Thursday, November 29, 2012

ANTIOKSIDAN




Mengenal dan Menangkal Radikal Bebas

Kata Kunci:
  • Antioksidan
  • Karotenoid
  • Likopen
  • Radikal bebas
  • Senyawa reaktif oksigen
  • Stres oksidatif
  • Trifenilmetan
  • Vitamin C
  • Vitamin E

Sampai permulaan abad ke 20, tidak seorangpun percaya bahwa suatu senyawa bernama radikal bebas dapat berada dalam keadaan bebas.
  • Para ilmuwan masih menggunakan istilah radikal bebas untuk suatu kelompok atom yang membentuk suatu molekul.
  • Perubahan terjadi ketika pada abad ke 20 seorang Rusia bernama Moses Gomberg yang lahir di Blisavetgrad pada tahun 1866, membuat radikal bebas organik pertama dari trifenilmetan, senyawa hidrokarbon yang digunakan sebagai bahan dasar berbagai zat pewarna.

  • Berdasarkan penelitian Gomberg dan ilmuwan lainnya, istilah radikal bebas kemudian diartikan sebagai
  • Molekul yang relatif tidak stabil
  • Mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan di orbit luarnya
  • Molekul tesebut bersifat reaktif dalam mencari pasangan elektronnya.
  • Jika sudah terbentuk dalam tubuh maka akan terjadi reaksi berantai
  • dan Akhirnya senyawa itu menghasilkan radikal bebas baru yang kwantitas jumlahnya terus bertambah.

  • Oksigen yang kita hirup akan diubah oleh sel tubuh secara konstan menjadi senyawa yang sangat reaktif,
  • Dikenal sebagai senyawa reaktif oksigen yang diterjemahkan dari reactive oxygen species(ROS)
  • Oksigen itu tentu berbentuk radikal bebas.
  • Perisitiwa ini berlangsung saat proses sintesa energi oleh mitokondria atau proses detoksifikasi yang melibatkan enzim sitokrom P-450 di hati.
  • Produksi ROS (Reactive Oxygen Species) itu secara fisiologis merupakan konsekuensi logis dalam kehidupan aerobik.

  • Sebagian ROS berasal dari proses fisiologis tersebut (ROS endogen) dan lainnya adalah ROS eksogen,
  • ROS eksogen, seperti berbagai polutan lingkungan seperti
  1. Emisi kendaraan bermotor dan industri,
  2. Asbes
  3. Asap rokok
  4. Radiasi ionisasi
  5. Infeksi bakteri, jamur dan virus,
  6. Paparan zat kimia (termasuk obat) yang bersifat mengoksidasi. '
  7. dll
  • Jenis ROS dari paparan zat kimia contohnya adalah
  1. superoksida anion
  2. hidroksil
  3. peroksil
  4. hidrogen peroksida
  5. singlet oksigen
  6. dan lain sebagainya.
Pada Gambar contoh produksi ROS pada proses sintesa energi dalam mitokondria, netralisasi oleh antioksidan enzimatis dan efeknya terhadap saraf motorik.

Gambar sel-rusak



Produksi ROS pada proses sintesa energi dalam mitokondria, netralisasi oleh antioksidan enzimatis dan efeknya terhadap saraf motorik (sumber: www.als.ca/if_you_have_als/als_introduction_diagnosis.aspx).

