara, beragama di atas muka bumi, dengan menumbuhkan dan menyebarluaskan sikap hidup berketuhanan Yang Maha Esa, pada segenap makluk ciptaannya, 3) Menciptakan ketahanan moral, melalui ketahanan jasmani dan rohani, 4) Menumbuhkan dan mengembangkan potensi peradaban budaya manusia sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, 5) Meningkatkan harkat dan martabat kehormatan manusia.
Tujuan Khusus adalah: 1) Menumbuhkan, mengembangkan dan memelihara bakat serta menyalurkan hobby dibidang ilmu olahraga seni beladiri, melalui proses pembelajaran dan pemberlatihan Tarung Derajat, 2) Mencetak Ksatria Pejuang dan Pejuang Kesatria yang memiliki; a) Keterampilan otot (gerakan), b) Kecerdasan otak (intelektual), c) kemantapan nurani (sikap mental). 3) Melahirkan anggota petarung/atlet, kader, pelatih, wasit-juri, dan dewan guru perguruan pusat Tarung Derajat yang memiliki sifat-sifat dengan sikap: jiwa besar, patriotisme, rendah hati, jujur, setia, loyalitas tinggi, cinta damai, bertanggung-jawab, mandiri, percaya diri, akhlak berbudi pekerti luhur, dapat mengendalikan dan menguasai diri serta takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 4) Mencetak para Petarung Derajat yang tangguh dan handal serta teruji. 5) Pengabdian diri bagi keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan agama melalui penguasaan Tarung Derajat secara utuh.
Upaya untuk mengujudkat tujuan-tujuan di atas, maka organisasi di tingkat Satlat kepengurusannya disusun sekurang-kurangnya terdiri dari: 1) Pelatih tetap/Pelatih tugas, 2) Ketua Satlat, 3) Sekretaris, 4) Bendahara, 5) seksi-seksi yang diperlukan seperti; humas, kegiatan, logistik, dan dana. Secara umum hirarki struktur organisasi melalui Perguruan Pusat seperti bagan berikut:
Semenjak olahraga Tarung Derajat diakui secara resmi sebagai anggota biasa KONI Pusat tahun 1997, maka olahraga Tarung Derajat mempunyai induk organisasi yang berada di bawah naungan KONI Pusat sebagai salah satu Top Organisasi Cabang Olahraga. Organisasi ini di tingkat Pusat bernama Pengurus Besar Keluarga Olahraga Tarung Derajat (PB KODRAT). Pada tingkat propinsi bernama Pengurus Provinsi (Pengprov KODRAT). Pada tingkat Kabupaten/Kota bernama Pengurus Kabupaten/Kota (Pengkab/kot KODRAT). Keberadaan Satlat secara operasional itu berada di bawah pembinaan Pengurus Kabupaten/Kota secara organisasi keolahragaan, akan tetapi dia mempunyai garis komando ke atas melalui Pengurus Provinsi koordinasinya langsung ke Perguruan Pusat secara teknis keilmuan tarung derajat aliansinya berhubungan langsung ke Perguruan Pusat Tarung Derajat atau perwakilan perguruan di Propvinsi.
B. Perkembangan Perlengkapan Pertandingan
C. Perkembangan Atribut Tarung Derajat
Semenjak berdirinya perguruan pusat, atribut yang dipakai oleh anggota tarung derajat dirancang khusus oleh Sang Guru seperti; baju latihan, kaos ganti habis latihan, celana lapangan, singlet, tas latihan, topi, switer tanding, Jaket, spanduk, stiker, dan lain-lain edisi khusus sesuai kebutuhan perguruan. Semua atribut tersebut tidak diperjual-belikan pada kalayak umum, tapi hanya terbatas untuk kalangan intern anggota keluarga olahraga Tarung Derajat dan dikelola langsung melalui Yayasan Tarung Derajat “Aa-Boxer”. Jadi pengadaan atribut tarung derajat tidak akan pernah dijumpai pada konter-konter dan toko olahraga kecuali melalui perwakilan perguruan di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Satlat. Logo atau lambang yang dipakai pada atribut tarung derajat telah dipatenkan melalui badan hukum.
Baju latihan
1. Baju latihan biasa, warna putih lengan panjang, bahan dasar strit tipis, samblon tarung derajat di dada kiri dan sablon logo pribadi mandiri di sebelah dada kanan, di bagian punggung bertuliskan Logo Kodrat AA-Boxer, pada lengan kiri dan kanan bertuliskan tarung derajat, diperuntukkan bagi anggota yang mengikuti latihan kurata I, II dan III.
