Thursday, February 28, 2013

Makalah Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia




Makalah
Bahasa Indonesia



“fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia”










Oleh :

RENDI YENZIA ULFA
1102968/ 2011














JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011




BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar belakang

Bahasa sebagai alat komunikasi sudah barang tentu menunjang berbagai aktifitas hidup manusia. Apabila bahasa berperan sebagai alat berkomunikasi, baik itu mengunakan bahasa daerah maupun bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional.
Berangkat dari hal tersebut kami penulis membahas singkat dari segi fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia. Selain itu pula penulis dilatar belakangi dengan tugas perkuliahan dan sebagian bangsa Indonesia belum memahami fungsi dan kedudukan bahasa Indoonesia sebagai bahasa Nasional. Sehingga tidak sedikit bahasa Indonesia dijadikan bahasa kedua setelah bahasa Daerah.

B.     Rumusan masalah
Pembahasan makalah ini perlu kami batasi agar tidak meluas, adalah sebagai berikut; bagaimana fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia?

C.    Tujuan penulisan
Penulis berharap makalah ini kita bisa memahami fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia dengan baik dan menggunakannya.








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya[1].
Menurut kridalaksana djokok kentjono yang sejalan dengan barber, bahasa yaitu sumber lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri[2].

B.     Sejarah bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah hasil pertumbuhan dan perkembangan bahasa Melayu. Untuk mengetahui perkembangan bahasa Melayu itu diuraikan oleh S. Takdir Alisyahbana bahwa Negeri kita yang terdiri dari beribu-ribu Pulau ini selayaknya mempunyai bahasa dan dialog yang begitu banyak, namun bahasa dan dialog itu sebagian besar termasuk dalam satu rumpun bahasa-bahasa Melayu. Sedangkan sebagian lagi termasuk dalam rumpun yang lebih besar, yaitu rumpun bahasa Austronesia dan bahasa Melayu Polinesia[3].
Pertumbuhan bahasa Melayu telah menjadi bahasa Indonesia dapat dikemukakan dengan rumus Matemetika yaitu: BM+bd+ba. Artinya modal utama bahasa Indonesia sekarang adalah bahasa Melayu (arafem BL capital). Kemudian diperkaya dengan sebagian kecil bahasa daerah dan bahasa Asing (bd dan ba dengan garapan kecil). Sebelum kemerdekaan sebagian besar daerah Nusantara telah diperkaya oleh bahasa Daerah dan bahasa Asing[4].
Sejak zaman penjajahan Belanda, bahasa Indonesia (bahasa Melayu) telah diajarkan di Sekolah-sokolah. Di Bumi Putera (Jawa) tidak dijadikan bahasa pengantar, akan tetapi masih dijadikan sebagai mata Pelajaran sebanyak 2 jam sekali dalam satu Minggu dimulai pada kelas IV.
Ada beberapa faktor pendukung bahasa Melayu diterima sebagai bahasa Indonesia adalah:
1.      Faktor luasnya pemakaian bahasa Melayu.
Dilihat dari bahasa Melayu yang diterima karena bahasa Melayu ternyata sudah dipakai sebelum Abad ke-20 sebagai bahasa perantara (lingun praca) yang hanya tidak dipakai di Nusantara ini, tetapi juga digunakan sebagian besar daerah Asia Tenggara.
2.      Faktor diterimanya penggunaan bahasa Melayu dalam sastra.
Faktor ke dua diterimanya bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia juga banyak  digunakan dalam hasil-hasil sastra baik bahasa Melayu rendah maupun tinggi. Rosadi mengungkapkan bahwa sejak abad ke 19 sudah banyak hasil-hasil satra bahasa Melayu yang ditulis orang-orang yang berasal dari kepulawan Riau dan Sumatra. Hasil-hasil sastra itu sangat banyak ditulis dengan bahasa Melayu tinggi.
3.      Faktor penggunaan bahasa Melayu dalam persurat kabaran.
Faktor diterimanya bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia adalah telah digunakannya bahasa Melayu dalam surat kabar Nusantara. Prosadi mengungkapkan bahwa pada akir abad ke-19 banyak surat kabar yang dicetak menggunakan bahasa Melayu.[5]
Faktor lainnya yang menyebabkan diterimanya bahasa Melayu sebagai Indonesia adalah karena:
a.       Letak goegrafis yang istimewa, karena kediaman Bangsa melayu itu terletak di selat Malaka yang menjadi berhubungan dan perdagangan yang sangat penting antara Barat dan Timur di lingkungan Asia Tenggara.
b.      Sifat bangsa Melayu yang perantau, pelayar dan penjajah pulau-pulau.
c.       Menjadi bahasa perhubungan bagi kekuasaan politik kerajaan-kerajaan. Tidak kalah pentingnya bahasa Melayu dijadikan sebagai alat pengembangan agama Islam yang dibawa oleh para pedagang keseluruh kepulauan dan pengambangan agama Kristen yang dibawa portugis serta orang-orang Eropa lainnya. Dengan demikian bahasa Melayu sebagai ligua praca sudah memenuhi fungsinya sebagai bahasa Nasional.[6]

