Kebingungan dan kegelisahan sempat dialami oleh Caroline Kinsey (42) selama berpuluh-puluh tahun. Betapa tidak, terlahir dalam kondisi memiliki kelamin ganda membuat perempuan asal Inggris ini mengalami banyak hal yang membuatnya tidak nyaman.
Caroline, yang sejak lahir memiliki organ seks ganda, sempat hidup selama 40 tahun dengan menyandang status sebagai seorang lelaki. Padahal, status sebagai lelaki membuat ia tak merasa bahagia. Ini terjadi akibat kedua orangtuanya tidak pernah berterus terang soal kelainan seksual tersebut hingga Caroline mengetahuinya pada usia remaja.
Pada saat balita, Caroline sempat menjalani operasi di bagian tertentu dan kemudian tumbuh berkembang menjadi seorang remaja laki-laki bernama Carl John Baker. Tetapi, karena sering diolok-olok teman sekolah karena penampilannya yang kemayu dan mirip perempuan, orangtua Caroline akhirnya membeberkan kondisi yang sebenarnya. Di usia 19 tahun, Caroline baru diberitahu kalau ia lahir dengan kondisi kelamin ganda.
Walau sudah mengetahui kelainan pada dirinya, Caroline sempat bertahan dengan status lelakinya. Ia pun sempat menikah dengan seorang perempuan tulen. Ia bekerja di sebuah restoran dan pub sebagai pembantu di bagian dapur. Sayangnya, pernikahannya dengan seorang perempuan tak bertahan lama. Ia pun merana karena kerap mengalami depresi.
Dua tahun lalu, Caroline akhirnya membulatkan tekadnya. Ia mulai membiasakan diri berbusana perempuan, dan memutuskan untuk menyandang status sebagai perempuan secara permanen.
Dalam pengakuannya, Caroline menyatakan bahwa orangtuanya sempat tutup mulut perihal kelamin ganda karena rekomendasi dari dokter. Selain itu, ayah dan ibunya juga tak tahu banyak mengenai kelainan tersebut.
"Dari kecil, saya selalu sadar kalau saya berbeda dan saya tak pernah menyerah untuk bertanya. Dokter menyarankan ibu agar membatalkan hak kelahiran saya yang pertama, yakni kesempatan jadi seorang perempuan, dan lebih memilih hak kedua, yakni menjadi lelaki. Dokter mengatakan, lebih mudah untuk menyembunyikan organ genital perempuan ketimbang lelaki. Orangtua saya juga diingatkan untuk menyimpan rahasia tentang saya selama mungkin," paparnya.
Caroline lahir di Rumah Sakit Bull Hill Darwen Lancashire pada 1968. Ia adalah anak dari pasangan Monica dan Rudolph Baker. Sesaat setelah lahir, kebahagiaan kedua orangtua Caroline terusik ketika perawat memberikan kabar bahwa sang bayi perempuan ini memiliki kelainan, yakni memiliki organ genital lelaki.
Interseks
Caroline, yang sejak lahir memiliki organ seks ganda, sempat hidup selama 40 tahun dengan menyandang status sebagai seorang lelaki. Padahal, status sebagai lelaki membuat ia tak merasa bahagia. Ini terjadi akibat kedua orangtuanya tidak pernah berterus terang soal kelainan seksual tersebut hingga Caroline mengetahuinya pada usia remaja.
Pada saat balita, Caroline sempat menjalani operasi di bagian tertentu dan kemudian tumbuh berkembang menjadi seorang remaja laki-laki bernama Carl John Baker. Tetapi, karena sering diolok-olok teman sekolah karena penampilannya yang kemayu dan mirip perempuan, orangtua Caroline akhirnya membeberkan kondisi yang sebenarnya. Di usia 19 tahun, Caroline baru diberitahu kalau ia lahir dengan kondisi kelamin ganda.
Walau sudah mengetahui kelainan pada dirinya, Caroline sempat bertahan dengan status lelakinya. Ia pun sempat menikah dengan seorang perempuan tulen. Ia bekerja di sebuah restoran dan pub sebagai pembantu di bagian dapur. Sayangnya, pernikahannya dengan seorang perempuan tak bertahan lama. Ia pun merana karena kerap mengalami depresi.
Dua tahun lalu, Caroline akhirnya membulatkan tekadnya. Ia mulai membiasakan diri berbusana perempuan, dan memutuskan untuk menyandang status sebagai perempuan secara permanen.
Dalam pengakuannya, Caroline menyatakan bahwa orangtuanya sempat tutup mulut perihal kelamin ganda karena rekomendasi dari dokter. Selain itu, ayah dan ibunya juga tak tahu banyak mengenai kelainan tersebut.
"Dari kecil, saya selalu sadar kalau saya berbeda dan saya tak pernah menyerah untuk bertanya. Dokter menyarankan ibu agar membatalkan hak kelahiran saya yang pertama, yakni kesempatan jadi seorang perempuan, dan lebih memilih hak kedua, yakni menjadi lelaki. Dokter mengatakan, lebih mudah untuk menyembunyikan organ genital perempuan ketimbang lelaki. Orangtua saya juga diingatkan untuk menyimpan rahasia tentang saya selama mungkin," paparnya.