2. Baju latihan lengan pendek, warna putih, bahan dasar strit tebal, bordiran logo pribadi mandiri di sebelah dada kiri, dibagian tengah antara dada dan perut bordiran logo boxer, di bagian punggung bertuliskan Logo Box ditambah tulisan “jadikanlah dirimu oleh diri sendiri AA-Boxer”, pada pundak kiri dan kanan bertuliskan boxer, diperuntukkan bagi anggota yang mengikuti latihan kurata III senior ke atas atau untuk petarung/tanding.
3. Baju latihan lengan panjang ¾ , warna putih, bahan dasar strit tebal, bordiran logo pribadi mandiri di sebelah dada kiri, dibagian tengah antara dada dan perut bordiran logo boxer, di bagian punggung bertuliskan Logo Box ditambah tulisan “jadikanlah dirimu oleh diri sendiri AA-Boxer”, pada lengan kiri dan kanan bertuliskan tarung derajat, diperuntukkan bagi anggota yang mengikuti latihan kurata VI ke atas atau untuk kualifikasi pelatih. Pada bagian dada kanan boleh dipasang beat petarung/pelatih bagi anggota yang sudah legal memperolehnya.
4. Baju latihan lengan pendek, warna hitam, bahan dasar strit tebal, bordiran logo pribadi mandiri di sebelah dada kiri, dibagian tengah antara dada dan perut bordiran logo boxer, di bagian punggung bertuliskan Logo Box ditambah tulisan “jadikanlah dirimu oleh diri sendiri AA-Boxer”, pada pundak kiri dan kanan bertuliskan boxer, diperuntukkan bagi anggota yang mengikuti latihan kurata VI senior ke atas atau untuk kurata VII. Pada bagian dada kanan boleh dipasang beat petarung/pelatih bagi anggota yang sudah legal memperolehnya.
5. Baju latihan lengan panjang ¾ , warna hitam, bahan dasar strit tebal, bordiran logo pribadi mandiri di sebelah dada kiri, dibagian tengah antara dada dan perut bordiran logo boxer, di bagian punggung bertuliskan Logo Box ditambah tulisan “jadikanlah dirimu oleh diri sendiri AA-Boxer”, pada lengan kiri dan kanan bertuliskan tarung derajat, diperuntukkan bagi anggota yang memiliki kualifikasi “Zat”. Pada bagian dada kanan boleh dipasang beat petarung/pelatih/penghargaan khusus bagi anggota yang sudah legal memperolehnya.
Atribut baju Kaos Ganti.
D. Perkembangan Nomor dan Kelas Pertandingan
Perkembangan nomor dan kelas pertandingan menunjukkan perubahan yang signifikan dari suatu kejuaran kepada kejuaraan berikutnya. Perubahan tersebut didasari dari situasi dan kondisi yang berkembang dan disesuaikan dengan tuntutan ilmu dan teknologi (IPTEK) keolahragaan. Nomor dan kelas yang berkembang adalah antara yang sudah resmi (standar) dengan yang di eksibisikan (belum standar). Paparan berikut adalah perkembangan dari awal kejuaaran tarung derajat dimulai sampai kejuaran yang resmi dipertandingkan pada PON XVI-2004 Palembang.
Kejuaraan Tarung Bebas AA-Boxer Cup I samapai Tarung Bebas AA-Boxer Cup (Kejurnas IV-1995), nomor pertandingan tarung khusus petarung putra saja. Kelas yang ditarungkan adalah: (1) 49 Kg ke bawah, (2) 50-54 Kg, (3) 55-59 Kg, (4) 60-64 Kg, (5) 65 Kg Ke atas. Nomor peragaan seni gerak menampilkan Ranger, pemecahan benda keras dan beladiri praktis.
Kejuaraan Tarung Bebas AA-Boxer (Kejurnas V) tahun 1996, nomor pertandingan tarung khusus petarung putra saja sebanyak tujuh kelas yang ditarungkan adalah: (1) 49 Kg ke bawah, (2) 50-54 Kg, (3) 55-59 Kg, (4) 60-64 Kg, (5) 65-69 Kg, (6) 70-74 Kg, (7) 75 Kg Ke atas. Nomor peragaan seni gerak menampilkan Ranger, pemecahan benda keras dan beladiri praktis.
