Fausto Gresini yang merupakan bos tim yang selalu memberikan dukungan penuh kepada Simoncelli dalam menghabiskan dua musim pertamanya ini tentunya sangat terpukul dengan kematian pembalapnya dalam kecelakaan tragis minggu lalu di Sepang. Terlihat di matanya bahwa manajer tim ini menahan beban kesedihan yang luar biasa hebatnya. Berikut adalah komentar Gresini atas kehilangan pembalap andalan tim Gresini tersebut.
"Hari berikutnya terasa jauh lebih menyedihkan. Kecelakaan itu terjadi sangat cepat dan aku sangat shock. Aku tahu bahwa olahraga ini berbahaya dan elemen tersebut adalah bagian dari itu, tapi kamu selalu berharap agar tidak ada hal buruk yang terjadi. Namun ketika terjadi dan kamu berada di dalamnya, maka semua akan berubah. Sulit untuk diterima. Insiden ini disebabkan oleh beberapa keadaan negatif, yaitu motor mengarah ke dalam tikungan, bukannya ke arah luar dan tertabrak di trek terlebar dalam kalender MotoGP."
"Aku punya banyak kenangan di benakku sejak dua tahun bersama Simoncelli. Marco adalah pribadi yang spontan, orang yang selalu melakukan hal apapun yang terlintas di kepalanya. Dia berhati emas dan selalu ceria. Aku tidak pernah melihatnya bersusah hati. Dia selalu sopan dan baik serta orang yang mencintai tantangan. Kami sebagai timnya ada di sini untuk membantunya dalam merealisasikan impiannya dan memberikan dukungan terhadap keinginannya."
"Dia adalah orang yang spesial yang datang dari keluarga yang spesial. Di memiliki hubungan yang baik dengan ayahnya, Paolo, mereka hampir seperti kakak beradik, saling berbagi setiap momen dalam hidup mereka."
Kejadian yang memilukan ini bukanlah yang pertama kali terjadi bagi kubu Gresini, karena pada tahun 2003 silam mereka pernah mengalami hal yang sama, yaitu kehilangan Daijiro Kato dalam kecelakaan tragis di Suzuka, Jepang. Kedua mantan pembalap Gresini ini ternyata telah ditakdirkan untuk meregang nyawa di benua Asia dalam kecelakaan tragis.
"Saat itu kami memutuskan untuk terus membalap karena kami ingin menjaga dan mengangkat spirit Daijiro dan rasanya ajaib ketika Gibernau memenangkan balapan berikutnya, di Afrika Selatan. Seolah-olah Kato ada di sana dan berkendara bersama Sete."
"Hari berikutnya terasa jauh lebih menyedihkan. Kecelakaan itu terjadi sangat cepat dan aku sangat shock. Aku tahu bahwa olahraga ini berbahaya dan elemen tersebut adalah bagian dari itu, tapi kamu selalu berharap agar tidak ada hal buruk yang terjadi. Namun ketika terjadi dan kamu berada di dalamnya, maka semua akan berubah. Sulit untuk diterima. Insiden ini disebabkan oleh beberapa keadaan negatif, yaitu motor mengarah ke dalam tikungan, bukannya ke arah luar dan tertabrak di trek terlebar dalam kalender MotoGP."
"Aku punya banyak kenangan di benakku sejak dua tahun bersama Simoncelli. Marco adalah pribadi yang spontan, orang yang selalu melakukan hal apapun yang terlintas di kepalanya. Dia berhati emas dan selalu ceria. Aku tidak pernah melihatnya bersusah hati. Dia selalu sopan dan baik serta orang yang mencintai tantangan. Kami sebagai timnya ada di sini untuk membantunya dalam merealisasikan impiannya dan memberikan dukungan terhadap keinginannya."
"Dia adalah orang yang spesial yang datang dari keluarga yang spesial. Di memiliki hubungan yang baik dengan ayahnya, Paolo, mereka hampir seperti kakak beradik, saling berbagi setiap momen dalam hidup mereka."
Kejadian yang memilukan ini bukanlah yang pertama kali terjadi bagi kubu Gresini, karena pada tahun 2003 silam mereka pernah mengalami hal yang sama, yaitu kehilangan Daijiro Kato dalam kecelakaan tragis di Suzuka, Jepang. Kedua mantan pembalap Gresini ini ternyata telah ditakdirkan untuk meregang nyawa di benua Asia dalam kecelakaan tragis.
"Saat itu kami memutuskan untuk terus membalap karena kami ingin menjaga dan mengangkat spirit Daijiro dan rasanya ajaib ketika Gibernau memenangkan balapan berikutnya, di Afrika Selatan. Seolah-olah Kato ada di sana dan berkendara bersama Sete."
No comments:
Post a Comment