Wenger ikut aktif mengkampanyekan Inggris sebagai kandidat tuan rumah Piala Dunia 2018. Namun begitu FIFA mengumumkan bahwa pemenang bidding adalah Rusia, ia langsung mematikan televisi yang sedang ditontonnya tanpa menunggu pengumuman bidding tuan rumah Piala Dunia 2022, yang dimenangkan Qatar.
"Saya sangat sedih. Saya tak percaya bahwa FIFA benar-benar menyadari betapa berartinya orang-orang di sini," ujar Wenger kepada Telegraph.
"Tim kampanye telah melakukan pekerjaan yang luar biasa. Saya tak bisa bicara lagi karena saya tak mengerti," lanjut Wenger.
Wenger mengkritik cara yang dipakai FIFA untuk menentukan pemenang bidding. Menurutnya, cara tersebut sudah kuno dan tak cocok lagi untuk dipakai di masa kini.
"Menurut saya, cara untuk memutuskan (pemenang), dalam keadilan, seperti berasal dari zaman pertengahan. Itu terlihat tidak tepat dalam kehidupan modern, di mana orang harus pergi, melobi, kemudian bilang 'percayalah kepada kami'. Terus terang, sepertinya kamu harus merayu mereka dulu untuk mendapatkan Piala Dunia," cetus pria 61 tahun ini.
"Saya pikir itu tidak benar. Anda ingin memiliki lebih banyak kriteria teknis daripada (kriteria) manusia. Sulit menjelaskan kepada khalayak bahwa tawaran teknis dari Inggris yang sempurna hanya menghasilkan dua suara. Itu tak masuk akal," sambungnya.
Ke depannya, Wenger ingin sistem bidding FIFA dibenahi sehingga masing-masing
negara dinilai berdasarkan sejumlah kriteria yang telah ditentukan.
"Anda bisa bayangkan bahwa Anda memiliki 100 kriteria dengan bobot yang berbeda dan Anda memasukkannya ke komputer dan kemudian yang terbaik keluar. Fakta bahwa negara itu belum pernah jadi tuan rumah Piala Dunia bisa saja jadi salah satu kriteria. Tapi itu tidak bisa jadi satu-satunya pertimbangan," tegasnya.
"Rusia tentu saja merupakan kandidat yang hebat dan selamat untuk mereka. Tapi kita tak tahu mengapa Inggris gagal dan pada kriteria apa. Dalam dunia modern, Anda harus bekerja keras untuk menghilangkan semua kecurigaan. Apakah kecurigaan itu benar atau salah? Saya tak tahu, tapi Anda tak ingin satu suara jadi bahan kecurigaan," pungkas Wenger.
(via detiksport)
Foto : Arsene Wenger berdiri di tengah gerimis salju saat Arsenal menghadapi Wigan dalam perempat final Piala Carling, Selasa (30/11/2010) waktu setempat. (Ian Kington)
No comments:
Post a Comment