Kejuaraan Tarung Bebas Tarung Derajat (Kejurnas VI) tahun 1998 di Bandung, nomor pertandingan tarung khusus petarung putra saja sebanyak tujuh kelas. Nomor peragaan seni gerak menampilkan rangkaian gerak (Ranger), pemecahan benda keras dan beladiri praktis.
Kejuaraan Tarung Bebas Tarung Derajat (Eksibisi PON XV-2000) di Surabaya-Jawa Timur tahun 2000, nomor pertandingan tarung khusus petarung putra saja. Kelas yang ditarungkan adalah: (1) sampai dengan 49 Kg, (2) 49,1-52 Kg, (3) 52,1-55 Kg, (4) 55,1-58 Kg, (5) 58,1-61 Kg, (6) 61,1-64 Kg, (7) 64,1-67 Kg, (8) 67,1-70 Kg, (9) 70,1 Kg Ke atas. Nomor peragaan seni gerak menampilkan Ranger, pemecahan benda keras dan Tarung antar master.
Kejuaraan Tarung Bebas Tarung Derajat (Kejurnas VII-2002) di Palembang Sumatera Selatan, nomor pertandingan tarung khusus petarung putra dan eksibisi Seni Gerak putra-putri. Kelas yang ditarungkan adalah sama dengan nomor waktu eksebisi PON. Nomor peragaan seni gerak menampilkan (1) Rangkaian Gerak (Ranger), (2) Gerak Tarung (Getar), dan (3) Gerak Bertahan Menyerang (Gharang).
Kejuaraan Tarung Bebas Tarung Derajat (Kejurnas VIII-2003) di Bandung Jawa Barat, nomor pertandingan tarung putra dan eksibisi Tarung putri dan Seni Gerak putra-putri. Kelas yang ditarungkan untuk putra sama pada Kejurnas II. Kelas pertandingan tarung putri adalah: (1) 45 Kg ke bawah, (2) 46-50 Kg, (3) 51-55 Kg, (4) 56-60 Kg, (5) 61 Kg Ke atas. Nomor peragaan seni gerak menampilkan (1) Rangkaian Gerak (Ranger) putri, dan (2) Gerak Tarung (Getar) putra.
Pekan Olahraga Nasional XVI-2004 cabang Tarung Derajat di Palembang Sumatera Selatan, nomor pertandingan tarung putra resmi PON dan eksibisi seni gerak RANGER. Kelas yang ditarungkan adalah 9 (sembilan) kelas dengan merebutkan 9 medali emas, 9 medali perak, dan 18 medali perunggu. Nomor peragaan seni gerak menampilkan Ranger-Ghada dan Ranger-Ghada Derajat untuk putra, derajat II dan derajat III untuk putri.
Kejuaraan Tarung Bebas Tarung Derajat (Kejurnas IX-2005) di Jakarta, nomor pertandingan tarung putra, taurng putri dan seni gerak putra-putri. Tarung putra Kelas yang dipertandingkan masih tetap sembilan kelas. Tarung putri mempertandingkan; kelas sampai dengan 52 Kg, (2) 52,1-58 Kg, (3) 58,1 Kg Ke atas. Nomor peragaan seni gerak beregu 3 (tiga) orang untuk putra dan putri yang menampilkan derajat II, sedangkan seni gerak tarung (getar) hanya untuk putra berpasangan 2 (dua) orang.
sumber: http://kodrat-sumbar.blogspot.com/2009/04/postingan-pak-alnedral-bab-ii.html
PERKEMBANGAN BELADIRI TARUNG DERAJAT
A. Perkembangan Organisasi
Perkembangan organisasi Keluarga Olahraga Tarung Derajat adalah cikal-bakal dari Perguruan Pusat Kawah Tarung Derajat Bandung yang terletak di jalan Antabaru V no. 2-6 Margacinta Bandung-Jawa Barat Indonesia. Perguruan ini dipimpin langsung oleh Sang Guru H. Achmad Dradjat, Drs. Pelaksanaan perkembangan keilmuan olahraga Tarung Derajat melalui pembentukan Satuan Latihan (SATLAT) diberbagai tempat di tingkat Propinsi, Kota/Kabupaten, Kecamatan, Desa/Kelurahan dan terdapat diberbagai kalangan, mulai dari lingkungan Instansi ABRI maupun Sipil, Perguruan Tinggi, Sekolah-sekolah, dan dilingkungan masyarakat lainnya.
