Langkah Strategis Vendor Ponsel Indonesia khususnya merek lokal agar bisa bertahan di tengah pasar ponsel Tanah Air yang semakin matang dan mantap saja. Menurut Sarwo Wargono, President Direktur PT Konten Indomedia Pratama, pemegang merek Ponsel IMO, konsumen hari ini tidak lagi hanya mencari ponsel dengan harga murah, tetapi juga mempertimbangkan kualitas suatu produk. Tentu saja, ini menjadi komponen yang sensitif bagi vendor ponsel lokal mengingat citra produk mereka cukup buruk karena secara rata-rata kualitasnya pas-pasan.
Kunci utama agar suatu vendor ponsel merek lokal untuk bisa bertahan adalah menjaga kualitas produk dan mengubah strategi pemasaran di samping pelayanan purna jual, selain itu juga ponsel yang kita jual harus teruji di laboratorium telekomunikasi atau yang biasa kita sebut dengan Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi.
postel dengan satu langkah lagi yaitu dengan membayar SP2 Sertifikat. Kalau produk handphone milik kita bersertifikat, pasti pandangan masyarakat akan lain jika dibandingakan dengan produk handphone bodong atau tidak bersertifikat.
Tidak terasa Industri ponsel merek lokal atau dikenal pula dengan ponsel China memasuki tahun ke empat, lumayan lama juga kan? Dan mereka rata-rata sukses dan dapat bersaing dengan merek-merek terkenal seperti Nokia, Samsung, LG dan lain-lain.
Pada tahun ini, pasar ponsel semakin matang, konsumen semakin cerdas. Beberapa merek lokal sudah menemukan jati dirinya masing-masing. Meski begitu, saya mengakui bahwa ponsel lokal masih menjadi produk alternatif. Konsumen tidak lagi melihat sebuah ponsel sebagai instrumen yang mewah, atau sebatas alat telekomunikasi. Ponsel hari ini dianggap sebagai instrumen yang menunjang gaya hidup mereka, seperti ponsel fesyen, ponsel game, ponsel bisnis, dan seterusnya.
Oleh karena itu untuk ke depan mereka lebih memperhatikan fitur, desain, serta strategi pemasaran. Perlahan-lahan kami juga meninggalkan program bundling bersama operator secara nasional, dan cenderung memasarkannya sendiri tanpa mitra. Meski di daerah-daerah mereka tetap menempuh jalur bundling untuk ekspansi pasar.
Tak hanya IMO, sejumlah produsen ponsel merek lokal lain seperti PT FPX Indonesia dengan brand TOOT juga merilis ponsel yang mengandalkan desain stylish dan dual-camera, yaitu ponsel Qwerty seri Q302. Kini, ponsel merek lokal tak lagi cuma mengandalkan beragam aplikasi social networking, fasilitas chatting, memori besar hingga 8GB, sampai games dalam sebuah ponsel China berteknologi dual-on GSM. Pada ponsel Qwerty Q302, mereka coba mengedepankan desain yang stylish, menurut Direktur Sales dan Marketing TOOT, Salimin.
Pada tahun ini, pertumbuhan ponsel lokal akan mengikuti pertumbuhan ponsel secara keseluruhan yang diramalkan mencapai 13 persen. Mengutip temuan A.C Nielsen, memperkirakan komposisi ponsel merek lokal di pasar bisa menyentuh 50 persen dari jumlah ponsel secara keseluruhan yang tidak kurang dari 30 juta unit. Ponsel IMO sendiri diklaimnya telah menembus peringkat lima besar dari kurang lebih 100 merek lokal. Makin mantap saja target ponsel IMO di Indonesia, dan pasti merek-merek ponsel terkenal lainnya juga mempunyai strategi yang jitu dalam menjual produk ponsel milik mereka.
lihat juga
Wednesday, February 6, 2013
Langkah Strategis Vendor Ponsel Indonesia
Lainnya dari Kanghari
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment