Lingkungan hidup merupakan lingkungan dimana manusia tinggal dan menjaga kelangsungan hidupnya. Antara manusia dengan lingkungan hidupnya selalu terjadi interaksi timbal balik. Manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan manusia dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Hanya dalam lingkungan hidup yang optimal, manusia dapat berkembang dengan baik, dan hanya dengan manusia yang baik lingkungan akan berkembang ke arah yang optimal. Penerapan IPTEK dan dampaknya telah menjadi wacana yang luas dan menimbulkan isu lingkungan yang meluas. Isu lingkungan global timbul akibat perubahan kondisi lingkungan yang bersifat global. Sebagai contoh, isu lingkungan yang sifatnya global adalah hujan asam, penipisan lapisan ozon, kenaikan iklim di bumi contoh pencemaran lingkungan saat ini yang sifatnya global, perhatian terhadap lingkungan semakin mendalam yang berimplikasi pada dampak-dampaknya yang juga dapat dirasakan secara global. Karena lapisan ozon stratosfir ini mempunyai fungsi penting dalam melindungi kehidupan di bumi, maka adanya penipisan atau deplesi ozon menjadi suatu isu lingkungan.
Atmosfer sebagai salah satu aspek lingkungan hidup merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Belakangan ini tumbuh keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global, perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer yang semakin meningkat. Masalah deplesi Ozon (Ozone, O3) sudah banyak dibicarakan orang sejak beberapa tahun terakhir, dengan ditemukannya dan kecenderungan kemungkinan meluasnya lubang ozon. Meskipun kadar ozon dalam udara sangat rendah dibanding kadar lainnya, namun perubahan jumlah dan sebarannya yang kecil pun sudah dapat memberi pengaruh buruk yang nyata terhadap bumi. Meskipun letak lubang ozon (O3) berada di atas daerah kutub Antartika, namun oleh karena sebaran dan perubahan luas lubangnya dapat semakin bertambah besar, sehingga dampak yang mungkin ditimbulkan pada manusia dan kemanusiaan dapat semakin besar pula.
Sifat dan Keberadaan Lapisan Ozon di Atmosfir
Ozon adalah molekul gas yang reaktif yang terdiri dari tiga atom Oksigen. Ozon adalah oksidan kuat, beracun, dan merupakan zat pembunuh jasad renik pada sterlisasi. Ozon dapat pula menghilangkan warna dan bau pada air. Ozon dapat merusak kesehatan makhluk hidup.
Lapisan ozon adalah suatu lapisan yang terletak di lapisan stratosfir, 20 –45 km diatas permukaan bumi, yang terdiri dari molekul-molekul ozon. Lapisan ini dapat menyerap radiasi ultra violet yang dipancarkan matahari. Pada lapisan ini ozon terbentuk dan terurai melalui keseimbangan dinamis secara berkesinambungan melalui suatu siklus yang rapuh. Keberadaan bahan-bahan kimia tertentu di stratosfir dapat mengganggu kesetimbangan reaksi tersebut, sehingga semakin lama molekul ozon semakin berkurang, dan menimbulkan lubang ozon. Sekitar 90% dari seluruh molekul ozon yang ada di atmosfir berada di lapisan stratosfir , sekitar 10 – 45 km dari permukaan bumi, sedangkan sisanya berada di lapisan trofosfer, dari permukaan bumi hingga 10 km ke atas..