C.    Fungsi bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki fungsi sejalan dengan kedudukannya yaitu:
1)      Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang memiliki 4 fungsi, sebagai berikut:
a.       Labang kebanggaan Nasional.
Suluruh bangsa Indonesia patut berbangga dengan adanya satu bahasa Nasional diantara berbagai daerah dengan etnis yang berbeda-beda[7]. Dan bahasa Indonesia juga memanggarkan  nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa. Dengan keluhurannya harus menjadi kebanggaan dengan cara menjunjungnya, merealisasikannya, mempertahankannya serta mengembangkannya[8].

b.      Lambang identitas Nasional.
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai etnis atau suku bangsa, sehingga dengan kondisi ini bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang identitas Nasional[9]. Sebagai lambang identitas Nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa Indonesia. Ini berarti, bahasa Indonesia akan dapat diketahui siapa kita, yaitu sifat, perangai dan watak kita sebagai orang Indonesia.[10]
c.       Alat pemersatu berbagai suku bangsa.
Artinya, bahasa Indonesia itu memungkinkan alat untuk penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar sosial dan bahasa dalam kebangsaasn Indonesia[11]. Dengan demikian bangsa Indonesia yang berbeda suku bangsa tersebut bisa menyatukan cita-cita dan rasa dengan perantara bahasa Indonesia.
d.      Alat perhubungan antar daerah dan antar budaya.
Jika bangsa kita tidak memiliki satu bahasa Nasional, maka masalah utama yang muncul adalah hambatan komunikasi diantara suku bangsa.

2)      Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara juga memiliki empat fungsi sebagai berikut:
a.       Bahasa resmi kenegaraan.
Seluruh kegiatan kenegaraan dan penyelenggaraanya harus menggunakan bahasa Indonesia seperti: kegiatan acara kenegaraan, pidato kenegaraan,dan lain sebagainya.
b.      Bahasa pengantar di dunia pendidikan.
Kegiatan belajar mengajar di dunia pendidikan baik sekolah ataupun perguruan tinggi dan gunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.
c.       Alat perhubungan pada tingkat Nasional.
Bahasa Indonesia sebagai alat perhubungan untuk kepentingan perencanaan dan pembangunan Nasional serta kepentingan pemerintah.
d.      Alat pengembangan kebudayaan dan IPTEK.
Indonesia kaya akan kebudayaan yang sesuai dengan sukunya, sehingga kebudayaan itu perlu dikembangkan dan dikomunikasikan kepada berbagai suku bangsa.[12]

D.    Kedudukan bangsa Indonesia.
Pada dasarnya dibedakan atas dua yang bertolak dari sejarah pertumbuhannya, yaitu:
1.      Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
Kedudukan yang paling utama adalah sebagai bahasa Nasional,, ada sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang bebunyi:
            “menjoen-joen tinggi bahasa persatoean bahasa Indonesia”[13]