  • Pada kenyatannya, segala sesuatu dalam hidup ini memang diciptakan sang pencipta alam secara seimbang.
  • Sistem defensif dianugerahkan terhadap setiap sel
  • Percatakan yang kuasa , Tuhan memberi perangkat antioksidan enzimatis di sel di organ tubuh tentu antara lain
  1. Glutathione
  2. Ubiquinol
  3. Katalase
  4. Superoxide dismutase
  5. Hydroperoxidase
  6. H Cl
  7. dan lain sebagainya
  • Antioksidan enzimatis endogen ini pertama kali dikemukakan oleh J.M. Mc Cord dan I. Fridovich (ilmuwan Amerika pada tahun 1968) yang menemukan enzim antioksidan alami dalam tubuh manusia dengan nama superoksida dismutase (SOD).
  • Hanya dalam waktu singkat setelah teori tersebut disampaikan, selanjutnya ditemukan enzim-enzim antioksidan endogen lainnya seperti
  1. glutation peroksidase
  2. dan katalase yang mengubah hidrogen peroksidase menjadi air dan oksigen.
  • Sebenarnya radikal bebas, termasuk ROS, penting artinya bagi kesehatan dan fungsi tubuh yang normal dalam memerangi peradangan, membunuh bakteri, dan mengendalikan tonus otot polos pembuluh darah dan organ-organ dalam tubuh kita.
  • Namun bila dihasilkan melebihi batas kemampuan proteksi antioksidan seluler, maka dia akan menyerang sel itu sendiri.
  • Struktur sel yang berubah turut merubah fungsinya, yang akan mengarah pada proses munculnya penyakit.

Stres oksidatif (oxidative stress) adalah ketidakseimbangan antara radikal bebas (prooksidan) dan antioksidan yang dipicu oleh dua kondisi umum:

  1. Kurangnya antioksidan
  2. Kelebihan produksi radikal bebas

  • Keadaan stress oksidatif membawa pada kerusakan oksidatif mulai dari tingkat sel,
  • kemudian berlanjut ke jaringan hingga ke organ tubuh, menyebabkan terjadinya percepatan proses penuaan dan munculnya penyakit.
  • Berbagai penyakit yang telah diteliti dan diduga kuat berkaitan dengan aktivitas radikal bebas mencakup lebih dari 50 penyakit di antaranya adalah
  1. stroke
  2. asma
  3. diabetes mellitus
  4. berbagai penyakit radang usus,
  5. penyumbatan kronis pembuluh darah di jantung
  6. parkinson
  7. hingga AIDS.

  • Teori penuaan dan radikal bebas pertama kali digulirkan oleh Denham Harman dari University of Nebraska Medical Center di Omaha, AS pada 1956
  • Denham Harman yang menyatakan bahwa tubuh mengalami penuaan karena serangan oksidasi dari zat-zat perusak.
  • Kanker dan tumor banyak disepakati para ilmuwan sebagai penyakit yang berawal dari mutasi gen atau DNA sel.
  • Radikal bebas dan reaksi oksidasi berantai yang dihasilkan jelas berperan pada proses mutasi ini.
  • Bahaya lainnya yang ditimbulkan radikal bebas adalah bila bereaksi dengan
  1. Low Density Lipoprotein (LDL)
  2. Cholesterol menjadi bentuk yang reaktif
  • Akibbat itulah dikenal faktual sebagai faktor resiko penyakit jantung.

  • Dugaan bahwa radikal bebas tersebar di mana-mana, pada setiap kejadian pembakaran seperti
  1. Merokok
  2. Memasak
  3. Pembakaran bahan bakar pada mesin dan kendaraan bermotor.
  4. Paparan sinar ultraviolet yang terus-menerus
  5. Pestisida
  6. Pencemaran lain di dalam makanan kita
  7. Bahkan karena olah raga yang berlebihan
  • Ini semua menyebabkan tidak adanya pilihan selain tubuh harus melakukan tindakan protektif.
  • Langkah yang tepat untuk menghadapi “gempuran” radikal bebas adalah dengan
  1. mengurangi paparannya
  2. mengoptimalkan pertahanan tubuh melalui aktivitas antioksidan.

  • Pemahaman ilmiah tentang hubungan radikal bebas dengan antioksidan baru muncul pada tiga hingga empat dekade terakhir ini.
  • Hingga kini, berbagai uji kimiawi, biokimia, klinis dan epidemiologi banyak mendukung efek protektif antioksidan terhadap penyakit akibat stres oksidatif.

