Wednesday, February 6, 2013

Pada Kenyataanya Saya Butuh Uang

Pada Kenyataanya Saya Butuh Uang -  Mudah mudahan ini menjadi jawaban buat teman teman yang mungkin selama ini menurutku kebablasan dalam mengartikan zuhud sekaligun mengamalkan tolabul halal .

Tidak saya pungkiri ketika saya baca buku tentang sufi sekaligus nasehat dari para ulama yang menyarankan untuk tidak di perbudak harta dunia yang terkumpul dalam satu kata triota harta tahta dan wanita . saya setuju dengan nasehat tersebut , benar adanya bahwa dunia ini cepat atau lambat maka akan kita tinggalkan , dan setelah itu kita berada di kehidupan baru , saya percaya bahwa setelah kehidupan dunia ada akherat , ada surga dan neraka walau saya tidak tahu apa alasanya kenapa surga neraka harus ada ? yang saya tahu jika tidak ada surga dan neraka dan hidup ini cuma di dunia saja rasanya kurang asyik saja, ibarat cerita endingnya kurang menyenangkan .

Saya pernah baca buku dan dengar nasehat ulama terkait masalah zuhud , yang intinya beliu semua menyarankan supaya kita tidak larut dalam gemerlapnya dunia , seperti yang saya samapaikan di atas , saya setuju dengan kalimat itu , namun ada beberapa permasalahan yang sering menjadi beban pikiran saya yaitu ketika melihat orang yang mengamalkan zuhud , atau singkatnya ketika melihat cara pengaplikasianya zuhud dalam kehidupan sehari hari . banyak kejanggalan yang aku temui walau sampai saat ini saya lebih memilih no komen dengan prilaku mereka .

Kisah nyata yang sering saya jumpai di sekitar saya terkait dengan gaya hidup yang katanya menggunakan adabiyah sufi .
1. Dari penampilan sering kurang menjaga kerapian dan kebersihan
2. Dari segi prilaku sering menutup diri atau terkesan sok misterius
3. Dari Segi Ucapan terkesan mengutuk dan mengatur dan sulit di ajak kompromi
4. Dari segi sosial ekonomi dan budaya terkesan kaku dan kurang bermasyarakat

Empat poin di atas sering saya jumpai pada kepribadian orang sekitar saya yang katanya mengamalkan adab sufi ( walau tidak semuanya tapi rata rata ) .

Karena saya merasa juga punya hak untuk mengamalkan apa yang saya ketahui tentang adab sufi , jadi saya juga punya hak untuk mengaplikasikanya untuk pribadi saya sesuai faham saya , tapi sayangnya apa yang saya lakukan sering kali di anggap berlawanan dengan adab yang ada di buku atau melanggar perintah guru. ( penilaian dari orang sebaya ) . Contoh prilaku yang sering di pandang sebelah mata adalah :
1. Aku bekerja mencari uang
2. Aku menjaga penampilan
3. Aku suka nongkrong di keramaian untuk terhubung dengan orang lain

Penilaian negatif yang aku terima
1. Aku di anggap budak harta karena aku cari uang
2. Aku di anggap cari perhatian karena jaga penampilan
3. Aku di anggap Hura hura ketika aku nongkrong dengan orang banyak .

Sampai sekarang aku masih diam dan no komen dengan itu semua , karena ada beberapa faktor yang menjadikan aku bertahan .

1. Aku tetap cari uang karena faktanya aku butuh uang untuk makan , beli pakaian, beda dengan mereka walapun tidak bekerja tapi warisan bapaknya banyak sekali , kalau ikutan ga kerja ya aku dapat uang dari mana .
2. Aku tetap jaga penampilan , bukan sekedar cari perhatian tapi karena soal kepentingan pribadi saja , contoh kecil jika aku ini cari uang dengan cara jadi sales kalau ga tampil rapi terus siapa yang mau beli daganganku . kalau gada yang beli terus bagaimana saya dapat uang .
3. Aku tetap berkumpul dengan orang , karena aku manusia masa kumpul dengan setan atau jin apalagi bergelut dengan angan angan .


No comments:

Post a Comment