1. Pembentukan ozon:
Bila sebuah molekul oksigen menyerap photon dari sinar dengan panjang gelombang lebih pendek dari 200 nm, maka enerjinya dapat memisah satu molekul itu menjadi dua buah atom oksigen. Selanjutnya satu dari atom ini akan bereaksi dengan molekul oksigen lain membentuk ozon
2. Peruraian ozon:
Sebuah molekul ozon akan menyerap photon dari sinar dengan panjang gelombang 200-300 nm terurai menjadi sebuah molekul oksigen dan sebuah atom oksigen. Selanjutnya sebuah ato oksigen ini bereaksi dengan 1 molekul ozon membentuk 2 molekul oksigen
Ozon yang berada di lapisan stratosfir adalah ozon yang “baik”, walaupun sebenarnya mempunyai sifat-sifat sama dengan yang di lapisan trofosfir. Ozon ini melindungi bumi dari radiasi sinar ultra violet matahari yang berbahaya bagi makhluk hidup di bumi. Sebaliknya ozon yang berada di lapisan trofosfir bersifat racun bagi makhluk hidup, juga termasuk salah satu dari gas-gas rumah kaca, oleh karenanya ozon di lapisan ini adalah ozon yang “jahat”. Untuk selanjutnya, yang dimaksud dengan ozon pada pokok bahasan ini ialah ozon stratosfir. Lapisan oksigen dan ozon stratosfir menyerap sekitar 97%-99% sinar ultraviolet matahari yang mempunyai panjang gelombang lebih pendek dari 320 nanometer (UV-B dan UV-C). Sinar ultraviolet tipe-tipe ini sangat berbahaya bagi kehidupan makhluk di bumi. Sedangkan sinar ultraviolet dengan panjang gelombang antara 320-400 nm (UV-A) tidak diserap oleh ozon, namun tidak membahayakan.
Ozon adalah trace gas di atmosfir, jadi jumlahnya cukup sedikit. Ada 4 cara untuk menunjukkan ukuran jumlah ozon, yaitu: sebagai fraksi, parts per million (ppm), microgram per m3 atau dalam Dobson Unit (DU). Tiga cara yang pertama biasanya digunakan untuk ozon yang dipermukaan bumi, dimana tekanan dan suhu dapat dianggap konstan. Sedangkan Dobson Unit (DU) untuk yang berada pada ketinggian dimana sifat udara sangat bervariasi. Satu DU didefinisikan sebagai 0,01 mm tebal lapisan ozon pada tekanan 1 atm dan 0 oC, atau dalam 1 DU terdapat 2,69×1016 molekul ozon per cm2 luas permukaan bumi. Konsentrasi ozon stratosfir berkisar antara kurang dari 250 DU di daerah ekuator dan lebih dari 500 DU di daerah kutub pada musim semi, di daerah lain umumnya sekitar 300 DU. Pada lapisan Stratosfer radiasi matahari memecah molekul gas yang mengandung khlorin atau bromin dan menghasilkan radikal Khlor dan Brom. Radikal-radikal khlorin dan bromin kemudian melalui reaksi berantai memecahkan ikatan gas-gas lain di atmosfer, termasuk ozon. Molekul-molekul ozon terpecah menjadi oksigen dan radikal oksigen. Dengan terjadinya reaksi ini akan mengurangi konsentrasi ozon di stratosfer.
Kegunaan-kegunaaan ozon, antara lain Ozon digunakan dalam bidang pengobatan untuk mengobati pasien dengan cara terawasi dan mempunyai penggunaan yang meluas seperti di Jerman. Di antaranya ialah untuk perawatan kulit terbakar. Sedangkan dalam perindustrian, ozon digunakan untuk: mengenyahkan kuman sebelum dibotolkan (antiseptik), menghapuskan pencemaran dalam air (besi, arsen, hidrogen sulfida, nitrit, dan bahan organik kompleks yang dikenal sebagai warna), membantu proses flokulasi (proses pengabungan molekul untuk membantu penapis menghilangkan besi dan arsenik), mencuci, dan memutihkan kain (dipaten), membantu mewarnakan plastik, dan menentukan ketahanan getah.
DEPLESI OZON
Definisi
Deplesi Ozon adalah menipisnya lapisan ozon stratosfir karena terjadi perusakan/pengurangan kadar ozon stratosfir oleh reaksi kimiawi akibat adanya zat-zat yang sebagian besar berasal dari aktivitas manusia.
