Ergonomi atau faktor manusia atau di Eropa dan British lebih dikenal dengan Human Factors merupakan ilmu yang multidisipliner. Hal ini tidaklah aneh karena induk utama dari ilmu ini yakni teknik industri atau manajemen sains adalah ilmu yang juga multidisipliner. Karena multidisipliner, selain dipelajari di teknik industri, ilmu ini juga dipelajari di beberapa bidang atau program studi lain seperti psikologi, K3 (kesehatan masyarakat), kedokteran okupasi dan sebagainya walaupun tetap di teknik industri lah ilmu ini intens dipelajari dan di program studi inilah biasanya terdapat laboratorium khusus ergonomi.
Menurut suatu sumber, terdapat 6 ilmu yang secara garis besar mendominasi dalam ergonomi, yakni:
Menurut suatu sumber, terdapat 6 ilmu yang secara garis besar mendominasi dalam ergonomi, yakni:
- Antropometri (muncul atau dikembangkan dari ilmu anatomi)
- Biomekanik (muncul atau dikembangkan dari ilmu ortopedi)
- Fisiologi manusia kerja (muncul atau dikembangkan dari ilmu fisiologi)
- Higiene Industri / Kesehatan dan keselamatan kerja / K3 (muncul atau dikembangkan dari ilmu kedokteran / medis)
- Manajemen dan psikologi kerja (muncul atau dikembangkan dari ilmu psikologi)
- Hubungan kerja / tenaga kerja (muncul atau dikembangkan dari ilmu sosiologi)
Keenam ilmu di atas di aplikasikan dalam hubungan antara manusia dengan mesin atau manusia dengan pekerjaanya yang mayoritas berada di industri. Dan selanjutnya ilmu ini diaplikasikan dalam suatu rekayasa (engineering) dan perancangan (design) sehingga banyak bidang engineering yang mempelajari ilmu ini seperti teknik industri / industrial engineering, bioengineering, system engineering, teknik keselamatan / safety engineering, military engineering, dan perancangan berbantukan computer (computer-aided design) dan di teknik industrilah ergonomi paling banyak dipelajari.
Dari sejarahnya, ergonomi juga sudah terlihat bahwa ilmu ini multidisipliner karena pada awalnya muncul terutama di dua bidang yakni engineering / rekayasa / teknik dan kesehatan. Sejarah ergonomi diwarnai oleh tokoh-tokoh di bidang engineering seperti Taylor dan Gilberth (industrial engineering / teknik industri) dan tokoh-tokoh di bidang kesehatan seperti Bernardino Ramazinni (dokter) dan Wojciech Jastrzebowski (ahli biologi.
Dalam hal ini bidang teknik industri atau industrial engineering cukup spesial karena walaupun tergolong sebagai bidang teknik atau engineering (bisa dibilang satu “family” dengan tenik mesin atau mechanical engineering) namun juga mencakup bidang sosial dan bahkan medis. Sebagai bidang engineering, teknik industri selain mempunyai keilmuan khusus juga mempelajari beberapa ilmu teknik lainnya terutama teknik mesin dan teknik manufaktur. Sebagai bidang sosial, teknik industri mempelajari manajemen di industri dan kognitif di psikologi (khusus manajemen, teknik industri termahsyur dengan kekhasan manajemen sainsnya yang turut berperan dalam perkembangan ergonomi). Sebagai bidang medis atau kesehatan, teknik industri mempelajari fisiologi manusia kerja. Oleh karena itu teknik industri tergolong multidisipliner.
Ergonomi di bidang sosial terutama psikologi hanya membahas ergonomi yang berbau non fisik atau ergonomi kognitif, sedangkan ergonomi di bidang medis seperti kedokteran okupasi atau K3 / occupational safety and health lebih membahas ergonomi fisik (seperti K3 / safety dsb) termasuk ergonomi lingkungan. Namun teknik industri mempelajari keseluruhan ergonomi secara utuh mulai dari ergonomi fisik, ergonomi kognitif, ergonomi lingkungan, dan bahkan ergonomi organisasi. Jadi bisa dibilang 100% ergonomi yang multidisipliner ini terdapat di teknik industri yang notabene juga multidisipliner.
No comments:
Post a Comment