  • Selain jenis antioksidan enzimatis seperti yang disebut di awal, dikenal pula jenis antioksidan nonenzimatis.
  • Jenis ini dapat berupa golongan vitamin, seperti
  1. vitamin C
  2. vitamin E
  3. serta golongan senyawa fitokimia.
  • Suplemen vitamin banyak beredar di pasaran dalam berbagai dosis.
  • Namun perlu diketahui, hingga saat ini para ahli masih sulit memastikan berapa komposisi yang seimbang antara radikal bebas dan antioksidan di dalam tubuh.

  • Beberapa antioksidan dalam dosis tertentu bisa berubah sifat menjadi prooksidan.
  • Selain itu masalah dosis bersifat normatif, tergantung dari kondisi individu itu sendiri.
  • Individu yang memang selalu berada dalam lingkungan yang memicu keadaan stres oksidatif, bisa mengkonsumsi suplemen vitamin.
  • Sementara individu yang hidupnya relatif tenang, tidak memerlukannya, karena asupan dari makanan sehari-hari yang berkualitas sudah mencukupi.

  • Vitamin E dan C dikenal sebagai antioksidan yang potensial dan banyak dikonsumsi.
  • Penelitian yang terbaru berdasarkan hasil studi epidemiologi menunjukkan asupan sehari
  • Vitamin E lebih dari 400 IU akan meningkatkan resiko kematian dan harus dihindari.
  • Sementara dosis konsumsi vitamin E bagi orang dewasa normal cukup 8-10 IU per hari.
  • Selama ini di pasaran suplemen vitamin E dan C umumnya dijual dalam dosis relatif tinggi.
  • Beberapa produk mengandung vitamin C 1000 mg per tablet.
  • Padahal, kecukupan gizi vitamin C per hari bagi orang dewasa yang hidup tenang, tidak stres atau kondisi lain yang tidak sehat, adalah sekitar 60-75 mg per hari.
  • Untuk mereka yang tinggal di kota besar yang penuh polusi seperti Jakarta, dosis 500 mg bisa diterima.

  • Vitamin C dan E memang sudah lebih dulu dikenal sebagai jenis antioksidan yang efektif,
  • Namun keberadaan senyawa fitokimia sebagai satu alternatif senyawa antioksidan menjadi daya tarik luar biasa bagi para peneliti belakangan ini.
  • Katakanlah, senyawa fenolik. Senyawa ini terdistribusi luas dalam berjuta spesies tumbuh-tumbuhan dan sejauh ini telah tercatat lebih dari 8000 struktur senyawa fenolik diketahui.
  • Komponen fenolik merupakan bagian integral dari diet makanan manusia, terkandung dalam sayuran, buah-buahan, rempah-rempah, dan sebagainya.

  • Walaupun asupan fenolik bervariasi tergantung lokasi geografi, diperkirakan asupan manusia seharinya berkisar 20 mg- 1 g, melebihi vitamin E.
  • Berbagai hasil penelitian membuktikan senyawa fenolik kurkumin dari kunyit dan polifenol katekin dari teh bersifat protektif terhadap kanker lambung dan usus.
  • Atau contoh lainnya adalah isoflavon yang banyak terdapat pada kedelai, ginseng, buah dan sayur, dapat menurunkan risiko kanker payudara.

  • Senyawa lainnya adalah senyawa karotenoid.
  • Amerika Serikat mencatat kanker prostat sebagai penyebab kematian kedua setelah kanker paru-paru di negaranya.
  • Vogt TM dan rekan melaporkan kadar likopen dalam serum warga kulit hitam AS lebih rendah dibandingkan kulit putih.
  • Hal ini patut diperhitungkan, mengingat tingginya kejadian kanker prostat di kalangan warga kulit hitam.

  • Penduduk negara mediteranian, seperti Italia, Yunani, Spanyol, Mesir, Siprus dan Maroko memiliki tradisi mengkonsumsi tomat.
  • Studi epidemiologi di beberapa daerah di Italia dan Yunani menunjukkan angka kejadian yang rendah untuk penyakit kardiovaskular dan beberapa jenis kanker seperti kolon, payudara, dan prostat.