Deplesi ozon ini juga sering diistilahkan dengan “Lubang Ozon”, namun hanya sebagai istilah saja, tidak mempunyai arti harfiah. Phenomena ini sangat penting bagi kehidupan di bumi. Karena lapisan ozon stratosfir ini mempunyai fungsi penting dalam melindungi kehidupan di bumi, maka adanya deplesi ozon menjadi suatu isu lingkungan global.
Sejarah Penemuan Deplesi Ozon
Sebenarnya sejak adanya pesawat supersonic kekhawatiran rusaknya lapisan ozon sudah timbul. Dalam hal ini adanya uap air dan nitrogen oksida dikhawatirkan akan merusak lapisan ozon stratosfir. Pada tahun 1973 Molina dan Rowland mengumumkan temuan mereka bahwa segolongan bahan kimia yang disebut khlorofluorokarbon (disingkat CFC) berpengaruh besar pada perusakan ozon.
Selanjutnya pada tahun 1985, Farman dan kawan-kawannya anggota tim peneliti di Antartika mengumumkan bahwa pada musim semi (Oktober) tahun 1978 di Antartika kadar ozon turun hingga hanya 125 DU. Pada awalnya temuan ini disangsikan karena satelit cuaca Amerika Serikat, TOMS dan SBUV tidak pernah melaporkan angka sedemikian. Namun akhirnya diterima oleh para peneliti, dan sejak itu deplesi ozon membuat kekhawatiran orang, dan phenomena ini dijuluki dengan “lubang ozon”.
Pada gambar berikut ini, tampak berbagai konsentrasi lapisan ozon yang berubah dari waktu ke waktu. Pada tahun 1980 terlihat bahwa belum ada daerah yang konsentrasi ozonnya di bawah 180 DU, mulai tahun 1985 terdapat daerah yang konsentrasi ozonnya di bawah 180 DU, selanjutnya semakin menipis dari tahun ketahun.
Mekanisme Deplesi Lapisan Ozon Stratosfir
Penyebab utama dari menipisnya lapisan ozon stratosfir adalah karena terjadinya reaksi yang berantai antara bahan-bahan halocarbon (atau secara umum disebut ODS, Ozone Depleting Substances) dengan ozon. Yang dimaksud dengan zat-zat halocarbon ialah senyawa-senyawa karbon dengan halogen, tiga diantaranya adalah khloro 105 fluorokarbon (CFC), karbontetrakhlorid, bromofluorokarbon, dan metil bromide. Bahan-bahan ini sifatnya sangat stabil di trofosfir dan dianggap yang paling merusak lapisan ozon.
Dua bahan yang disebut terakhir termasuk kelompok halon.. Sifat stabil dari bahan-bahan ini menyebabkannya terdiffusi di atmosfir, dan dalam jangka waktu yang cukup lama sampai di lapisan stratosfir. Di stratosfir akibat radiasi sinar matahari dengan panjang gelombang yang sesuai, bahan-bahan ini, terurai melepas radikal khlor dan brom. Radikal khlor dan brom yang terlepas ini selanjutnya yang menjadi “agen” perusak ozon.
Data ilmiah telah menunjukan bahwa terlepasnya bahan-bahan kimia buatan manusia, seperti CFC, Halon, Metil Bromida, dan bahan perusak ozon lain ke udara dapat menyebabkan rusaknya lapisan pelindung bumi di lapisan stratosfir. Berjuta-juta molekul ozon mengalami kerusakan setiap menitnya, sehingga menyebabkan peningkatan intensitas sinar UV-B berbahaya yang sampai ke permukaan bumi.
Deplesi oleh CFC
Khlorofluorokarbon (CFC), senyawa ini hasil rekayasa manusia, jenisnya bermacam-macam, namun selalu terdiri dari atom-atom Karbon, Fluor, dan Khlor. Rumus kimianya tergantung pada jenisnya, misalnya CFC-11 adalah trikhloro-fluorometan dengan rumus kimia CFCl3 , CFC-12 adalah dikhlorofluorometan, CF2Cl2, dan lain-lainnya. CFC sebelum ini banyak digunakan sebagai bahan pendingin pada kulkas dan AC mobil, bahan untuk membuat plastic busa, bahan pembersih dan pendorong aerosol pada kemasan kosmetik.
Mekanisme proses deplesi yang terjadi dari CFC di Antartika dapat digambarkan dengan contoh dari dikhlorofluorometan, CCl2F2 , sebagai berikut :
CCl2F2 mengalami penguraian oleh sinar ultraviolet bergelombang pendek yang mengandung banyak energi. Penguraian ini menyebabkan lepasnya atom khlor yang reaktif (17), selanjutnya atom khlor ini dalam waktu yang sangat singkat bereaksi dengan ozon membentuk khloromonoksida yang juga bersifat reaktif (18). Pada siang hari zat ini dalam beberapa menit akan segera bereaksi dengan atom oksigen yang ada di stratosfir membentuk gas oksigen dan radikal khlor lagi (19). Dengan terbentuknya kembali radikal khlor maka akan terjadi lagi reaksi dengan ozon. Reaksi ini akan terus berjalan berantai berulang-ulang menghabiskan ozon.
CCl2F2 + uv — > Cl + CClF2 …………………….. (17)
Cl + O3 —> ClO + O2 …………………………. (18)
ClO + O —> Cl + O2 ………………… ..………….(19)
Rantai reaksi di atas disebut rantai reaksi ClOx . Reaksi ini baru akan berhenti apabila Cl bereaksi membentuk HCl dan khloronitrat yang selanjutnya terdiffusi ke lapisan trofosfir. Apabila zat ini tercuci oleh hujan terhentilah reaksi berantai ini.
Pada musim dingin di Antartika pembentukan HCl dan khloronitrat terhenti, tetapi karena suhunya dingin akan terbentuk awan PSC yang mengandung kristal asam nitrat. dan es, maka kedua zat tersebut berubah menjadi Cl2 dan HOCl. Kemudian pada awal musim semi HOCl terurai lagi oleh sinar ultraviolet membentuk Cl* dan radikal OH*. Radikal ini kedua-duanya akan bereaksi dengan ozon menghasilkan oksigen dan HOCl kembali. Selanjutnya reaksi berantai akan terjadi lagi.
Semua reaksi reaksi di atas merupakan reaksi katalitik yang berantai, dimana khlor terbentuk kembali sehingga sebuah atom khlor dapat merusak hingga 100.000 molekul ozon, berarti pula sebuah molekul CFC dapat merusak 100.000 molekul ozon.
Deplesi oleh Halon dan Metilbromida
Disamping senyawa khlor, senyawa-senyawa brom juga merupakan perusak ozon. Antara lain senyawa halon yang banyak digunakan untuk pemadam kebakaran, misalnya bromokhlorodifluorometan, CF2BrCl. Senyawa brom lainnya metil bromida, CH3Br yang digunakan sebagai antihama tanaman
Deplesi lapisan ozon stratosfir oleh zat-zat di atas tidak berbeda jauh mekanis- menya dengan oleh CFC. Contohnya untuk metil bromide, dengan adanya sinar ultraviolet, metil bromida di lapisan stratosfir akan terurai hingga terbentuk radikal bromin yang reaktif. Radikal bromine ini selanjutnya akan bereaksi dengan ozon membentuk oksigen dan bromoksida. Kemudian bromoksida bereaksi dengan ozon hingga terbentuk kembali radikal bromine dan gas oksigen, dan selanjutnya terjadi reaksi berantai.
Menurut penelitian, bromine dari metil bromide enampuluh kali lebih effektif dalam merusak ozon dibandingkan dengan khlor dari CFC.
Dampak Deplesi Ozon
Dampak deplesi ozon pada dasarnya berpangkal pada meningkatnya radiasi sinar ultraviolet-B (panjang gelombang 280 – 320 nm) ke bumi karena berkurangnya lapisan ozon yang menerapnya di lapisan stratosfir. Karena sinar yang bergelombang pendek ini mempunyai energi yang sangat besar, maka sinar ini mempunyai pengaruh pada sel hidup. Menurut perkiraan Badan Proteksi Lingkungan Amerika Serikat (US EPA) hanya dengan pengurangan ozon sebesar 5% saja akan menyebabkan dampak antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatnya kasus kanker kulit melanoma, yang sering berakibat fatal
2. Menaikkan kasus katarak dan kerusakan mata, kulit terbakar matahari, dan kanker mata pada sapi
3. Menurunkan daya kekebalan tubuh (imunitas) manusia hingga mudah sakit.
4. Menurunkan laju pertumbuhan daun dan batang pada jenis-jenis kapas, melon, dan kol
5. Menurunkan kapasitas produksi pada beras, jagung, dan kedelai.
6. Menurunkan kemampuan fotosintesis, kemampuan reproduksi, dan pertumbuhan ekosistem akuatik laut dan peraairan tawar.
7. Merusak bahan-bahan plastic dan polimer
Dari beberapa dampak di atas dapat disimpulkan juga bahwa deplesi lapisan ozon ini selain membawa dampak pada kesehatan akhirnya akan berdampak besar pada sosial-ekonomi masyarakat.
Penyelesaian Masalah
Karena penyebab utama deplesi lapisan ozon adalah CFC, Halon, metalbromida, serta bahan perusak ozon lainnya, maka usaha yang pertama adalah segera mengurangi dan menghentikan pemakaian dan memproduksi bahan-bahan itu, antara lain dengan cara-cara berikut:
1. Penghentian penggunaan CFC sebagai bahan penyemprot/aerosol.
2. Penghentian penggunaan metilbromida dalam penyemprotan hama.
3. Penghentian produksi busa plastik yang menggunakan CFC.
4. Penggantian bahan pendingin CFC/Freon pada AC/kulkas dengan bahan lainnya
5. Penggantian halon pada pemadam kebakaran.
Kepedulian industri, pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan masyarakat umum sangat diharapkan untuk mengambil tindakan dalam menghadapi kecenderungan meningkatnya bahaya tersebut, dengan cara mengurangi dan menghapuskan penggunaan Bahan Perusak ozon tersebut sehingga apabila upaya-upaya tersebut sepenuhnya dilaksanakan, dperkirakan lubang ozon dapat menutup sempurna pada tahun 2050.
Dukungan internasional untuk melindungi lapisan ozon dimulai sejak Konvensi Wiena pada bulan Maret 1989, dimana disepakati oleh 20 negara untuk mengurangi penggunaan CFC dan melakukan studi lanjut tentang effek CFC pada lapisan ozon. Kemudian pada September 1987 lahir kesepakatan international ke dua yang lebih dikenal dengan nama Protokol Montreal, disini 27 negara peserta sepakat untuk membatasi produksi CFC dan halon. Hingga tahun 2000 Protokol Montreal ini telah diratifikasi oleh 160 negara dan telah dimodifikasi dengan amandemen London (1990), amandemen Copenhagen (1992), dan amandement Montreal (1997). Tujuan utama dari amandemen-amandemen ini ialah untuk mempercepat phasing out CFC dan halon.
Pemerintah Indonesia sehubungan dengan ini telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan no. 110/MPP/Kep/1/98 and no 111/MPP/Kep/1/98 dan diamandemen dengan keputusan no. 410/MPP/Kep/9/98 dan no. 411/MPP/Kep/9/98 yang isinya antara lain larangan importasi CFC dan barang-barang yang berisi CFC, serta pembuatan barang yang menggunakan CFC sejak awal 1998. Disamping itu juga digiatkan sosialisasi tentang penghentian penggunaan CFC dan penggunaan bahan penggantinya, baik melalui seminar-seminar atau penjelasan langsung oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Bapedal.