Oleh karena perguruan Pusat Tarung Derajat adalah merupakan sebuah bentuk organisasi dalam kegiatan olahraga, maka kristalisasi organisasi tersebut harus terlihat dalam visi maupun misinya. Untuk itu pertama kali dilahirkanlah terlebih dahulu tentang “Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga” yang dipakai untuk pedoman dalam menjalankan roda organisasi Olahraga Tarung Derajat (SK no.13/KEP GUTAMA/STD/X/1991). Dalam mengujudkan visi dan misi Tarung Derajat dirancanglah “Program Umum Kegiatan Perguruan Pusat Tarung Derajat” yang menetapkan tujuan-tujuan sebagai berikut:
Tujuan Umum adalah: 1) Membentuk sikap hidup manusia yang berhakekat manusia, 2) Melaksanakan program hidup bermsyarakat, berbangsa, bernegara, beragama di atas muka bumi, dengan menumbuhkan dan menyebarluaskan sikap hidup berketuhanan Yang Maha Esa, pada segenap makluk ciptaannya, 3) Menciptakan ketahanan moral, melalui ketahanan jasmani dan rohani, 4) Menumbuhkan dan mengembangkan potensi peradaban budaya manusia sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, 5) Meningkatkan harkat dan martabat kehormatan manusia.
Tujuan Khusus adalah: 1) Menumbuhkan, mengembangkan dan memelihara bakat serta menyalurkan hobby dibidang ilmu olahraga seni beladiri, melalui proses pembelajaran dan pemberlatihan Tarung Derajat, 2) Mencetak Ksatria Pejuang dan Pejuang Kesatria yang memiliki; a) Keterampilan otot (gerakan), b) Kecerdasan otak (intelektual), c) kemantapan nurani (sikap mental). 3) Melahirkan anggota petarung/atlet, kader, pelatih, wasit-juri, dan dewan guru perguruan pusat Tarung Derajat yang memiliki sifat-sifat dengan sikap: jiwa besar, patriotisme, rendah hati, jujur, setia, loyalitas tinggi, cinta damai, bertanggung-jawab, mandiri, percaya diri, akhlak berbudi pekerti luhur, dapat mengendalikan dan menguasai diri serta takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 4) Mencetak para Petarung Derajat yang tangguh dan handal serta teruji. 5) Pengabdian diri bagi keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan agama melalui penguasaan Tarung Derajat secara utuh.
Upaya untuk mengujudkat tujuan-tujuan di atas, maka organisasi di tingkat Satlat kepengurusannya disusun sekurang-kurangnya terdiri dari: 1) Pelatih tetap/Pelatih tugas, 2) Ketua Satlat, 3) Sekretaris, 4) Bendahara, 5) seksi-seksi yang diperlukan seperti; humas, kegiatan, logistik, dan dana. Secara umum hirarki struktur organisasi melalui Perguruan Pusat seperti bagan berikut:
Semenjak olahraga Tarung Derajat diakui secara resmi sebagai anggota biasa KONI Pusat tahun 1997, maka olahraga Tarung Derajat mempunyai induk organisasi yang berada di bawah naungan KONI Pusat sebagai salah satu Top Organisasi Cabang Olahraga. Organisasi ini di tingkat Pusat bernama Pengurus Besar Keluarga Olahraga Tarung Derajat (PB KODRAT). Pada tingkat propinsi bernama Pengurus Provinsi (Pengprov KODRAT). Pada tingkat Kabupaten/Kota bernama Pengurus Kabupaten/Kota (Pengkab/kot KODRAT). Keberadaan Satlat secara operasional itu berada di bawah pembinaan Pengurus Kabupaten/Kota secara organisasi keolahragaan, akan tetapi dia mempunyai garis komando ke atas melalui Pengurus Provinsi koordinasinya langsung ke Perguruan Pusat secara teknis keilmuan tarung derajat aliansinya berhubungan langsung ke Perguruan Pusat Tarung Derajat atau perwakilan perguruan di Propvinsi.