Setelah sumpah pemuda dalam sebuah hasil perumusan seminar Politik bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta tanggal 25-28 Februari 1975, diantaranya menegaskan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional[14].
2.      Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara.
Seiring dengan hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 besoknya tanggal 18 Agustus 1945 diakui dan disahkan keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara, yang termasuk dalam pasal 36 UUD 1945 yang berbunyi:
bahasa Negara adalah bahasa Indonesia”

Berarti bahasa Indonesia tidak hanya berkedudukan sebagai bahasa Nasional juga termasuk juga termasuk dalam bahasa Negara. Jadi, kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional diembannya dalam persoalan kehidupan berbangsa bukan dalam kehidupan bernegara. Demikian juga, kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara diembannya dalam persoalan kehidupan bernegara bukan dalam kehidupan berbangsa.[15]














BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada BAB II dapat disimpulkan bahwa:
1.      Sejarah pertumbuhan bahasa.
            Bahasa Indonesia memiliki sejarah pertumbuhan yang berawal dari banyaknya diwarnai dengan bahasa melayu, kemudian dipolesi sedikit dengan bahasa daerah dan bahasa asing. Sesuai dengan perkembangan zaman  bahasa Indonesia juga berkembang.
2.      Fungsi bahasa Indonesia.
      Sejalan dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional  memiliki empat fungsi sebagai berikut:
(a)    Lambang kebanggaan nasional,
(b)   Lambang identitas nasional,
(c)    Alat pemersatu berbagai suku bangsa, dan
(d)   Alat pehubungan antar daerah dan budaya.

            Kalau bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Negara juga memiliki empat fungsi sebagai berikut:
(a)    Bahasa resmi kenegaraan,
(b)   Bahasa pengantar didunia pendidikan,
(c)    Alat perhubungan pada tingkat nasional,dan
(d)   Alat pengambangan kebudayaan dan IPTEK.
3.      Kedudukan bahasa Indonesia.
            Bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan yaitu: sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara.


B.     SARAN
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa penulis tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan pembaca melengkapi dan memberikan saran yang bersifat membangun.

























DAFTAR PUSTAKA

Ausjahbana, Takdir. 1932-1957. Dari Perjuangan dan Bahasa Indonesia. Jakarta C : Pustaka Universitas.
Proto, A.S. 1980. Pengiraan Bahasa Indonesia. Jakarta : Nulan Bintang.
Chaer, Abdul. 1994. Lingguistik Umum. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Emidar dan Ermanto. 2009. Bahasa Indonesia Pengembangan kepribadian di perguruan tinggi. Padang : UNP Press.
Witjono. 2005. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta : PT. Grasindo.
http:// bewegaleri.wordpress.com


[1] witjono Hs, bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Peguruan Tinggi, (Jakarta : PT. Grasindo, 2005), halaman10.
[2] Drs. Abdul chaer, lingguistik umum, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1994), halaman29.
[3] Drs. A.S.Broto, Pengajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta : Penerbit Bulan Bitang, 1990), halaman17.
[4] S. takdir ausjahbana, Dari Perjuangan dan Bahasa Indonesia, (Jakarta : pustaka universitas, 1932-1957)
[5] Opcit S takdir ausjahbana.
[6] Opcit .A.S.Broto , halaman18.
[7] Ibid, halaman9.
[8] Opcit, http://bewegaleri.wordpress.com
[9] Opcit Dr. Ermanto. S,Pd, M.HUM dan Dra. Emidar. M,Pd halaman10
[10] Opcit, http:// bewegaleri.wordpress.com
[11] Opcit Dr. Ermanto. S,Pd M.HUM Dra. Emidar. M,Pd
[12] Ibid, halaman11
[13] Dr. Ermento. S,Pd, M.HUM dan Dra. Emidar. M,Pd, Bahasa Indonesia Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Padang : UNP Press, 2009) halaman8
[14] http:// bewegaleri.wordpress.com
[15] Opcit. Dr. Armanto. S,Pd, M.HUM dan Dra. Emidar. M,Pd halaman9
 

No comments:

Post a Comment