Friday, February 1, 2013

Tri Suno AS Alias Mas Min Tewas Disambar Petir

Tri Suno AS alias Mas Min Tewas Disambar Petir pada hari senin tepatnya tanggal 18 april 2011 kemarin. Tri Suno AS merupakan teknisi pesawat Garuda Indonesia. Sebelum kejadian, Hujan di kota Medan Sumatera Utara sangat deras dan di sertai dengan petir. Pada waktu itu Tri Suno AS sedang berteduh di areal Kompleks TNI Angkatan Udara, Jalan Aji Sucipto, Kecamatan Medan Polonia, persis di depan Mess Cendrawasih Pangkalan TNI AU Lanud Medan.

Mungkin sudah menjadi suratan takdir Tri Suno AS harus berpulang dengan cara di sambar petir. Tri Suno AS merupakan Warga Jalan Karya Wisata Komplek Johor Indah Permai I Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor. Selain Tri Suno AS yang menjadi korban amukan petir, ada juga korban lainnya yang sama-sama berteduh depan Mess Cendrawasih Pangkalan TNI AU Lanud Medan.

Mereka adalah Nurlin  Ramayana dan Darwin. Untungnya anak Tri Suno AS yang sama-sama berteduh di depan Mess Cenrawasih selamat. Anak Mas Min yang selamat itu bernama Agung yang sempat panik ketika melihat bapaknya tewas di sambar petir.

Tri Suno AS alias Mas Min Tewas Disambar PetirKorban lainnya yaitu Nurlin yang merupakan warga Jalan Sei Mencirim, Kampung Lalang, Kabupaten Deli Serdang, dirawat di RS Alvent. Adapun Darwin yang merupakan warga Jalan Mahkamah Gg Keluarga, Medan Maimun, dirawat di RS Permata Bunda. Keduanya mengalami luka bakar di bagian paha, dada, dan perut.

Sebelumnya, Agung yang merupakan anak bungsu korban hendak menjemput ayahnya yang baru tiba dari Padang, Sumatera Barat, di Bandara Polonia menggunakan sepeda motor. Di tengah perjalanan, hujan lebat mengguyur disertai petir menggelegar kencang. Mas Min pun menghentikan laju sepeda motornya tepat di bawah pohon rindang untuk berteduhm bersama Agung.

Nurlin Ramayana dan Darwin yang juga mengendarai sepeda motor pun ikut berteduh. Beberapa menit menunggu, tiba-tiba petir menyambar hingga Mas Min jatuh dari atas sepeda motornya, demikian juga dengan Nurlin dan Darwin yang ikut berteduh di dekatnya. Sementara itu, Agung tidak terjatuh. Ia hanya terkejut saat petir menyambar orang tuanya.

Para pengendara yang melihat kejadian langsung berhenti dan membawa korban ke RS Auri. Saat dibawa ke rumah sakit, Mas Min meninggal dunia. Ayah dan dua orang lainnya terjatuh dari sepeda motor saat petir menyambar. Agung sangat terkejut, katanya seperti terkena setrum, kata Agung yang tampak sedih saat di rumah duka.

Mas Min sudah bekerja selama 10 tahun lebih sebagai teknisi pesawat Garuda. Menurut satpam Komplek Perumahan Johor Indah Permai I, korban dikenal ramah di lingkungan sekitar, termasuk kepada satpam. Orangnya ramah, sering negur kalau lewat dan tidak sombong. Itulah yang namanya kematian, kita tidak pernah tahu kapan datangnya kepada kita, dan tidak ada yang pernah tahu jadwal kematian seseorang kecuali sang pencipta, selamat jalan Mas min...

No comments:

Post a Comment