D. CONTOH KASUS
Dilema Lubang Ozon dan Kerusakan Ozon di Inggris Akibat Kondisi Cuaca Arktik
Ketika Es Antartika Terancam Oleh Pulihnya Lubang Ozon
Kalau lubang ozon sudah terpulihkan, apakah kemudian pemanasan global bisa teratasi? Ternyata studi terkini menunjukkan pulihnya lubang ozon di atas Antartika malah menyebabkan lebih banyak es mencair pada dekade mendatang. Ketika lubang ozon pulih, pola angin yang melindungi interior wilayah kutub dari udara yang hangat menjadi terbuka, mengakibatkan Antartika menghangat, demikian juga kondisi yang lebih hangat dan kering di Australia.
Kendati suhu global meningkat, interior Antartika mempunyai situasi yang unik karena cenderung mendingin pada musim panas dan gugur selama beberapa dasawarasa belakangan. Ilmuwan mengaitkan pendinginan tersebut dengan adanya lubang pada lapisan ozon yang mempengaruhi pola sirkulasi atmsofer dan memperkuat angin yang mengarah ke barat dan berputar-putar di dalam benua Antartika. Angin tersebut mengisolasi interior Antartika dari pola pemanasan, sebagaimana yang teramati pada semenanjuang Antartika serta bagian lain dunia.
Upaya untuk mencegah terjadinya lubang pada ozon telah dilakukan semenjak lama. Protokol Montreal tahun 1987 telah berhasil mengupayakan pelarangan bahan-bahan perusak ozon, sehingga kerusakan yang lebih parah bisa terhindarkan. Tetapi permasalahan tidak sesederhana itu. Studi telah dilakukan pada dinamika antara ozon strastosfer dan kondisi atmosfer dari tahun 1950 sampai akhir abad ke dua puluh; hasilnya menunjukkan bahwa ketika tingkat ozon terpulihkan, lapisan bawah stratosfer di atas Antartika – 10-20 km di atas permukaan BUmi – akan menyerap radiasi ungu-ultra, dan menaikkan temperatur sampai 9 derajat C, mengurangi gradien temperatur utara-selatan yang kuat. Kalau sudah begitu, temperatur menjadi lebih ’suam-suam kuku’ di Antartika, bersamaan dengan itu, angin yang mengarah ke barat menjadi lebih lemah dan menghasilkan temperatur yang lebih hangat dan kering di Australia dan meningkatnya presipitasi di Amerika Selatan.
Model iklim, sebagaimana yang dipergunakan oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change’s) tidak memperhitungkan detil mengenai kimiawi ozon. Banyak model tidak menyertakan situasi pada 30 km di atas permukaan Bumi, sementara untuk menjelaskan stratosfer itu paling tidak membutuhkan ketinggian sampai 60 km. Tentu saja ini menjadi tantangan bagi ilmuwan yang bekerja pada analisis iklim untuk memperhitungkan perubahan ozon dari pengurangan sampai penyembuhannya selama abad dua puluh dan dua puluh satu.
Jika didapatkan umpan-balik bahwa ternyata pencairan es berdasarkan model yang ada masih kurang tepat, maka tingkat aman karbon-dioksida yang ditetapkan selama ini juga salah. Produktivitas biologi di lautan ditentukan oleh pola sirkulasi lautan dan atmosfer, sehingga studi mendatang harus bisa menggandeng sekaligus dinamika lautan pada kimiawi ozon dan iklim.
Kerusakan Ozon di Inggris Akibat Kondisi Cuaca Arktik
Para ilmuwan mengatakan lapisan ozon di atas atmosfer daerah Inggris berada di tingkat rendah. Pengamatan ozon yang berpusat di Jerman memperlihatkan lapisan ozon, berfungsi melindungi bumi dari radiasi matahari yang berbahaya, ketebalannya makin menipis, yakni dari 4 mm – 5mm turun menjadi 2,5 mm.
Menurunnya ketebalan lapisan ozon di Inggris, menurut kepala program pengamatan ozon Eropa di Postdam, disebabkan adanya kombinasi dari salju Arktik dan udara bertekanan tinggi di sekitar Atlantik Utara. Keadaan tersebut dapat bertambah buruk, tergantung dari apa yang terjadi pada bulan selanjutnya dan juga bahwasanya penipisan ozon yang terjadi di Inggris baru-baru ini memang hal yang signifikan.
