Pantun dan syair tersebut disampaikan Hatta dalam pidato sambutan tuan rumah saat dimulainya acara lamaran Edhie 'Ibas' Baskoro Yudhoyono dengan Situ Ruby Aliya,
Seperti dilansir Inilah, berikut ini salinan syair dan pantun Hatta:
“Keluarga besar Bapak Susilo Bambang Yudhoyono yang kami muliakan, sebagai manusia biasa tentu banyak kealpaan pada penerimaan kami,
Entah kami salah menjemput
Entah kami salah menyambut
Entah kami salah menyebut
Entah kami tersalah letak
Entah kami tersalah tegak
Entah kami tersalah tempat
Entah kami tersalah sapa
Itu semua bukanlah kami sengaja,bak kata orang tua-tua:
Tak ada tebu yang tak beruas
Tak ada laut yang tak berombak
Tak ada sungai yang tak beriak
Tidak ada gading yang tak retak
Tak ada manusia yang tak khilaf
Untuk itu mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya.
Di kuala daik airnya tenang
Di sana biduk banyak berhenti
Mana yang baik bawalah pulang
Mana yang buruk kita sudahi."
Seperti dilansir Inilah, berikut ini salinan syair dan pantun Hatta:
“Keluarga besar Bapak Susilo Bambang Yudhoyono yang kami muliakan, sebagai manusia biasa tentu banyak kealpaan pada penerimaan kami,
Entah kami salah menjemput
Entah kami salah menyambut
Entah kami salah menyebut
Entah kami tersalah letak
Entah kami tersalah tegak
Entah kami tersalah tempat
Entah kami tersalah sapa
Itu semua bukanlah kami sengaja,bak kata orang tua-tua:
Tak ada tebu yang tak beruas
Tak ada laut yang tak berombak
Tak ada sungai yang tak beriak
Tidak ada gading yang tak retak
Tak ada manusia yang tak khilaf
Untuk itu mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya.
Di kuala daik airnya tenang
Di sana biduk banyak berhenti
Mana yang baik bawalah pulang
Mana yang buruk kita sudahi."
No comments:
Post a Comment