B. Perkembangan Perlengkapan Pertandingan
C. Perkembangan Atribut Tarung Derajat
Semenjak berdirinya perguruan pusat, atribut yang dipakai oleh anggota tarung derajat dirancang khusus oleh Sang Guru seperti; baju latihan, kaos ganti habis latihan, celana lapangan, singlet, tas latihan, topi, switer tanding, Jaket, spanduk, stiker, dan lain-lain edisi khusus sesuai kebutuhan perguruan. Semua atribut tersebut tidak diperjual-belikan pada kalayak umum, tapi hanya terbatas untuk kalangan intern anggota keluarga olahraga Tarung Derajat dan dikelola langsung melalui Yayasan Tarung Derajat “Aa-Boxer”. Jadi pengadaan atribut tarung derajat tidak akan pernah dijumpai pada konter-konter dan toko olahraga kecuali melalui perwakilan perguruan di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Satlat. Logo atau lambang yang dipakai pada atribut tarung derajat telah dipatenkan melalui badan hukum.
Baju latihan
1. Baju latihan biasa, warna putih lengan panjang, bahan dasar strit tipis, samblon tarung derajat di dada kiri dan sablon logo pribadi mandiri di sebelah dada kanan, di bagian punggung bertuliskan Logo Kodrat AA-Boxer, pada lengan kiri dan kanan bertuliskan tarung derajat, diperuntukkan bagi anggota yang mengikuti latihan kurata I, II dan III.
2. Baju latihan lengan pendek, warna putih, bahan dasar strit tebal, bordiran logo pribadi mandiri di sebelah dada kiri, dibagian tengah antara dada dan perut bordiran logo boxer, di bagian punggung bertuliskan Logo Box ditambah tulisan “jadikanlah dirimu oleh diri sendiri AA-Boxer”, pada pundak kiri dan kanan bertuliskan boxer, diperuntukkan bagi anggota yang mengikuti latihan kurata III senior ke atas atau untuk petarung/tanding.
3. Baju latihan lengan panjang ¾ , warna putih, bahan dasar strit tebal, bordiran logo pribadi mandiri di sebelah dada kiri, dibagian tengah antara dada dan perut bordiran logo boxer, di bagian punggung bertuliskan Logo Box ditambah tulisan “jadikanlah dirimu oleh diri sendiri AA-Boxer”, pada lengan kiri dan kanan bertuliskan tarung derajat, diperuntukkan bagi anggota yang mengikuti latihan kurata VI ke atas atau untuk kualifikasi pelatih. Pada bagian dada kanan boleh dipasang beat petarung/pelatih bagi anggota yang sudah legal memperolehnya.
4. Baju latihan lengan pendek, warna hitam, bahan dasar strit tebal, bordiran logo pribadi mandiri di sebelah dada kiri, dibagian tengah antara dada dan perut bordiran logo boxer, di bagian punggung bertuliskan Logo Box ditambah tulisan “jadikanlah dirimu oleh diri sendiri AA-Boxer”, pada pundak kiri dan kanan bertuliskan boxer, diperuntukkan bagi anggota yang mengikuti latihan kurata VI senior ke atas atau untuk kurata VII. Pada bagian dada kanan boleh dipasang beat petarung/pelatih bagi anggota yang sudah legal memperolehnya.
5. Baju latihan lengan panjang ¾ , warna hitam, bahan dasar strit tebal, bordiran logo pribadi mandiri di sebelah dada kiri, dibagian tengah antara dada dan perut bordiran logo boxer, di bagian punggung bertuliskan Logo Box ditambah tulisan “jadikanlah dirimu oleh diri sendiri AA-Boxer”, pada lengan kiri dan kanan bertuliskan tarung derajat, diperuntukkan bagi anggota yang memiliki kualifikasi “Zat”. Pada bagian dada kanan boleh dipasang beat petarung/pelatih/penghargaan khusus bagi anggota yang sudah legal memperolehnya.
Atribut baju Kaos Ganti.
D. Perkembangan Nomor dan Kelas Pertandingan
Perkembangan nomor dan kelas pertandingan menunjukkan perubahan yang signifikan dari suatu kejuaran kepada kejuaraan berikutnya. Perubahan tersebut didasari dari situasi dan kondisi yang berkembang dan disesuaikan dengan tuntutan ilmu dan teknologi (IPTEK) keolahragaan. Nomor dan kelas yang berkembang adalah antara yang sudah resmi (standar) dengan yang di eksibisikan (belum standar). Paparan berikut adalah perkembangan dari awal kejuaaran tarung derajat dimulai sampai kejuaran yang resmi dipertandingkan pada PON XVI-2004 Palembang.