Tingkatan ozon menipis di sekeliling Arktik dan Antarktika akibat pantulan sinar matahari mendorong bahan-bahan kimia perusak ke atmosfer. Temperatur rendah mempercepat kerusakan ini, dan yang paling menjadi perhatian saat ini adalah Antartika, dimana sebuah lubang di lapisan ozon telah terbuka sejak tahun 80-an.
Melihat kondisi suhu dingin yang tidak biasa di Arktik saat musim dingin (yang dihubungkan dengan pemanasan global) para ilmuwan Eropa memberi peringatan mengenai kerusakan ozon di utara pada bulan Januari.
Komisi Eropa mengatakan bahwa sehubungan dengan terjadinya pendinginan di lapisan stratosfer Arktik, peningkatan kerusakan ozon dapat terjadi dalam beberapa dekade. Sebuah lubang di lapisan ozon dapat mengakibatkan meningkatnya intensitas radiasi UV yang mempengaruhi daerah kutub dan skandinavia, dan mungkin turun ke Eropa Tengah. Hal ini dapat mempengaruh kesehatan manusia dan juga keanekaragaman hayati lainnya.
Kerusakan lapisan ozon yang diakibatkan oleh penggunaan zat-zat kimia yang mengandung CFCs (chloroflurocarbons) seperti yang terdapat di dalam pendingin ruangan dan aerosols sprays ini diakibatkan oleh banyaknya Chlorine yang dihasilkan dari suatu fenomena yang dikenal dengan polar vortex.
Polar vortex merupakan kejadian dimana CFCs digerakkan oleh sirkulasi angin global menuju utara dan selatan bumi, sehingga ‘kumpulan CFCs’ tersebut ‘terjebak’ di kutub. Awan yang terbentuk dalam musim dingin ini adalah yang terbesar terlihat di Arktik dalam 20 tahun terakhir. Polar vortex merupakan tempat kejadian dan situasi menjadi lebih buruk. Kerusakan ozon yang terjadi bisa lebih banyak lagi jika vortex tetap stabil.
Kutub Arktik berputar, tidak seperti Antarktika yang tetap posisinya tiap tahun. Hal ini mencegah penipisan ozon yang terpusat pada suatu tempat, seperti yang terjadi di hemisphere selatan setiap musim semi, namun hal ini membuat pancaran UV ke permukaan bumi tidak dapat diprediksi.
Kebanyakan pengrusakan ozon terjadi karena pembentukan formasi ozon baru di daerah tropis, yang ‘diangkut’ ke Arktik. Kerusakan zat kimia ozon semestinya diimbangi dengan perpindahan ozon.
Kerusakan lapisan ozon karena adanya pergerakan alami polar vortex Arktik yang menyebar sampai sekitar Skandinavia dan daerah Inggris bagian utara lainnya. Musim dingin 2004-2005 di Arktik merupakan musim dingin yang paling buruk yang pernah tercatat, dengan temperatur mencapai -78ÂșC pada lapisan stratosfer. Sampai sejauh ini, hal tersebut merupakan bukti yang paling dipercaya bahwa perubahan iklim global dapat mempengaruhi kenaikan suhu yang ekstrim daripada hanya sekedar pemanasan secara umum di lapisan atmosfer yang lebih rendah.
E. LESSON LEARNED
Dengan semakin meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, yang mana saat ini semakin mempermudah bagi kita untuk terus memantau perubahan-perubahan lingkungan global, sehingga sudah seharusnya kerusakan-kerusakan lingkungan yang dapat kita pantau terus berupaya kita atasi. Permasalahan seperti deplesi ozon bukan sekedar masalah global yang penanganannya diatasi oleh pihak pemerintahan ataupun sejenisnya, karena sebagai upaya preventif, kita sebagai penduduk dunia juga wajib untuk memikirkannya dan terlebih mengatasinya.
No comments:
Post a Comment