  • Tomat dikenal kaya dengan senyawa karotenoid, terutama likopen. K
  • andungan terbesarnya dalam tomat adalah dalam bentuk trans, namun dalam proses pemasakan berubah menjadi bentuk sis.
  • Hal ini diduga juga terjadi secara in vivo.
  • Likopen merupakan senyawa yang amat sulit larut dalam air.
  • Dalam tomat sendiri, likopen berikatan dengan membran dan tidak mudah lepas.
  • Selama proses pemasakan, ikatan tersebut melemah. Ini yang menjadi penyebab kandungan likopen pada tomat yang dimasak lebih banyak dibandingkan tomat segar.

  • Struktur kimia likopen membuatnya sebagai senyawa nonpolar yang jauh lebih mudah larut dalam minyak.
  • Tradisi masakan mediteranian yang kerap berbahan tomat yang dimasak dengan minyak zaitun (olive oil) ternyata menghasilkan pelepasan likopen secara optimal dan membuatnya lebih efisien penyerapannya, sehingga mudah masuk ke jaringan dan sel.

  • Hingga saat ini, studi epidemiologi yang telah dilakukan secara konsisten menunjukkan hubungan terbalik antara konsumsi sayuran dan buah-buahan dengan resiko penyakit kardiovaskuler dan beberapa jenis kanker.

  • Fakta ini membuat salah satu pusat penelitian kanker di Amerika yaitu National Cancer Institute dan European School of Oncology Task Force on Diet, Nutrition and Cancer merekomendasikan konsumsi buah dan sayuran 5 kali atau lebih dalam sehari untuk mencegah terjadinya penyakit kanker.
  • Hal yang sama juga dilakukan pemerintah Jepang yang dikenal begitu gencar melakukan promosi kesehatan.
  • Kenko Nihon 21 mencantumkan target konsumsi sayuran bagi orang jepang : lebih dari 350 gr sehari. Dengan kondisi alam yang subur, kekayaan varietas tanaman dan tradisi makanan kaya rempah, manusia Indonesia pun tentu sangat mungkin menerapkannya.

Daftar bacaan

1. Encyclopaedia Britannica.
2. Emerit, Free Radical and Aging, , Birkhauser, England.
3. John H. Weisburger,Lycopene and tomato products in health promotion, American Health Foundation, 2002.

