Saturday, February 2, 2013

Kamar Dagang dan Industri

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mendukung rencana pemerintah melakukan kajian ulang (review) terhadap perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA), khususnya antara Indonesia dan China. Sebab, beberapa industri dalam negeri sudah gulung tikar dan mengurangi pekerja. Wakil Presiden Kadin DKI Jakarta, Sarman Simajorang, menuturkan, kaji ulang secara bilateral itu harus secepatnya dilakukan. Sebab, menurut dia, masih ada beberapa produk domestik yang belum bisa bersaing dengan asing.

"Sementara itu, pemerintah kurang melindungi produk dalam negeri, khususnya dari UKM [Usaha Kecil Menengah]," kata dia di Jakarta. "Kalau tidak ada pembinaan, UKM cuma jadi penonton di negeri sendiri." Namun, menurut Sarman, yang terimbas dengan membanjirnya produk China bukan hanya UKM, tapi juga industri yang sudah mapan. Misalnya, industri mainan anak-anak, seperti boneka. "Sudah ada beberapa pabrik boneka yang tutup, tak bisa bersaing dengan China," katanya.

Selain itu, industri tekstil ikut terkena imbasnya. Meski tak sampai tutup seperti industri boneka, industri tekstil mengalami penurunan produksi hingga 30 persen. "Dan sudah banyak yang mengurangi tenaga kerja," tuturnya. Karena itu, pengusaha meminta pemerintah segera mengkaji ulang perjanjian perdagangan dan memproteksi produk dalam negeri, seperti tekstil, sepatu, tas, dan garmen. Tindakan ini dinilai sebagai upaya yang harus dilakukan, jika pemerintah ingin mengamankan industri dalam negeri. Demikian catatan online dari admin Blog Kanghari tentang Kamar Dagang dan Industri.

No comments:

Post a Comment