Tuesday, January 15, 2013

Lingkar Studi Aksi untuk Demokrasi Indonesia

Para mahasiswa yang tergabung dalam Lingkar Studi Aksi untuk Demokrasi Indonesia (LS-ADI) memilih melakukan aksi teatrikal untuk menyampaikan protes mereka atas maraknya studi banding anggota DPR ke luar negeri. Dalam aksi tari perut di depan Gedung DPR, Jakarta, empat peserta mengenakan kostum yang sesuai dengan tari yang mereka lakonkan. Rok mini berumbai dan penutup bagian dada dari plastik kresek hitam, membuat tari mereka menarik perhatian.

Mereka punya alasan, mengapa memilih tari perut untuk menyuarakan aspirasi. "Kami ingin menunjukkan bahwa masih banyak perut-perut masyarakat Indonesia yang kelaparan, meski tidak indah. Mereka malah ingin melihat perut-perut wanita cantik Eropa. Maka, kami berikan tarian perut rakyat Indonesia. Inilah perut-perut rakyat yang keroncongan, kelaparan. Kami tak akan pernah mundur. Ini bentuk protes kami, karena mereka masih tertidur," kata Doci, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, dalam orasinya.

Aksi mereka memang memancing geli dan perhatian masyarakat yang melintasi. Namun, kata Doci, inilah tamparan rakyat bagi wakilnya. "Bagi masyarakat mungkin menggelikan, tapi kami berharap tarian ini jadi tamparan bagi para anggota dewan yang tertidur panjang atas penderitaan negeri ini," ujarnya.

Studi banding anggota Dewan ke luar negeri memang memancing reaksi publik. Apalagi di tengah situasi bencana yang masih melanda sejumlah daerah, para wakil rakyat tetap dengan agendanya. Beberapa Pansus RUU tercatat tetap bertolak melakukan studi banding. "Kalau sampai besok anggota DPR masih studi banding, terbukti bahwa anggota dpr kita adalah manusia yang tidak beretika," kata Doci.

Koordinator Lingkar Madani untuk Indonesia, Ray Rangkuti mengatakan, aksi tari perut ini merupakan bentuk keputusasaaan masyarakat atas apa yang dilakukan anggota Dewan. Kritik yang dilayangkan, menurutnya, tak pernah digubris. "Ini ekspresi karena anggota DPR mengabaikan kritik masyarakat. Sudah dikritik verbal tidak berubah juga," ujarnya.

Pada tahun mendatang, ia berharap, DPR melakukan moratorium untuk studi banding yang dinilainya kerap tak masuk akal. "Tari perut adalah cara untuk menyindir anggota DPR," kata Ray dan lumayan cukup bagus juga sich idenya menurut admin Blog Kanghari.

No comments:

Post a Comment