Kejuaraan Tarung Bebas AA-Boxer Cup I samapai Tarung Bebas AA-Boxer Cup (Kejurnas IV-1995), nomor pertandingan tarung khusus petarung putra saja. Kelas yang ditarungkan adalah: (1) 49 Kg ke bawah, (2) 50-54 Kg, (3) 55-59 Kg, (4) 60-64 Kg, (5) 65 Kg Ke atas. Nomor peragaan seni gerak menampilkan Ranger, pemecahan benda keras dan beladiri praktis.
Kejuaraan Tarung Bebas AA-Boxer (Kejurnas V) tahun 1996, nomor pertandingan tarung khusus petarung putra saja sebanyak tujuh kelas yang ditarungkan adalah: (1) 49 Kg ke bawah, (2) 50-54 Kg, (3) 55-59 Kg, (4) 60-64 Kg, (5) 65-69 Kg, (6) 70-74 Kg, (7) 75 Kg Ke atas. Nomor peragaan seni gerak menampilkan Ranger, pemecahan benda keras dan beladiri praktis.
Kejuaraan Tarung Bebas Tarung Derajat (Kejurnas VI) tahun 1998 di Bandung, nomor pertandingan tarung khusus petarung putra saja sebanyak tujuh kelas. Nomor peragaan seni gerak menampilkan rangkaian gerak (Ranger), pemecahan benda keras dan beladiri praktis.
Kejuaraan Tarung Bebas Tarung Derajat (Eksibisi PON XV-2000) di Surabaya-Jawa Timur tahun 2000, nomor pertandingan tarung khusus petarung putra saja. Kelas yang ditarungkan adalah: (1) sampai dengan 49 Kg, (2) 49,1-52 Kg, (3) 52,1-55 Kg, (4) 55,1-58 Kg, (5) 58,1-61 Kg, (6) 61,1-64 Kg, (7) 64,1-67 Kg, (8) 67,1-70 Kg, (9) 70,1 Kg Ke atas. Nomor peragaan seni gerak menampilkan Ranger, pemecahan benda keras dan Tarung antar master.
Kejuaraan Tarung Bebas Tarung Derajat (Kejurnas VII-2002) di Palembang Sumatera Selatan, nomor pertandingan tarung khusus petarung putra dan eksibisi Seni Gerak putra-putri. Kelas yang ditarungkan adalah sama dengan nomor waktu eksebisi PON. Nomor peragaan seni gerak menampilkan (1) Rangkaian Gerak (Ranger), (2) Gerak Tarung (Getar), dan (3) Gerak Bertahan Menyerang (Gharang).
Kejuaraan Tarung Bebas Tarung Derajat (Kejurnas VIII-2003) di Bandung Jawa Barat, nomor pertandingan tarung putra dan eksibisi Tarung putri dan Seni Gerak putra-putri. Kelas yang ditarungkan untuk putra sama pada Kejurnas II. Kelas pertandingan tarung putri adalah: (1) 45 Kg ke bawah, (2) 46-50 Kg, (3) 51-55 Kg, (4) 56-60 Kg, (5) 61 Kg Ke atas. Nomor peragaan seni gerak menampilkan (1) Rangkaian Gerak (Ranger) putri, dan (2) Gerak Tarung (Getar) putra.
Pekan Olahraga Nasional XVI-2004 cabang Tarung Derajat di Palembang Sumatera Selatan, nomor pertandingan tarung putra resmi PON dan eksibisi seni gerak RANGER. Kelas yang ditarungkan adalah 9 (sembilan) kelas dengan merebutkan 9 medali emas, 9 medali perak, dan 18 medali perunggu. Nomor peragaan seni gerak menampilkan Ranger-Ghada dan Ranger-Ghada Derajat untuk putra, derajat II dan derajat III untuk putri.
Kejuaraan Tarung Bebas Tarung Derajat (Kejurnas IX-2005) di Jakarta, nomor pertandingan tarung putra, taurng putri dan seni gerak putra-putri. Tarung putra Kelas yang dipertandingkan masih tetap sembilan kelas. Tarung putri mempertandingkan; kelas sampai dengan 52 Kg, (2) 52,1-58 Kg, (3) 58,1 Kg Ke atas. Nomor peragaan seni gerak beregu 3 (tiga) orang untuk putra dan putri yang menampilkan derajat II, sedangkan seni gerak tarung (getar) hanya untuk putra berpasangan 2 (dua) orang.
sumber: http://kodrat-sumbar.blogspot.com/2009/04/postingan-pak-alnedral-bab-ii.html
No comments:
Post a Comment