Caroline lahir di Rumah Sakit Bull Hill Darwen Lancashire pada 1968. Ia adalah anak dari pasangan Monica dan Rudolph Baker. Sesaat setelah lahir, kebahagiaan kedua orangtua Caroline terusik ketika perawat memberikan kabar bahwa sang bayi perempuan ini memiliki kelainan, yakni memiliki organ genital lelaki.
Interseks
Dalam kacamata medis, apa yang dialami Caroline dapat disebut dengan interseks. Istilah interseks adalah sebutan lain dari 'hermafrodit'. Dalam ensiklopedia Medline Plus dijelaskan bahwa interseks adalah sekelompok kondisi atau keadaan yang menunjukkan perbedaan antara organ genital eksternal dan organ genital internal (testis dan ovarium). Kondisi ini bisa juga disebut sebagai gangguan perkembangan seks, DSDs, dan psedohermaphroditism.
Jenis kelainan interseks ini setidaknya ada beberapa macam. Tetapi, jenis kelainan yang merujuk pada kasus Caroline tampaknya adalah "sindrom 46, XX intersex'. Sindrom ini terjadi pada seseorang yang memiliki dua kromosom X, di mana salah satunya mengandung unsur material genetik kromosom Y yang signifikan.
Mereka yang mengalami sindrom ini akan tampak seperti seorang lelaki, tetapi faktanya secara genetik mereka adalah perempuan. Mereka ini memiliki kromosom perempuan serta ovarium, tapi alat kelamin eksternal yang muncul adalah laki-laki. Organ genital laki-laki pada penderita kelainan ini sering kali tidak berkembang secara normal. Penderita sindrom ini juga payudaranya tumbuh seperti wanita dan memiliki suara yang tinggi seperti perempuan.
Beberapa jenis interseks lainnya yang dikenal adalah 46 XY Intersex, True Gonadal Intersex, Complex atau Undetermined Intersex.
Berjuang jadi perempuan
Diakui Caroline, keputusan untuk menyandang status sebagai perempuan bukanlah hal yang mudah baginya. Maklum, ia sudah selama 40 tahun membiasakan diri sebagai lelaki.
"Saya tumbuh sebagai anak lelaki, di mana saya tidak seharusnya demikian karena ada rahasia yang tak saya ketahui. Saya merasa tidak nyaman dalam busana laki-laki. Oleh sebab itu, setelah 41 tahun saya memutuskan untuk menerima tantangan berbusana perempuan. Baju pertama yang saya pakai berwarna pink saat saya pergi melamar kerja. Orang mulai melirik dan mengatakan, 'Sungguh Anda idiot'. Tetapi, sejak saat itu saya mulai mengenakan baju perempuan karena saya sadar saya seorang perempuan. Saya merasa lebih bahagia sekarang. Saya lebih sehat dan tak ingin lagi melihat ke belakang dan mengingatnya," tuturnya.
Caroline juga berencana menjalani pembedahan untuk menghilangkan organ genital laki-laki yang masih menempel pada tubuhnya. Dengan begitu, ia dapat secara resmi menyandang status sebagai perempuan tulen.
Jenis kelainan interseks ini setidaknya ada beberapa macam. Tetapi, jenis kelainan yang merujuk pada kasus Caroline tampaknya adalah "sindrom 46, XX intersex'. Sindrom ini terjadi pada seseorang yang memiliki dua kromosom X, di mana salah satunya mengandung unsur material genetik kromosom Y yang signifikan.
Mereka yang mengalami sindrom ini akan tampak seperti seorang lelaki, tetapi faktanya secara genetik mereka adalah perempuan. Mereka ini memiliki kromosom perempuan serta ovarium, tapi alat kelamin eksternal yang muncul adalah laki-laki. Organ genital laki-laki pada penderita kelainan ini sering kali tidak berkembang secara normal. Penderita sindrom ini juga payudaranya tumbuh seperti wanita dan memiliki suara yang tinggi seperti perempuan.
Beberapa jenis interseks lainnya yang dikenal adalah 46 XY Intersex, True Gonadal Intersex, Complex atau Undetermined Intersex.
Berjuang jadi perempuan
Diakui Caroline, keputusan untuk menyandang status sebagai perempuan bukanlah hal yang mudah baginya. Maklum, ia sudah selama 40 tahun membiasakan diri sebagai lelaki.
"Saya tumbuh sebagai anak lelaki, di mana saya tidak seharusnya demikian karena ada rahasia yang tak saya ketahui. Saya merasa tidak nyaman dalam busana laki-laki. Oleh sebab itu, setelah 41 tahun saya memutuskan untuk menerima tantangan berbusana perempuan. Baju pertama yang saya pakai berwarna pink saat saya pergi melamar kerja. Orang mulai melirik dan mengatakan, 'Sungguh Anda idiot'. Tetapi, sejak saat itu saya mulai mengenakan baju perempuan karena saya sadar saya seorang perempuan. Saya merasa lebih bahagia sekarang. Saya lebih sehat dan tak ingin lagi melihat ke belakang dan mengingatnya," tuturnya.
Caroline juga berencana menjalani pembedahan untuk menghilangkan organ genital laki-laki yang masih menempel pada tubuhnya. Dengan begitu, ia dapat secara resmi menyandang status sebagai perempuan tulen.
sumber fashingnet.com-
No comments:
Post a Comment