Italia telah lama dikenal kerap menerapkan strategi pertahanan grendel atau yang populer disebut Catenaccio. Namun, beberapa tim di Eropa juga menggunakan stategi yang lebih mengutamakan kemenangan daripada permainan cantik itu.
Inggris termasuk salah satunya. Masuknya sejumlah pelatih asal italia di kompetisi Inggris mempengaruhi gaya permainan skuad The Three Lions di pentas internasional.
Meski sekarang sudah dilatih Roy Hodgson, yang asli Inggris, tapi gaya permainan mereka tetap bertahan. Hal itu terlihat jelas pada kiprah Inggris di Grup D, ketika mereka dengan perkasa keluar sebagai juara grup.
Dengan sama-sama mengandalkan strategi bertahan, banyak kalangan yang memang sudah memprediksi bahwa duel Inggris dan Italia akan diakhiri dengan adu penalti. Dan terbukti Skenario itu akhirnya menjadi kenyataan. Kedua tim harus melakoni adu penalti karena gagal mencetak gol lewat permainan terbuka.
Italia dan Inggris sendiri bermain terbuka sejak babak pertama. Italia mendapatkan peluang pertama lewat tembakan jarak jauh Daniele De Rossi. Sayangnya, bola tembakan De Rossi masih membentur tiang gawang.
Setelah itu, Mario Balotelli setidaknya tiga kali mendapatkan peluang mencetak gol. Inggris beruntung, karena upaya Balotelli bisa diredam sesama pemain Manchester City: Joe Hart dan Joleon Lescott.
Sedangkan Inggris sempat mengancam gawang Gianluigi Buffon pada 20 menit pertama. Namun, tak satu pun peluang itu berbuah gol. Peluang terbaik Inggris didapat melalui bek Glen Johnson, yang meskipun sudah berada di mulut gawang, tapi tembakannya bisa diblok Gianluigi Buffon.
Permainan terbuka kembali ditunjukkan kedua tim sejak awal babak kedua. Inggris mengawali inisiatif serangan, tapi justru Italia yang mendapatkan peluang emas. De Rossi gagal memaksimalkan peluang meski sudah berada tepat di depan gawang.
Setelah De Rossi giliran Balotelli dan Ricardo Montolivo yang menyia-nyiakan peluang. Tembakan Balotelli diblok Hart, bola kemudian disambar Montolivo dan melayang di atas mistar.
Wayne Rooney sempat memperoleh peluang pada menit-menit akhir babak kedua. Tendangan saltonya masih melayang di depan gawang.
Italia mengawali peluang pada masa extra time. Tembakan Antonio Nocerino yang baru masuk pada pertengahan babak kedua, masih membentur tiang gawang.
Pada akhir babak pertama masa extra time, Inggris sempat mengancam gawang Italia. Theo Walcott yang juga baru masuk pada babak kedua berhasil lolos ke kotak penalti Italia. Sayangnya, umpannya kepada Andy Carroll sudah lebih dulu meninggalkan lapangan.
Darah segar lainnya berbicara banyak pada masa extra time. Alessandro Diamanti yang menggantikan Antonio Cassano pada babak kedua, nyaris membobol gawang Inggris. Sepakannya menyambut umpan Federico Balzaretti masih melayang tipis di atas mistar.
Nocerino bahkan sempat membobol gawang Hart. Namun, ia terlebih dulu terjebak offside. Kedudukan pun tetap, 0-0. Pertandingan pun harus diakhiri dengan adu tendangan penalti.
ADU TENDANGAN PENALTI
Balotelli: gol (1-0)
Gerrard: gol (1-1)
Montolivo: gagal (1-1)
Rooney: gol (1-2)
Pirlo: gol (2-2)
Young: gagal (2-2)
Nocerino: gol (3-2)
Cole: gagal (3-2)
Diamanti: gol (4-2)
Tendangan penalti Alessandro Diamanti dan tangkapan sempurna Gianluigi Buffon akhirnya meloloskan Italia ke semifinal Piala Eropa 2012 setelah mengalahkan Inggris 4-2.
ESPN menulis "Inggris memang buruk dalam adu penlati dan tim yang baguslah yang berhak menang. Italia memainkan sepakbola yang lebih baik, menciptakan peluang lebih banyak dan pantas berhadapan dengan Jerman di Semi Final Euro 2012"
SUSUNAN PEMAIN
INGGRIS (4-4-1-1): Hart: Johnson, Terry, Lescott, A. Cole; Gerrard, Parker (Henderson 94), Milner (Walcott 61), Young; Rooney, Welbeck (Carroll 60).
ITALIA (4-1-3-2): Buffon; Abate (Maggio 90), Barzagli, Bonucci, Balzaretti; Pirlo; Marchisio, Montolivo, De Rossi (Nocerino 80); Cassano (Diamanti 78), Balotelli.