Note

Antioksidan, Zat Penghambat Penuaan
  • Antioksidan merupakan zat yang anti terhadap zat lain yang bekerja sebagai oksidan atau sering disebut dengan radikal bebas.
  • Radikal bebas adalah sejenis oksigen yang susunan atomnya tidak sempurna.
  • Zat ini merupakan zat berbahaya yang sangat reaktif dan bersifat merusak jaringan organ-organ tubuh hingga menimbulkan berbagai penyakit di usia tua.
  • Radikal bebas muncul sebagai dampak dari kehidupan itu sendiri.
  • Setiap makhluk hidup akan menghasilkan radikal bebas sebagai produk samping dari proses pembentukan energi.
  • Energi dihasilkan dari proses metabolisme dengan mengoksidasi (membakar) zat-zat makanan, seperti karbohidrat, lemak, dan protein.
  • Dalam proses oksidasi inilah radikal bebas ikut terproduksi.
  • Selain dari proses metabolisme, radikal bebas juga muncul pada setiap proses pembakaran, seperti merokok, memasak, pembakaran bahan bakar pada mesin dan kendaraan bermotor.
  • Ketika sinar ultraviolet menerpa suatu benda terus menerus, elektron atom benda tersebut akan meloncat dari orbitnya, dan terciptalah radikal bebas.
  • Radikal bebas akan selalu bertebaran dimana-mana.
  • Nah, supaya radikal bebas tidak merajalela, maka tubuh dengan sendirinya akan memproduksi zat antioksidannya. Antioksidan yang diproduksi di dalam tubuh (endogen) berupa tiga enzim, yaitu, superoksida dismutase (SOD), glutation peroksidase (GSHPx), katalase, serta non enzim, yaitu senyawa protein kecil glutation.
  • Dari luar :Vitamin E, C, betakaroten dan senyawa flavonoid yang diperoleh dari tumbuhan.
Cara Kerja Antioksidan
  • Antioksidan menghalangi proses oksidasi dengan cara menetralisir radikal bebas. Dalam proses itu antioksidan pun teroksidasi. Itulah mengapa kita harus terus mengisi ulang antioksidan dalam tubuh kita.
Sumber Antioksidan
  • Hasil penelitian ilmiah menunjukkan bahwa buah-buahan, sayuran dan biji-bijian adalah sumber antioksidan yang baik dan bisa meredam reaksi berantai radikal bebas dalam tubuh, yang pada akhirnya dapat menekan proses penuaan dini. Tomat mengandung likopene, yaitu antioksidan yang ampuh menghentikan radikal bebas sehingga tak berkeliaran mecari asam tak jenuh dalam sel. Hal yang sama dilakukan lutein dan zeasantin yang terdapat pada bayam, diketahui amat aktif mencegah reaksi oksidasi lipid pada membran sel lensa (mata) sehingga kita terhindar dari katarak. Sedangkan antioksidan vitamin seperti vitamin C, E dan betakarotenoid akan menstabilkan membran sel lensa dan mepertahankan konsentrasi glutation tereduksi dalam lensa.
  • Kopi – Secangkir kopi yang kita minum tiap pagi ternyata tidak sekedar membuat kita terjaga dan bersemangat. Penelitian terbaru di amerika menunjukkan bahwa kopi adalah sumber utama antioksidan. Kopi yang diminum tidak harus kopi yang keras, kopi tanpa kafein (decaf) juga memberi antioksidan dalam jumlah yang sama. Cukup dengan minum satu atau dua cangkir kopi tiap hari sudah memberi kebutuhan antioksidan yang dibutuhkan.
  • Teh – Pada dasarnya daun teh mengandung tiga komponen penting, yaitu kafein yang memberikan efek penyemangat, tannin yang memberi kekuatan rasa, dan polifenol yang mempunyai banyak khasiat kesehatan. Polifenol pada teh ini adalah antioksidan yang kekuatannya 100 kali lebih efektif dibandingkan vitamin C dan 25 kali lebih tinggi dibandingkan vitamin E. Teh kaya akan antioksidan, kegiatan antioksidan dalam darah peminum teh akan meningkat41 – 48 % setelah 30 menit minum teh hijau dan 50 menit setelah teh hitam. Teh juga dapat mengurangi resiko terkena penyakit jantung koroner dan melindungi terhadap munculnya kanker esophageal. Untuk mendapatkan khasiat antioksidan dalam teh, dianjurkan agar kita menyeduh teh dalam air hangat selama tiga menit. Jangan minum teh panas, karena justru mendorong timbulnya kanker tenggorokan, karena melepuhkan esophagus dan menciptakan luka sehingga rentan terkena kanker.
  • Data ilmiah menunjukkan individu yang rajin mengkonsumsi sumber-sumber antioksidan memiliki peluang awet muda lebih besar. Juga menghindarkan dari penyakit yang terkait dengan penuaan seperti kanker dan pernapasan. Langkah sehat lainnya yaitu dengan mengurangi asupan jumlah kalori yang berasal dari karbohidrat dan lemak. Kalori dapat mempercepat penuaan dini karena untuk mengubahnya menjadi energi diperlukan lebih banyak oksigen. Namun di sisi lain oksigen memicu banyak radikal bebas yang bersumber dari senyawa reaktif oksigen, yang kemudian menyerang sel-sel dan akhirnya mempercepat proses penuaan dini. Oleh sebab itu, mari kita perbanyak asupan antioksidan.

No comments:

Post a Comment