Inggris termasuk salah satunya. Masuknya sejumlah pelatih asal italia di kompetisi Inggris mempengaruhi gaya permainan skuad The Three Lions di pentas internasional.
Meski sekarang sudah dilatih Roy Hodgson, yang asli Inggris, tapi gaya permainan mereka tetap bertahan. Hal itu terlihat jelas pada kiprah Inggris di Grup D, ketika mereka dengan perkasa keluar sebagai juara grup.
Dengan sama-sama mengandalkan strategi bertahan, banyak kalangan yang memang sudah memprediksi bahwa duel Inggris dan Italia akan diakhiri dengan adu penalti. Dan terbukti Skenario itu akhirnya menjadi kenyataan. Kedua tim harus melakoni adu penalti karena gagal mencetak gol lewat permainan terbuka.
Italia dan Inggris sendiri bermain terbuka sejak babak pertama. Italia mendapatkan peluang pertama lewat tembakan jarak jauh Daniele De Rossi. Sayangnya, bola tembakan De Rossi masih membentur tiang gawang.
Setelah itu, Mario Balotelli setidaknya tiga kali mendapatkan peluang mencetak gol. Inggris beruntung, karena upaya Balotelli bisa diredam sesama pemain Manchester City: Joe Hart dan Joleon Lescott.
Sedangkan Inggris sempat mengancam gawang Gianluigi Buffon pada 20 menit pertama. Namun, tak satu pun peluang itu berbuah gol. Peluang terbaik Inggris didapat melalui bek Glen Johnson, yang meskipun sudah berada di mulut gawang, tapi tembakannya bisa diblok Gianluigi Buffon.
Permainan terbuka kembali ditunjukkan kedua tim sejak awal babak kedua. Inggris mengawali inisiatif serangan, tapi justru Italia yang mendapatkan peluang emas. De Rossi gagal memaksimalkan peluang meski sudah berada tepat di depan gawang.
Setelah De Rossi giliran Balotelli dan Ricardo Montolivo yang menyia-nyiakan peluang. Tembakan Balotelli diblok Hart, bola kemudian disambar Montolivo dan melayang di atas mistar.
Wayne Rooney sempat memperoleh peluang pada menit-menit akhir babak kedua. Tendangan saltonya masih melayang di depan gawang.
Italia mengawali peluang pada masa extra time. Tembakan Antonio Nocerino yang baru masuk pada pertengahan babak kedua, masih membentur tiang gawang.
Pada akhir babak pertama masa extra time, Inggris sempat mengancam gawang Italia. Theo Walcott yang juga baru masuk pada babak kedua berhasil lolos ke kotak penalti Italia. Sayangnya, umpannya kepada Andy Carroll sudah lebih dulu meninggalkan lapangan.
Darah segar lainnya berbicara banyak pada masa extra time. Alessandro Diamanti yang menggantikan Antonio Cassano pada babak kedua, nyaris membobol gawang Inggris. Sepakannya menyambut umpan Federico Balzaretti masih melayang tipis di atas mistar.
Nocerino bahkan sempat membobol gawang Hart. Namun, ia terlebih dulu terjebak offside. Kedudukan pun tetap, 0-0. Pertandingan pun harus diakhiri dengan adu tendangan penalti.
ADU TENDANGAN PENALTI
Balotelli: gol (1-0)
Gerrard: gol (1-1)
Montolivo: gagal (1-1)
Rooney: gol (1-2)
Pirlo: gol (2-2)
Young: gagal (2-2)
Nocerino: gol (3-2)
Cole: gagal (3-2)
Diamanti: gol (4-2)
Tendangan penalti Alessandro Diamanti dan tangkapan sempurna Gianluigi Buffon akhirnya meloloskan Italia ke semifinal Piala Eropa 2012 setelah mengalahkan Inggris 4-2.
ESPN menulis "Inggris memang buruk dalam adu penlati dan tim yang baguslah yang berhak menang. Italia memainkan sepakbola yang lebih baik, menciptakan peluang lebih banyak dan pantas berhadapan dengan Jerman di Semi Final Euro 2012"
SUSUNAN PEMAIN
INGGRIS (4-4-1-1): Hart: Johnson, Terry, Lescott, A. Cole; Gerrard, Parker (Henderson 94), Milner (Walcott 61), Young; Rooney, Welbeck (Carroll 60).
ITALIA (4-1-3-2): Buffon; Abate (Maggio 90), Barzagli, Bonucci, Balzaretti; Pirlo; Marchisio, Montolivo, De Rossi (Nocerino 80); Cassano (Diamanti 78), Balotelli.
No comments:
Post a Comment